Proses penuaan Batasan-batasan usia lanjut Tugas perkembangan lansia

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan yaitu teori biologi, teori psikologis, dan teori sosiologi.

2.4.1. Teori biologis

Teori biologi mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian. Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat dan melawan penyakit. Seiring dengan berkembangnya kemampuan kita untuk menyelidiki komponen-komponen yang kecil dan sangat kecil, suatu pemahaman tentang hubungan hal-hal yang mempengaruhi penuaan ataupun tentang penyebab penuaan yang sebelumnya tidak diketahui, sekarang telah mengalami peningkatan. Walaupun bukan merupakan suatu definisi penuaan, tetapi lima karakteristik penuaan telah dapat diidentifikasi oleh para ahli. Teori biologis juga mencoba untuk menjelaskan mengapa orang mengalami penuaan dengan cara yang berbeda dari waktu ke waktu dan faktor apa yang mempengaruhi umur panjang, perlawanan terhadap organisme, dan kematian atau perubahan seluler. Suatu pemahaman tentang perspektif biologi dapat memberikan pengetahuan pada perawat tentang faktor risiko spesifik dihubungkan dengan penuaan dan bagaimana orang dapat dibantu untuk meminimalkan atau menghindari risiko dan memaksimalkan kesehatan Stanley dan Patricia, 2006.

2.4.2. Teori psikologis

Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yang efektif. Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan inteligensi dapat menjadi karakteristik konsep diri dari seorang lansia. Konsep diri yang positif dapat menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai-nilai yang ada ditunjang dengan status sosialnya. Adanya penurunan dari intelektualitas yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi Maryam dkk., 2008.

2.4.3. Teori sosiologi

Terdapat tiga teori utama mengenai penuaan yang timbul dari studi ilmiah awal penuaan yang dilakukan empat atau lima dekade yang lalu: pembebasan, aktivitas, dan kesinambungan. Teori tersebut berusaha meramalkan dan menjelaskan interaksi dan peran sosial yang memberi pengaruh pada penyesuaian hidup yang berhasil bagi seseorang di usia lanjut. Teori pembebasan Cummings Henry, 1961 mengemukakan bahwa individu lansia, dengan menarik diri dari masyarakat pada saat yang sama dimana masyarakat menarik dukungannya dari kelompok usianya, mencapai moral dan kepuasan hidup yang tinggi. Teori ini telah disangkal oleh temuan riset yang menunjukkan bahwa individu yang terikat, aktif mencapai kepuasaan hidup yang lebih tinggi dibanding dengan individu yang tidak terikat, dan lebih pasif Stanley dan Patricia, 2006. Teori aktivitas Havighurst, 1968 mengemukakan bahwa kepuasan hidup pada individu lansia normal mencakup memelihara gaya hidup aktif saat usia pertengahan. Teori ini mencerminkan pemikiran mayoritas kelas menengah Amerika. Teori ini berasumsi bahwa individu lansia akan menemukan penggantian aktivitas yang memuaskan Smeltzer dan Brenda, 2001. Teori kesinambungan Atchley, 1989; Neugarten, 1964 mengemukakan bahwa penyesuaian yang berhasil terhadap usia tua tergantung pada kemampuan individu untuk melnjutkan pola hidup sepanjang masa kehidupan. Penting artinya untuk memelihara kontuinitas atau koneksi pada masa lalu. Kebiasaan, nilai-nilai, dan minat masa lalu adalah bagian integral dari kehidupan individu saat ini Smeltzer dan Brenda, 2001.

2.5. Tugas perkembangan lansia

Menurut Erikson, kesiapan lansia untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut yang dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada tahap sebelumnya. Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka pada usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap perkembangan sebelumnya seperti olahraga, mengembangkan hobi bercocok tanam, dan lain-lain. Tugas perkembangan lansia adalah mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun, mempersiapkan diri untuk pensiun, membentuk hubungan baik dengan orang seusianya, mempersiapkan kehidupan baru, melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosialmasyarakat secara santai, mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan Maryam dkk., 2008.

2.6. Mitos dan realita pada lansia

Banyak mitos-mitos yang berkaitan dengan proses lanjut usia Mubarak dkk., 2009.

2.6.1. Mitos kedamaian dan ketenangan

Pada usia lanjut, lansia dapat santai sambil menikmati hasil kerja dan jerih payahnya pada usia muda. Badai dan berbagai cobaan kehidupan seakan- akan sudah dilewati. Kenyataannya malah sebaliknya, lansia penuh dengan stres, kemiskinan, berbagai keluhan, dan penderitaan karena penyakit.

2.6.2. Mitos konservatif dan kemunduran pandangan

Usia lanjut pada umumnya bersifat konservatif, tidak kreatif, menolak inovasi, berorientasi ke masa silam, ketinggalan zaman, merindukan masa lalu, kembali ke masa anak-anak, sulit berubah, keras kepala, dan bawel. Kenyataannya tidak semua lansia bersifat dan berperilaku demikian. Sebagian tetap segar, berpandangan ke depan, inovatif, serta kreatif.

2.6.3. Mitos berpenyakitan

Lansia dipandang sebagai masa degeneratif biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat berbagai proses penyakit. Kenyataannya memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh serta metabolisme, sehingga rawan terhadap penyakit, tetapi masa sekarang banyak penyakit yang dapat dikontrol dan diobati.

2.6.4. Mitos senilitas

Usia lanjut dipandang sebagai masa demensia pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian tertentu dari otak. Kenyataannya tidak semua lansia dalam proses penuaan mengalami kerusakan otak. Mereka masih tetap sehat, segar, dan banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.

2.6.5. Mitos ketidakproduktifan

Usia lanjut dipandang sebagai usia yang tidak produktif. Kenyataannya tidak demikian, masih banyak lansia yang mencapai kematangan dari produktivitas mental dan materialnya yang tinggi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada lansia

Menurut Noorkasiani dan Tamher 2009, pada setiap stresor seseorang akan mengalami kecemasan, baik ringan, sedang, maupun berat. Pada lansia dalam pengalaman hidupnya tentu diwarnai oleh masalah psikologi. Banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan pada lansia, antara lain:

3.1. Pekerjaan

Pada umumnya setelah orang memasuki lansia, ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian, dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin lambat. Sementara fungsi psikomotor konatif meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak, seperti gerakan, tindakan, dan koordinasi, yang mengakibatkan lansia kurang cekatan Sutarto dan Cokro, 2009. Tuckman dan Lorge dikutip dari Stieglitz, 1954 menemukan bahwa pada waktu menginjak usia pensiun 65 tahun hanya 20 diantara orang-orang