Kerangka Teori Perlindungan Hukum Terhadap Hak Atas Tanah Masyarakat Adat Di Atas Tanah Register 40 Pasca Putusan Pidana No.2642 K/PID/2006 AN.Terpidana D.L Sitorus

Meskipun ada peneliti-peneliti pendahulu yang pernah melakukan penelitian mengenai masalah sengketa pertanahan namun secara substansi pokok permasalahan yang dibahas berbeda dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang berkaitan dengan sengketa pertanahan yang pernah dilakukan adalah : 1. Tipologi Sengketa Pertanahan di Pengadilan Negeri Medan. Oleh : Nuriati 017011010 MKn-USU Medan. 2. Hambatan Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tentang Sengketa Pertanahan, oleh Hartanta Sembiring 027011071 MKn-USU Medan 3. Analisis Yuridis Penyelesaian Sengketa Atas Timbulnya Sertifikat Tumpang Tindih over lapping Untuk Satu Bidang Tanah studi kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Asahan oleh : M. Syahrizal 057011052 MKn-USU Medan. 4. Penyelesaian Ganti Rugi Tanah Untuk Pembangunan Bandar Udara Silangit Siborong-Borong Kabupaten Tapanuli Utara oleh Bangun P. Nababan 077011007 5. Penyelesaian Sengketa Pertanahan Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang oleh : Manahan Harahap 087011074 Mkn-USU Medan.

