menyusui cukup beberapa menit saja. Pada hari-hari berikutnya bayi disusui setiap kalinya 15-20 menit, bergantian pada kedua payudara. Jadwal menyusui boleh sesuka
hati, tidak perlu kaku, sekurang-kurangnya 3 jam, atau kapan saja bayi meminta. Berdasarkan hasil analisis, ibu-ibu mengungkapkan bahwa ibu tidak memberikan
ASI kepada bayinya karena ibu mengalami masalah pada payudara. Banyaknya responden yang mengalami masalah menyusui seperti masalah pada payudara ibu akibat
dari jadwal menyusui yang kurang baik dan posisi ibu dalam menyusui. Hal ini menyebabkan payudara ibu mengalami bengkak akibat ASI yang tidak keluar, nyeri saat
menyusui, lecet, dan ibu merasa mengalami kurangnya produksi ASI. Hal ini sesuai dengan Milligan Pugh, 1994 tentang hasil sebuah penelitian yang
menunjukkan 21,6 dari semua wanita postpartum yang menyusui bayinya mengalami masalah dalam memberikan ASI karena kondisi-kondisi tertentu seperti nyeri payudara,
dan adanya kesulitan ibu selama menyusui.
d. Faktor Percaya Mitos Responden
Berdasarkan frekuensi dari 10 pernyataan jawaban responden tentang percaya mitos ibu terhadap kegagalan pemberian ASI Eksklusif mayoritas menjawab ya pada
pernyataan nomor 6, sebanyak 33 responden 97,1. Berdasarkan hasil analisis ibu mengungkapkan bahwa pisang dapat menyembuhkan
diare pada bayi karena pisang baik untuk lambung. Padahal seharusnya bayi dibawah enam bulan tidak dibenarkan diberi makanan tambahan apapun selain ASI.
Menurut Yuliarti 2020, bahwa makanan padat seperti pisang tidak dapat dolah usus bayi hingga usia enam bulan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kategori faktor percaya mitos jawaban responden terhadap kegagalan pemberian ASI eksklusif diketahui bahwa mayoritas responden percaya mitos yaitu
sebanyak 28 responden 82,4. Berdasarkan hasil analisis, tingginya persentase responden dalam kategori percaya
mitos dikarenakan ibu-ibu masih masih mempercayai tentang mitos ASI. Hal ini sesuai dengan Indarti, 2007 berkembangnya informasi yang tidak benar
dan kurang tepat di masyarakat dapat membuat ibu kurang percaya diri serta menurun semangatnya untuk menyusui. Yang sangat menyedihkan, mitos-mitos diajarkan secara
turun-temurun sehingga menjadi semacam budaya adat istiadat. Menurut Evariny 2008 bahwa banyaknya mitos tentang menyusui membuat ibu
kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada bayinya, ketakutan yang tidak beralasan semakin membuat ibu-ibu berhenti menyusui.
e. Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan kegagalan sekunder yaitu sebanyak 23 responden 67,6 dan terdapat 11 responden 32,4
kegagalan primer. Menurut Yuliarti, 2010 hanya 15 ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 5
bulan. Di Indonesia, rata-rata ibu memberikan ASI eksklusif hanya 2 bulan. Pada saat yang bersamaan, pemberian susu formula meningkat 3 kali lipat. Hal ini menyebabkan
terjadinya kegagalan sekunder dengan adanya faktor penyebab kegagalan pemberian ASI eksklusif seperti informasi, masalah menyusui, dan percaya mitos menimbulkan
kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Menurut Prasetyono 2009, pemberian ASI kepada bayi satu jam pasca persalinan
hanya 9, sedangkan pemberian ASI kepada bayi hari pertama setelah kelahirannya
Universitas Sumatera Utara
adalah 51,7. Hal ini menyebabkan terjadinya kegagalan primer dikarenakan ibu-ibu merasa susu formula penting diberikan untuk hari pertama kelahiran bayi, karena susu
fomula lebih memenuhi kebutuhan bayi.
2. Keterbatasan Penelitian