B. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti akan menguraikan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi karakterisitik responden, mengetahui faktor informasi terhadap
kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif, mengetahui faktor masalah menyusui terhadap kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif, dan mengetahui faktor percaya
mitos terhadap kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
Dari hasil penelitian diatas, maka penulis telah memperoleh data yang merupakan
keadaan nyata dari hasil menyebar kuesioner terhadap 34 responden di Lingkungan
XIV Kelurahan Bantan Kec. Medan-Tembung. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan, dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Interprestasi dan diskusi hasil a. Karakteristik Responden
Berdasarkan karakteristik umur dari 34 responden, didapatkan bahwa mayoritas responden berumur 26-30 tahun yaitu sebanyak 23 responden 67,6. Mayoritas
paritas responden adalah pada paritas 1 orang yaitu sebanyak 25 responden 73,5. Mayoritas pendidikan responden adalah SMA yaitu sebanyak 24 responden 70,6,
dan dari 34 responden mayoritas pekerjaan responden adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 25 responden 73,5.
b. Faktor Informasi Responden
Berdasarkan frekuensi dari 10 pernyataan jawaban responden tentang informasi ibu terhadap kegagalan pemberian ASI Eksklusif mayoritas menjawab tidak pada
pernyataan nomor 8, sebanyak 29 responden 85,3.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis, ibu-ibu mengatakan dengan pemberian makanan tambahan bagi bayi lebih baik karena bayi merasa lebih kenyang.
Menurut Yuliarti 2010 para ahli memperkirakan terjadi peningkatan kasus alergi dalam 10 tahun terakhir. Salah satu penelitian di tahun 2007 menyebutkan bahwa alergi
susu sapi merupakan bentuk alergi makanan yang paling sering ditemukan pada anak berusia kurang dari 2 tahun, diperkirakan 2 – 7,5 anak dalam kelompok umur ini
mengalami alergi protein susu sapi. Alergi susu sapi sering ditemukan pada anak dibawah usia 3 tahun terutama dibawah usia 12 bulan. Hal ini dihubungkan dengan
sistem saluran cerna. Gejala klinis yang paling sering muncul adalah gangguan saluran cerna sebesar 50 - 80 mulai muntah, diare berlanjut yang kadang-kadang disertai
darah, konstipasi sembelit. Berdasarkan kategori faktor informasi jawaban responden terhadap kegagalan
pemberian ASI eksklusif diketahui bahwa mayoritas responden memiliki kurang informasi yaitu sebanyak 25 responden 73,5. Dapat disimpulkan bahwa akibat
kurang informasi, banyak ibu menganggap susu formula sama baiknya, bahkan lebih baik dari ASI. Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika
merasa ASI nya kurang atau terbentur kendala menyusui. Akibat kurang informasi, banyak ibu menganggap susu formula sama baiknya,
bahkan lebih baik dari ASI. Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika merasa ASI ibu kurang atau terbentur kendala menyusui. Masih banyak
pula petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat pemeriksaan kehamilan atau sesudah bersalin.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo 2003 bahwa dengan memberikan informasi tentang bagaimana cara hidup sehat, pemeliharaan kesehatan dan sebagainya akan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Hal ini berkaitan dengan informasi yang didapat ibu tersebut. Dimana bila tenaga kesehatan tidak
memberikan informasi tentang ASI eksklusif dan tidak menyarankan ibu untuk memberikan ASI eksklusif maka tindakan untuk pemberian ASI tidak akan pernah
terlaksana dengan baik.
c. Faktor Masalah Menyusui Responden