F. Kerangka Teori Dan Konsepsional

1. Kerangka Teori

Teori adalah untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu terjadi dan sesuatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta- fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya. Menetapkan landasan teori pada waktu diadakan penelitian ini tidak salah arah. Sebelumnya diambil rumusan landasan teori seperti yang dikemukakan M.Solly Lubis yang menyebutkan bahwa landasan Universitas Sumatera Utara teori adalah suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis yang mungkin disetujui ataupun tidak disetujui yang membuat kerangka berpikir dalam penulisan. 17 Kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi bahan perbandingan atau pegangan teoritis dalam penelitian dan suatu kerangka teori bertujuan untuk menyajikan cara-cara untuk bagaimana pengorganisasian dan mengintrepretasikan hasil-hasil penelitian dan menghubungkannya dengan hasil-hasil terdahulu. Fungsi teori dalam penelitian tesis ini adalah untuk memberikan arahan atau petunjuk dan perkiraan serta menjelaskan gejala yang diamati. Karena penelitian ini merupakan penelitian hukum yang diarahkan secara khas ilmu hukum, maksudnya adalah penelitian ini berusaha untuk memahami jalan penyelesaian sengketa tanah yang diatur dalam undang-undang. 18 “Teori yang dipakai adalah perubahan masyarakat harus diikuti oleh perubahan hukum”. 19 Menurut Roscoe Pound dalam Sociological Jurisprudence sebagaimana dikutip oleh Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, mengemukakan bahwa : Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Jadi mencerminkan nilai-nilai yang hidup di masyarakat. Hukum merupakan a tool of social engineering atau hukum sebagai alat pembaharuan dalam masyarakat. Hukum yang digunakan sebagai alat pembaharuan itu dapat berupa undang-undang atau yurisprudensi atau kombinasi keduanya. Jadi hukum merupakan pengalaman yang diatur dan dikembangkan oleh akal, yang diumumkan dengan wibawa oleh badan-badan yang membuat undang-undang atau mensahkan undang- undang dalam masyarakat yang berorganisasi politik dan dibantu oleh kekuasaan. 20 17 JJJ.U Wuisman dengan Penyunting M.Hisman, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Jilid 1 Bandung : Mahar Madju 1994, Halaman 80 18 M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian Bandung : Mahar Madju 1994, Halaman 80 19 Made Wiratha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis, Edisi 1, Andi, Yogyakarta, 2006, Halaman 6. 20 H.Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2004, Halaman 66-67. Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini dapat pula diartikan, bahwa didalam doktrin negara hukum dalam kehidupan negara perilaku setiap orang harus mempunyai dasar pembenaran hukum. Negara hukum berarti negara yang mengakui supremasi hukum. Baik pemerintah dan rakyat wajib taat kepada hukum dan bertingkah laku sesuai dengan ketentuan hukum. Semua pejabat negara dan pemerintah, dari kepala negara, para menteri, anggota MPR dan DPR, hakim dan jaksa sampai pegawai negeri rendah, didalam menjalankan tugasnya masing-masing harus taat kepada hukum. Mereka wajib menjunjung tinggi hukum, mengambil keputusan sesuai dengan hukum. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hal tersebut adalah semata-mata demi tegaknya hukum dan keadilan. 21 Sehingga dalam negara hukum, kedudukan warganegara demikian juga pejabat pemerintah adalah sama, dan tak ada bedanya dimuka hukum. Keduanya tidak boleh melanggar hukum tetapi harus sama-sama melaksanakannya. Apabila tidak ada persamaan dimuka hukum, maka orang yang mempunyai kekuasaan akan kebal hukum. Hal mana pada umumnya akan menindas yang lemah”. 22 Berdasarkan penjelasan di atas dapat dimengerti bahwa negara hukum juga berarti negara yang berlandaskan hukum dan menjamin keadilan bagi warganya, dimana segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara atau penguasa, semata-mata berdasarkan hukum atau diatur oleh hukum. Hal demikian mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup warganya. Negara menjamin agar setiap orang dapat memiliki dan menikmati hak-haknya dengan aman dan semua orang berhak mendapatkan jaminan hukum sebagai hak asasinya. Dalam rangka itu negara dan kehidupannya harus didasarkan atas hukum dan menurut hukum seperti yang dituangkan dalam konstitusi, undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. 21 Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum, Paradigma, Metode dan Dinamika Masalahnya, Jakarta : Elsam dan Huma, 2000, Halaman 472 22 Abuh Daud Busroh dan Abu Bakar Busroh , Asas-Asas Hukum Tata Negara , Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983, Halaman 113. Universitas Sumatera Utara Akhir-akhir ini kasus pertanahan muncul kepermukaan dan merupakan bahan pemberitaan di media massa. Secara makro penyebab munculnya kasus-kasus pertanahan tersebut adalah sangat bervariasi yang antara lain : 1. Harga tanah yang terus meningkat dengan cepat. 2. Kondisi masyarakat yang semakin sadar dan peduli akan kepentingan haknya. 