kayu bulat yang mempunyai ukuran kurang dari diameter 30 cm untuk jenis meranti di wilayah Sumatera sebesar 11,00 USM
3
dan perhitungan oleh ahli dari Institusi Pertanian Bogor IPB serta ahli dari BPKB yaitu sebagai berikut :
No Uraian Kerugian per Ha Luas Ha
Kerugian berkisar antara 1
Kerugian atas hilangnya tegakan besarannya antara USD 1655, 36 per
Ha hingga USD 1795,32 per Ha atau Rp. 16.553.600,- per Ha hingga
Rp.17.953.200,- per Ha apabila kurs Rp.USD=Rp. 10.000.-USD
12.000 Rp.198.643.200.000-
Rp.215.438.400.000,-
2 Kehilangan perolehan PSDHDR
besarnya antara Rp.3.967.668,- per Ha hingga Rp. 4.225.176 per Ha
12.000 Rp.47.612.016.000,-
- Rp.50.702.112.000,-
3 Kerugian rehabilitasi yang didekati
dengan standar biaya rehabilitasi lahan sebesar Rp. 4.500.000,- per
Ha 12.000
Rp.54.000.000.000,- -
Rp.54.000.000.000,-
4 Kerugian atas tanahlahan yang
dikuasai oleh pihak lain dengan perkiraan harga tanah di Padang
Lawas adalah Rp.7.500.000,- per Ha 12.000
Rp.90.000.000.000,- - Rp. 90.000.000.000,-
Total Rp.390.255.216.000,-
- Rp.410.140.512.000,-
Sehingga total kerugian negara cq. Departemen Kehutanan RI diperhitungkan berkisar antara Rp.390.255.216.000,- - Rp.410.140.512.000,-
B. Penyelesaian Melalui Proses Pengadilan Tata Usaha Negara
Adapun yang menjadi objek gugatan a quo adalah Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor S.419Menhut-II2004 tanggal 13 Oktober
2004 perihal : Permohonan untuk mengelola Perkebunan di dalam Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas, provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Isi surat Menteri Kehutanan RI a quo adalah sebagai berikut : menarik surat nomor 1680Menhut-III2002 tanggal 26 September 2002 perihal sebagaimana
tersebut diatas bersama ini diberitahukan sebagai berikut : 1.
Dalam surat Menteri Kehutanan tersebut diatas antara lain dinyatakan bahwa Kawasan hutan Register 40 Padang Lawas seluas 23.000 Ha yang
telah dibuka untuk perkebunan atas nama KPKS Bukit Harapan di desa Tanjung Butong, kecamatan Barumun Tengah, kabupaten Tapanuli
Selatan, provinsi Sumatera Utara, akan tetap dipertahankan sebagai kawasan hutan .
2. Pembukaan kawasan hutan land clearing tersebut butir 1 satu
merupakan pelanggaran hukum. 3.
Penetapan ganti rugi tegakan sebagaimana tercantum dalam Surat Menteri Kehutanan No.1680Menhut-III2002 yang ditandatangani Inspektur
Jenderal atas nama Menteri Kehutanan, seharusnya diperhitungkan berdasarkan potensi hutan tegakan yang ada pada saat land clearing
dilaksanakan. 4.
Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, dengan diterbitkannya surat ini maka Surat Menteri Kehutanan Nomor : 1680Menhut-III2002 tanggal 26
September 2002 dinyatakan tidak berlaku, dan kepada KPKS Bukit Harapan untuk menghentikan seluruh kegiatan dan meninggalkan kawasan
hutan Register 40 Padang Lawas. Setelah berbadan hukum resmi dari Menteri Koperasi, pada tanggal 12
Agustus 2002. Ketua KPKS Bukit Harapan mengajukan permohonan izin untuk mengelola perkebunan di dalam kawasan hutan Register 40 Padang Lawas kepada
Menteri Kehutanan. Menteri Kehutanan melalui Surat No.1680MenhutIII2002
Universitas Sumatera Utara
tertanggal 26 September 2002 memberi ijin Prinsip Hak Pengelolaan Perkebunan di dalam kawasan hutan Register 40 Padang Lawas kepada KPKS.
Menteri Kehutanan melalui surat No.S.419MenhutII2004 tertanggal 13 Oktober 2004 mencabut Surat No.1680MenhutIII2002 karena pencabutan ijin
secara sepihak, maka KPKS menggugat Menhut ke Peradilan Tata Usaha Negara. Jakarta Pusat pada tanggal 12 Juli 2006 mengabulkan gugatan KPKS, memerintahkan
Menhut mencabut SK Pencabutan Izin Pengelolaan Pengelolaan oleh KPKS. Menyatakan KPKS sah sebagai Pengelola Perkebunan sesuai Surat Izin Menteri
Kehutanan N0.1680MenhutIII2002 tertanggal 26 September 2002. Di tingkat banding Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara DKI Jakarta pada 12
Oktober 2006 membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 12 Juli 2006. menyatakan sah surat pencabutan oleh Menteri kehutanan tersebut.
Dalam Perkara Tata Usaha Negara Jakarta Pusat pada 12 Juli 2006 mengabulkan , Putusan MA No.134KTUN2007 tanggal 19 Juni 2007 dalam perkara
antara Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Bukit Harapan melawan Departemen Kehutanan, MA memutuskan menyatakan batal surat Menteri Kehutanan No.S 419
Menhut-II2004 tanggal 13 Oktober 2004 perihal Permohonan untuk mengelola perkebunan didalam Kawasan hutan register 40 Padang Lawas provinsi Sumatera
Utara. Secara administrasi KPKS Bukit Harapan dan Koperasi Parsub PT. Torganda sah mengelola perkebunan kelapa sawit tersebut.
C. Penyelesaian Melalui Proses Peradilan Perdata