2.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dominan dalam Penerapan Sanksi Pemidanaan Perundang-undangan Terhadap Penyelesaian
Konflik Pertanahan
A. Faktor Substansi Hukum
Substansi ketentuan sanksi dalam suatu perundang-undangan merupakan bagian yang sangat esensial dari komponen substansi hukum, didalam bekerjanya
hukum sebagai suatu proses mencakup apa saja yang merupakan keluaran dari suatu sistem hukum, termasuk norma-norma hukum baik yang berupa peraturan-peraturan,
keputusan-keputusan, dan doktrin sejauh digunakan dalam proses yang bersangkutan.
50
Pentingnya faktor substansi hukum, sebagai salah satu indikator dalam hal penegakan hukum yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan
penerapan sanksi, oleh karena salah satu indikator penting dalam penegakan hukum itu sendiri adalah kemampuan aparat dalam mengaplikasikan undang-undang dengan
melalui penerapan sanksi hukum yang ada di dalam undang-undang tersebut.
51
Masalah pokok pada penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut meliputi : hukumnya
sendiri, penegak hukum, sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan, dan
sistem pengetahuan dan gagasan yang berfungsi sebagai blue print bagi sikap dan prilaku. Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya karena merupakan
esensi dari penegakan hukum.
52
50
Achmad Ali, Op.cit. Halaman 113
51
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta : Raja Grafindo, 1983, halaman 5
52
Ibid
Universitas Sumatera Utara
B. Faktor Aparat Pelaksana
Petugas penegak hukum aparat pelaksana mencakup ruang lingkup yang sangat luas, oleh karena menyangkut petugas-petugas pada strata atas, menengah, dan
bawah. Dalam menjalankan tugas, maka petugas seyogianya harus memiliki suatu pedoman peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-tugas
tersebut.
53
Berdasarkan hasil penelitian ini, aparat pelaksana merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dominan terhadap penerapan sanksi pemidanaan dalam konflik
pertanahan, khususnya yang terkait dengan kemampuan profesional dan sikap mental aparat pelaksana yang tidak memadai.
Petugas penegak hukum yang profesional di bidang hukum pada hakikatnya harus melakukan kewajiban berdasarkan kemampuan, ketrampilan dan pengalaman
yang dicapai melalui pendidikan tinggi, artinya seorang profesi hukum harus bekerja berdasarkan “Ilmu Pengetahuan Hukum” yang berkembang sesuai dengan zamannya.
Konsekuensi kewajiban profesi yang demikian itu, jika seorang penegak hukum profesi hukum tidak bekerja menurut ilmu pengatahuan hukum ia akan melakukan
kelalaiankesalahan profesi
yang digolongkan
“malpraktek” penegakan
hukumperadilan.
54
Seorang penegak hukum sebagaimana halnya dengan warga masyarakat lainnya, lazimnya memiliki kedudukan dan peranan sekaligus. Dengan demikian,
tidaklah mustahil bahwa antara pelbagai kedudukan dan peranan timbul konflik. Masalah peranan dianggap penting dalam pembahasan mengenai penegakan
hukum yang sebenarnya lebih banyak tertuju pada diskersi, yaitu menyangkut
53
Soerjono Soekanto, Kegunaan Sosiologi bagi Kalangan Hukum, Bandung : Alumni, 1986 Halaman 55
54
Poernomo, Pola Dasar Teori, Asas Umum Hukum Acara Pidana dan Penegakan Hukum Pidana
, Yogyakarta : Liberty, 1993, Halaman 287
Universitas Sumatera Utara
pengambilan keputusan yang tidak sangat terikat oleh hukum. Di dalam penegakkan hukum diskersi sangat penting, oleh karena :
a. tidak ada perundang-undangan yang sedemikian lengkapnya sehingga
dapat mengatur semua prilaku manusia b.
adanya kelambatan-kelambatan untuk menyesuaikan perundang-undangan dengan perkembangan-perkembangan dalam masyarakat, sehingga
menimbulkan ketidakpastian. c.
Kurangnya biaya untuk menerapkan perundang-undangan sebagaimana dikehendaki oleh pembentuk undang-undang.
55
C. Faktor Budaya Hukum Masyarakat