3. Iklim keterbukaan pada saat ini Menurut Rusmadi Murad memberikan pengertian terhadap sengketa tanah yaitu : Timbulnya sengketa hukum yang bermula dari pengaduan sesuatu pihak orangbadan hukum yang berisi keberatan-keberatan dan tuntutan hak atas tanah, baik terhadap status tanah, prioritas, maupun kepemilikannya dengan harapan dapat memperoleh penyelesaian secara administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Dengan menilai secara khusus kedudukan tanah dan hak seseorang yang terkait pada tanah haknya, bagaimana kuat hubungan hukum antara keduanya serta pengaruh hubungan kosmis-magis-religius menurut hukum adat bangsa kita Dapat diketahui bahwa pada dasarnya hak milik atas tanah hanya dapat dimiliki oleh Warga Negara Indonesia, dan tidak dapat dimiliki oleh warga negara asing dan badan hukum asing, baik yang didirikan di Indonesia maupun yang didirikan di luar negeri dengan pengecualian badan-badan hukum tertentu yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 yang terdiri dari : 23 a. Bank-bank yang didirikan oleh negara selanjutnya disebut Bank Negara b. Perkumpulan-perkumpulan koperasi pertanian yang didirikan berdasarkan atas Undang-undang No.79 Tahun 1985 Lembaran Negara Tahun 1985 No.139 c. Badan-badan keagamaan yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian Agraria setelah mendengar Menteri Agama. d. Badan-badan sosial yang di tunjuk oleh Menteri Pertanian Agraria setelah mendengar Menteri Sosial. 23 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Hak-Hak Atas Tanah, Jakarta : Kencana Prenada Group, 2004, Halaman 31-32 Universitas Sumatera Utara Tidak ada pihak lain yang dapat menjadi pemegang hak milik atas tanah di Indonesia, dengan ketentuan yang demikian berarti setiap orang tidak dapat dengan begitu saja melakukan pengalihan hak milik atas tanah. Ini berarti undang-undang pokok agraria memberikan pembatasan peralihan hak milik atas tanah. Agar hak milik atas tanah dapat dialihkan, maka pihak terhadap siapa hak milik atas tanah tersebut hendak dialihkan haruslah merupakan orang perorangan Warga Negara Indonesia, atau badan-badan hukum tertentu yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tersebut. 24 Dapat dikatakan bahwa pendaftaran hak milik atas tanah merupakan suatu yang mutlak dilakukan bahkan terhadap setiap bentuk peralihan, hapusnya maupun pembebanan terhadap hak milik juga wajib didaftarkan. Sehubungan dengan pendaftaran tanah ini perlu diketahui bahwa sebelum berlakunya undang-undang pokok agraria, sistem pendaftaran tanah yang diberlakukan adalah registration of deed . Dengan pendaftaran tanah registration of deed dimaksudkan bahwa yang didaftarkan adalah akta yang membuat perbuatan hukum yang melahirkan hak atas tanah hak kebendaan atas tanah, termasuk didalamnya hak milik sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pada dasarnya setiap orang maupun badan hukum membutuhkan tanah, karena tidak ada aktivitas orang ataupun badan hukum apalagi yang disebut kegiatan pembangunan perkebunan yang tidak membutuhkan tanah. Pihak swasta yang melaksanakan upaya pengembangan dan peningkatan usahanya yang membutuhkan tanah dan belum lagi banyaknya anggota masyarakat yang melakukan pendudukan okupasi ilegal dan menguasai tanah tanpa alas hak yang sah bahkan dengan cara- 24 Ibid Universitas Sumatera Utara cara yang terencana dan sengaja melakukan kekerasan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, semakin cepat roda pembangunan berputar maka semakin luaslah tanah yang dibutuhkan. Dimana wilayah yang padat penduduknya, secara logis disitu pulalah kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang lebih luas dilaksanakan. Dengan demikian pengambilan tanah-tanah yang lebih luaspun yang sudah dimiliki dikuasai oleh masyaraakat tidak terelakkan akan menjadi korban. Hak seseorang atas tanah semestinya harus dihormati, dalam pengertian tidak boleh orang lain melakukan tindakan yang melawan hukum untuk memiliki menguasai tanah tersebut. Seyogianya jika ada hak seseorang atas tanah harus didukung oleh bukti hak dapat berupa sertifikat, bukti hak tertulis non sertifikat dan atau pengakuan keterangan yang dapat dipercaya kebenarannya. Jika penguasaan atas tanah dimaksud hanya didasarkan atas kekuasaan, arogansi atau kenekatan semata, pada hakekatnya penguasaan tersebut sudah melawan hukum. Tegasnya berdasarkan hukum tidak dapat disebut bahwa yang bersangkutan mempunyai hak atas tanah atau dengan kata lain penguasaan yang demikian tidak boleh ditolerir dan semestinya yang berwenang dengan segala wewenang yang ada padanya harus segera mengurusnya dari tanah tersebut. Karena jika berlarut-larut masalahnya semakin rumit untuk diselesaikan dan pengaruhnya sangat meluas dan berdampak tidak baik dimasa mendatang. Masalah ini semakin meningkat akhir-akhir ini karena jumlah penduduk Indonesia sebagai petani yang membutuhkan tanah untuk diolah warga masyarakat. Pada asasnya jika diperlukan tanah atau benda-benda lainnya kepunyaan orang lain negara hak menguasai negara untuk sesuatu keperluan haruslah terlebih dahulu Universitas Sumatera Utara diusahakan agar tanah itu dapat diperoleh dengan persetujuan pemiliknya, misalnya jual-beli dan tukar-menukar. Bahwa dalam teori ilmu hukum pertanahan , tanah yang sudah digarap sudah pula menimbulkan hubungan kepemilikan. Di dalam teori kepemilikan tentang tanah mengenal teori pemilikan de facto dan de jure, bahwa ketika seseorang menjadi warganegara, secara de facto orang tersebut adalah pemilik tanah dan kalau tanah yang dimilikinya dikuasai secara nyata dan didaftarkan, ia menjadi pemilik de jure. 25 Pada dasarnya kasus pertanahan merupakan benturan kepentingan conflict of interest di bidang pertanahan antara siapa dengan siapa, sebagai contoh antara individu dengan individu; individu dengan badan hukum; badan hukum dengan badan hukum dan lain sebagainya. Untuk menjamin kepastian hukum yang diamanatkan Undang-undang Pokok Agraria maka dapat diberikan penyelesaian kepada yang berkepentingan yaitu melalui Badan Pertanahan Nasional dan Badan Peradilan. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. Solusi Melalui BPN

