BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan hampir di semua kehidupan manusia, sehingga permasalahan yang ada dapat
diselesaikan jika menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Terjadinya berbagai perubahan dalam setiap perubahan tersebut telah membawa manusia dalam
persaingan global yang semakin ketat. Oleh karena itu agar dapat berperan dalam persaingan, sebagai warga negara yang baik kita harus mampu dalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia berkualitas adalah sumber daya manusia yang mampu memberdayakan
kemampuannya dengan baik. Kualitas sumber daya manusia disebut juga sebagai kualitas fisik dan non
fisik. Kualitas fisik ditampakkan oleh postur tubuh, kekuatan, daya tahan, kesehatan, dan kesegaran jasmani. Dari sudut pandang ilmu pendidikan, kualitas
non fisik manusia mencakup domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kualitas domain kognitif digambarkan oleh tingkat kecerdasan individu, sedangkan
kualitas domain afektif digambarkan oleh kadar keimanan, budi pekerti, integritas kepribadian, serta ciri-ciri kemandirian lainnya. Sementara itu, kualitas domain
psikomotorik dicerminkan oleh tingkat keterampilan, produktivitas, dan kecakapan mendayagunakan peluang berinovasi. www.scribd.comkumpulan-
teori-sdm.
Universitas Sumatera Utara
Sumberdaya yang memiliki kualitas sangat berkaitan dengan kestabilan emosi agar dapat bekerja dengan baik diperusahaan. Kestabilan emosi adalah keadaan
individu mampu menampilkan reaksi yang tidak berlebihan atas rangsangan yang diterima. Kemampuan mengekspresikan emosi dengan tepat, sehingga aktivitas
lain tidak terganggu. Kemampuan mengatasi dan menerima gejolak naik turunnya emosi serta dapat mengarahkan emosi tidak menyenangkan kedalam bentuk
pemahaman yang lebih positif. Kestabilan emosi merupakan satu tahapan yang harus dicapai oleh individu untuk dapat lebih tenang dalam menghadapi segala
permasalahan, baik yang disebabkan oleh faktor ekstern, maupun intern. Menurut Cyssco dalam Marito, 2005: 20, stabil merupakan asal kata dalam bahasa Inggris
stable mempunyai arti tetap, seimbang, atau dapat kembali pada posisi semula. Emosi yang stabil menunjukkan emosi yang tetap, tidak mengalami perubahan,
atau tidak cepat terganggu meskipun dalam keadaan sedang menghadapi masalah. Individu yang mempunyai emosi stabil mampu mengekspresikan dengan tepat,
tidak berlebihan, sehingga emosi yang sedang dialami tidak tidak mengganggu aktivitas lain.
SMA Muhammadiyah-2 Tanjung Sari Medan merupakan salah satu sekolah berbasis Islam yang fokus pada kualitas kepribadian akhlak setiap siswanya.
Penanaman nilai-nilai agama ditanamkan pada beberapa bagian mata pelajaran agama seperti Al-Quran dan hadist, fiqih, aqidah akhlak, bahasa arab; dan
kegiatan ekstrakurikuler agama seperti tapak suci dan ibadah malam. Siswa tidak hanya diberikan mata pelajaran umum tapi juga diberi pemahaman tentang
aplikasi dari ilmu agama.
Universitas Sumatera Utara
Sesungguhnya pengaruh perasaan emosi terhadap agama, jauh lebih besar daripada rasio logika. Beberapa orang yang mengerti agama dan agama itu dapat
diterima oleh pikirannya, tapi dalam pelaksanaannya ia sangat lemah, kadang- kadang tidak sanggup mengendalikan dirinya sesuai dengan pengertiannya itu.
Apabila kita tahu, bahwa masa remaja adalah masa tidak stabilnya emosi yakni perasaan sering tidak tenteram, maka keyakinannya pun akan terlihat maju
mundur dan pandangannya terhadap sifat-sifat Tuhan akan berubah-ubah sesuai dengan kondisi emosinya pada waktu tertentu Daradjat, 2005: 94-95.
Sebuah organisasi termasuk sekolah akan mampu mencapai tujuannya dengan baik apabila sekolah itu sendiri mampu memperkerjakan guru-guru yang
kompeten dibidangnya sehingga menghasilkan pelajar yang produktif nantinya. Kemampuan para siswa dapat terlihat dari antusias para siswa dalam mengikuti
ajang perlombaan seperti olimpyade sains dan teknologi serta perlombaan pengembangan bakat. Antusias para siswa dalam mengikuti beberapa ajang
perlombaan merupakan bukti bahwa mereka juga ingin berpartisipasi dalam pembangunan bangsa yang mereka mulai dari membangun prestasi diri.
Pada sekolah-sekolah yang berbasis Islam seperti MI, MTs, MA ataupun Sekolah Islam Terpadu, perlu adanya pembelajaran yang berbeda dengan
pembelajaran-pembelajaran di sekolah umum lainnya, seperti telah dianjurkan baik oleh Departemen Agama maupun Departemen Pendidikan Nasional yang
tertuang dalam Proyek Peningkatan Wawasan Keagamaan Guru oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional tahun
2003. Pembelajaran di sekolah-sekolah berbasis Islam dituntut untuk mengaitkan
Universitas Sumatera Utara
antara mata pelajaran yang sedang disampaikan dengan nilai-nilai keimanan terutama yang terdapat pada ayat-ayat Al-Qur’an dalam Pambudi,2006: 1.
Dari beberapa mata pelajaran agama yang telah diberikan serta kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan, sekolah Muhammadiyah-2 Tanjung Sari Medan
berharap para siswanya mampu mengaplikasikannya dengan baik. Namun pada kenyataannya, masih saja ada siswanya yang tidak mampu mengaplikasikan ilmu
yang telah diberikan. Hal ini dapat terlihat dari masih banyak siswanya yang bertindak tidak sesuai dengan semestinya seperti masih ditemukannya siswa yang
menyontek saat belajar, mengopek saat ujian, melawan pada guru dan orang tua, sering membolos, datang telat ke sekolah, bertengkar hebat sesama siswa, bahkan
ada yang masih mau mencuri barang-barang temannya, dan perilaku kurang baik lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Hubungan Antara Spiritualitas dengan Kestabilan Emosi Pada Siswa Kelas 3 SMA Muhammadiyah-2 Tanjung Sari Medan”.
1.2 Perumusan Masalah