Pemahaman, penerimaan diri akan suasana emosi, mengetahui secara jelas makna dari perasaan, mampu mengungkapkan perasaan secara konstruktif
merupakan hal-hal yang mendorong tercapainya kesejahteraan psikologis, kebahagiaan, dan kesehatan jiwa individu. Orang yang mampu memahami emosi
yang sedang mereka alami, akan lebih mampu dalam mengelola emosinya secara positif Safaria, 2009: 14.
2. Kategori Emosi
Ginanjar 2004: 112, emosi tercipta karena adanya gelombang spiritual elektromagnetik yang dipancarkan oleh God Spot. Berikut, beberapa jenis respon
yang sering dirasakan pada limbic system, yang termasuk dalam kategori emosi, tercipta ketika manusia menjauh atau keluar dari garis orbit off line, atau masuk
dalam garis orbit in line. Off line adalah keluar dari tuntutan hati nurani. Ini line adalah sesuai dengan hati nurani God Spot. Emosi-emosi tersebut antara lain:
1. Marah, ketika harga diri tergoncang off line 2. Kecewa, ketika suara hati tidak sesuai dengan kenyataan off line
3. Sedih, pada saat merasa kehilangan off line
4. Menangis, ketika God spot tergetar off line atau ini line 5. Bahagia, ketika suara hati tersentuh in line
6. Merasa damai, ketika suara hati menjadi kenyataan in line 7. Termotivasi, ketika bersemangat merealisasikan suara hati in line
8. Terdukung, ketika dibantu untuk merealisasikan harapan in line 9. Terhargai, ketika merasakan bahwa harga diri terpenuhi in line
10. Bangga, ketika mencapai tujuan menjadi kenyataan in line 11. Terinspirasi, saat teringat potensi diri in line
12. Antusias, saat diri merasa mampu merealiasasikan suara hati in line 13. Merasa aman, ketika suara hati terpenuhi in line
14. Kesal, ketika sebuah kenyataan jauh dari suara hati off line 15. Menyesal, ketika kesempatan suara hati terlewatkan off line.
Universitas Sumatera Utara
3. Perkembangan Emosi
Ali 2004: 76-77 mengatakan karakteristik perkembangan emosi remaja sejalan dengan perkembangan masa remaja itu sendiri, yaitu sebagai berikut:
a. Perubahan fisik tahap awal pada periode praremaja disertai kepekaan terhadap rangsangan dari luar menyebabkan respons berlebihan sehingga
mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau bahkan meledak-ledak.
b. Perubahan fisik yang semakin jelas pada periode awal, menyebabkan mereka cenderung menyendiri sehingga tidak jarang merasa terasing,
kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan mereka merasa tidak ada orang yang mau mempedulikannya.
c. Pada remaja sudah semakin menyadari pentingnya nilai-nilai yang dapat dipegang teguh sehingga jika melihat fenomena yang terjadi di masyarakat
yang menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui menyebabkan remaja seringkali emosional ingin membentuk nilai-
nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik dan pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka sendiri. Lebih-lebih jika orang tua atau
orang dewasa di sekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya. d. Periode remaja akhir mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan
mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap, dan perilaku yang semakin dewasa. Oleh sebab itu, orang tua dan masyarakat mulai memberikan
kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orang tua
Universitas Sumatera Utara
juga menjadi semakin bagus dan lancar karena mereka sudah semakin bebas penuh serta emosinya pun stabil.
4. Kestabilan Emosi