7 Rasa Bersalah Individu yang mempunyai kestabilan emosi hanya mempunyai
kecendrungan sedikit untuk menyalahkan diri sendiri di dalam mengatasi segala masalah.
b. Cara-cara Memperoleh Kestabilan Emosi
Saran Aplikasi Pengendalian Emosi Ginanjar, 2004: 237 :
N o
Kondisi Emosi
Gelomba ng Otak
Lakukan Ucapkan
Hasil Emosi
Gelombang Otak
1 Marah Beta
Astaghfirullah Tenang
Alfa relaks
2 Sedih Kehilangan
Beta Inna lilahi
Pasrah Alfa
relaks 3 Bahagia
Beta Alhamdulillah Terkendali
Alfa relaks
4 Kagum Beta
Subhanallah Tenang
Alfa relaks
5 Takut Beta
Allahu Akbar Normal
Alfa relaks
6 Panik Beta
Laa hawlaa walaa
quwwata illa billah
Ikhlas Alfa
relaks
7 Cemas Beta
Laa ilaaha illallah
Siap Mental
Alfa relaks
Catatan : 1. Gelombang Beta 9-13 Hz pada otak adalah ketika manusia sedang menghadapi masalah
atau tantangan berat concious mind. 2. Gelombang Alfa 7 Hz adalah ketika manusia rileks, emosinya
90
2.2 Penelitian Terdahulu
Marito 2005 melakukan penelitian “ Hubungan Antara Religiusitas Dengan Kestabilan Emosi Pada Siswa Kelas 3 MAN 1 Medan”. Penelitian tersebut
bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara religiusitas dengan kestabilan emosi pada siswa kelas 3 MAN 1 Medan. Penelitian ini adalah
penelitian korelasional. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan
Universitas Sumatera Utara
teknik pearson product moment. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala
religiusitas dan kestabilan emosi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan dengan r
xy
= 0,651 ; p = 0,000. Berdasarkan analisis lebih lanjut terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan
kestabilan emosi pada subjek perempuan dan laki-laki yang berusia 17-18 tahun. Kemudian juga dapat diketahui ada hubungan positif dan tidak signifikan antara
religiusitas dengan kestabilan emosi pada subjek perempuan dan laki-laki yang berusia 19 tahun.
Suciati 2008 melakukan penelitian tentang “Studi Korelasi Antara Kestabilan Emosi Dan Religiusitas Dengan Prestasi Belajar Pada Anak Tuna
Laras SLB-E“Bhina Putera” Surakarta Tahun Ajaran 20072008 “. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1 tingkat kestabilan emosi, religiusitas, dan prestasi
belajar; 2 hubungan antara kestabilan emosi dan religiusitas dengan prestasi belajar; 3 hubungan antara kestabilan emosi dengan prestasi belajar;
4 hubungan antara religiusitas dengan prestasi belajar. Subjek yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SLB-E “Bhina Putera” Surakarta
tahun ajaran 20072008. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penentuan subjek penelitian ini yaitu studi populasi. Alat ukur yang digunakan
yaitu skala kestabilan emosi, skala religiusitas, dan data dokumentasi prestasi belajar. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang sangat signifikan antara
kestabilan emosi dan religiusitas dengan prestasi belajar. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
variabel kestabilan emosi dan religiusitas dapat dijadikan sebagai prediktor untuk memprediksikan prestasi belajar siswa.
2.3 Kerangka Konseptual