Kasus pertanahan sering terjadi karena adanya klaim pengaduan keberatan dari individumasyarakat atau badan hukum yang mengajukan keberatan dan tuntutan terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara di bidang pertanahan yang ditetapkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan Badan Pertanahan Nasional, dimana dalam keputusan tersebut merugikan para pihak atas suatu bidang tanah tersebut. 26 Dengan adanya tuntutan hak gugatan dari salah satu pihak, para pihak ingin mendapat penyelesaian secara administrasi dengan melakukan koreksi terhadap pejabat yang berwenang dalam hal ini Kepala BPN. 25 Op.cit OC Kaligis Halaman 80 26 www,http. Penyelesaian Sengketa Pertanahan di Indonesia.com, diakses tanggal 10 Juli 2010 Universitas Sumatera Utara Kasus pertanahan ini timbul meliputi beberapa macam antara lain : mengenai status tanah, kepemilikan, bukti-bukti perolehan yang menjadi dasar pemberian hak, dan lain-lain. Setelah mendapat laporan pengaduan dari masyarakat maka pejabat yang berwenang meneliti dan mengumpulkan data terhadap berkas yang diterima. Dari hasil penelitian ini apakah dapat diproses lebih lanjut atau tidak. Apabila data yang disampaikan kurang lengkap maka BPN akan meminta keterangan disertai dengan data dan saran kepada Kepala Kantor Wilayah Pertanahan Kabupaten Kota setempat letak tanah yang disengketakan. Jika kelengkapan data telah terpenuhi, maka selanjutnya diadakan pengkajian kembali terhadap masalah yang meliputi prosedur, kewenangan dan penerapan hukumnya. Untuk menjaga kepentingan masyarakat yang berhak atas sebidang tanah yang menjadi objek sengketa, maka Kepala Kantor Pertanahan setempat memiliki kewenangan untuk melakukan pemblokiran atas tanah tersebut. Kebijakan ini dituangkan dalam Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional tanggal 14-1-1992 N0.110-150 perihal Pencabutan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.16 Tahun 1984. Inti dari Surat Edaran tersebut bahwa apabila Kepala Kantor Pertanahan setempat hendak melakukan tindakan status quo terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara di bidang Pertanahan Sertifikat Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah, harusnya bertindak hati-hati dan memperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang baik antara lain : asas kecermatan dan ketelitian, asas keterbukaan fair play, asas persamaan di dalam melayani kepentingan masyarakat dan memperhatikan pihak- pihak yang bersengketa. Universitas Sumatera Utara Terhadap kasus pertanahan yang disampaikan ke Badan Pertanahan Nasional untuk dimintakan penyelesaiannya, dapat dipertemukan pihak-pihak yang bersengketa dengan cara musyawarah dan peranan BPN disini sebagai mediator. Bilamana penyelesaian musyawarah mencapai kata mufakat, maka harus disertai dengan bukti tertulis, yaitu surat pemberitahuan untuk para pihak, berita acara rapat dan selanjutnya sebagai bukti adanya perdamaian yang dituangkan dalam akta yang di buat di hadapan notaris sehingga memiliki kekuatan pembuktian yang kuat.

