2. Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur 3. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang ditentukan.
4. Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejala- gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke UPK
2.4. Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TB tidak hanya menyerang
paru, tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya. Tuberkulosis bukanlah penyakit keturunan tetapi dapat ditularkan dari seseorang ke orang lain. Basil
penyebab tuberkulosis ini ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman yang bernama Robert Koch pada tahun 1882. Basil tuberkulosis akan tumbuh secara optimal pada
suhu sekitar 37 ˚C, yang memang kebetulan sesuai dengan tubuh manusia Aditama ,
1994.
2.4.1. Cara Penularan
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak
droplet nuclei. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak berada dalam
waktu yang lama. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Daya penularan seorang penderita ditentukan oleh banyaknya
kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil 16
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut Depkes RI, 2007.
2.4.2. Risiko Penularan
Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan dahak. Penderita TB paru dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan
lebih besar dari penderita TB paru dengan BTA negatif. Risiko penularan setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection ARTI yaitu
proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3. Pada daerah dengan ARTI sebesar 1, berarti 10 sepuluh
orang di antara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi penderita TB paru, hanya sekitar 10 yang
terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Faktor yang memengaruhi kemungkinan seseorang menjadi penderita TB
Paru adalah daya tahan tubuh yang rendah, di antaranya infeksi HIVAIDS dan malnutrisi gizi buruk. HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang
terinfeksi TB menjadi sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler cellular immunity, sehingga jika terjadi infeksi penyerta
oportunistic, seperti tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV
17
Universitas Sumatera Utara
meningkat, maka jumlah penderita TB paru akan meningkat, dengan demikian penularan TB Paru di masyarakat akan meningkat pula Depkes RI, 2007.
2.4.3. Gejala Klinis TB Paru