B. Melalui Badan Peradilan

Apabila penyelesaian melalui musyawarah di antara para pihak yang bersengketa tidak tercapai, demikian juga penyelesaian secara sepihak dari Kepala Badan Pertanahan Nasional tidak dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersengketa, maka penyelesaiannya harus melalui pengadilan Setelah melalui penelitian ternyata Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Pejabat Badan Pertanahan Nasional sudah benar menurut hukum dan sesuai dengan prosedur yang berlaku, maka Kepala Badan Pertanahan Nasional dapat juga mengeluarkan suatu keputusan yang berisi menolak tuntutan pihak ketiga yang berkeberatan atas Keputusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkan oleh Pejabat Badan Pertanahan Nasional tersebut. Sebagai konsekuensi dari penolakan tersebut berarti Keputusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkan tersebut tetap benar dan sah walaupun ada pihak lain yang mengajukan ke pengadilan setempat. Sebelum ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, dilarang bagi Pejabat Tata Usaha Negara yang terkait mengadakan mutasi atas tanah yang bersangkutan status quo. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya masalah di kemudian hari yang menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak yang berperkara maupun Universitas Sumatera Utara pihak ketiga, maka kepada Pejabat Tata Usaha Negara harus menerapkan asas-asas umum pemerintahan yang baik untuk melindungi semua pihak yang berkepentingan sambil menunggu adanya putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap in kracht van gewijsde . Setelah ada putusan hakim yang berkuatan hukum tetap, maka Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi yang bersangkutan mengusulkan permohonan pembatalan suatu Keputusan Tata Usaha Negara di bidang pertanahan yang telah diputuskan. Permohonan tersebut harus dilengkapi dengan laporan mengenai semua data yang menyangkut subjek dan beban yang ada diatas tanah tersebut serta segala permasalahan yang ada. Kewenangan administratif permohonan pembatalan Surat Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah atau Sertifikat Hak Atas Tanah adalah menjadi kewenangan Kepala Badan Pertanahan Nasional termasuk langkah-langkah kebijaksanaan yang akan diambil berkenan dengan adanya suatu putusan hakim yang tidak dapat dilaksanakan. 2 Konsepsi Konsepsi merupakan bagian terpenting dalam teori, dapat diterjemahkan sebagai usaha membawa dari abstrak menuju konkret. Penyelesaian sengketa tanah dapat dilakukan dengan asas musyawarah mufakat dalam setiap mengambil keputusan yang diperlukan. Peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dengan observasi antara abstraksi dan kenyataan. Konsep mengandung arti sebagai kata menyatukan abstraksi yang digenaralisasikan dari hal-hal yang khusus atau dengan kata lain definisi operasional. Universitas Sumatera Utara Konsep adalah suatu konstruksi mental yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis merupakan unsur pokok dari suatu penelitian, apabila masalah dan kerangka konsep teoritisnya sudah jelas, jika diketahui fakta mengenai gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian, dan suatu konsep adalah definisi singkat dari kelompok fakta atau gejala yang perlu diamati dan menentukan antara variabel-variabel adanya hubungan empiris. Pada hakekatnya merupakan pengarah atau pedoman yang lebih konkrit daripada kerangka teoritis yang kadangkala masih bersifat abstrak, sehingga diperlukan definisi-definisi operasional menjadi pegangan konkret dalam proses penelitian. Dalam menjawab permasalahan yang terjadi dilapangan maka beberapa konsep dasar untuk menyamakan persepsi sebagai berikut : 1. Perlindungan hukum adalah tempat bernaung subjek hukum. 2. Hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi, yang terbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar. 3. Masyarakat Adat Luhat Simangambat adalah suatu masyarakat Batak Mandailing yang memusatkan kehidupannya masih dalam bentuk paguyuban yang ada kelembagaan dalam bentuk perangkat penguasa adatnya, ada pranata dan perangkat hukum, masih mengadakan pungutan hasil hutan di wilayah Luhat Simangambat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 4. Tanah Register 40 berdasarkan Grant Besluit No. 50 Tahun 1924 adalah kompleks hutan Padang Lawas yang batas-batasnya antara lain adalah di sebelah utara berbatasan dengan hutan-hutan, ladang-ladang pertanian dan pengembalaan Luhat Ujung Batu, di sebelah Timur berbatasan dengan Daerah Pemerintahan Gubernur Pantai Timur Sumatera, di sebelah Selatan berbatasan dengan hutan-hutan, ladang-ladang pertanian dan pengembalaan luhat-luhat Universitas Sumatera Utara Kotaraja Tinggi, Ujung Jilok, Janji Lobi dan Aeknabara, di sebelah Barat berbatasan dengan hutan-hutan, ladang-ladang pertanian dan pengembalaan luhat-luhat Aeknabara, Binanga, Unterundang, dan Simangambat, dan batas- batas itu di luar Padang Lawas. Selanjutnya, apabila masalahnya dan kerangka konsep teoritisnya sudah jelas, maka dapat diketahui pula fakta-fakta terhadap gejala-gejala yang menjadi pokok perhatian dan konsep sebenarnya adalah definisi singkat dari kumpulan fakta atau gejala.

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

7 185 136

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

5 64 118

Perlindungan Hukum Hak Keperdataan Warga Masyarakat Di Atas Tanah Yang Berada Dalam Kawasan Hutan Berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI No. 463/Menhut-II/2013 di Kota Batam.

5 126 167

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Sertipikat Hak Atas Tanah Studi Kasus Terhadap Hak Atas Tanah Terdaftar Yang Berpotensi Hapus Di Kota Medan

1 40 208

PENGELOLAAN HAK ULAYAT ATAS TANAH DI MASYARAKAT HUKUM ADAT PEPADUN KABUPATEN LAMPUNG UTARA

4 71 69

HAK ATAS TANAH ANTARA MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU DAN NEGARA.

0 0 14

Perlindungan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Atas Terbitnya Sertifikat Hak Guna Bangunan Pada Tanah Adat.

0 0 34

PERLINDUNGAN KONSTITUSIONAL HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT ATAS TANAH

0 0 10

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

0 0 15