Sebuah lembaga survei kesehatan tahun 2007 cakupan ASI eksklusif masih 53,5, pemberian ASI kepada bayi satu jam pasca persalinan hanya 9, sedangkan
pemberian ASI kepada bayi hari pertama setelah kelahirannya adalah 51,7. Rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif ini menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi
bayi dan balita di Indonesia Prasetyono, 2009. Dari uraian diatas, peneliti ingin meneliti tentang faktor yang menyebabkan
kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Lingkungan XIV Kelurahan Bantan Kec. Medan-Tembung.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kegagalan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kegagalan ibu dalam pemberian
ASI eksklusif. 2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakterisitik responden.
b. Untuk mengetahui faktor informasi terhadap kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk mengetahui faktor masalah menyusui terhadap kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
d. Untuk mengetahui faktor percaya mitos terhadap kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan
masukan bagi pelayanan kesehatan untuk peningkatan cakupan program pemberian ASI eksklusif dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan memberikan informasi
tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif 2. Bagi Perkembangan Ilmu Kebidanan Khususnya Asuhan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pengetahuan dan informasi serta pengembangan bagi penelitian selanjutnya mengenai faktor yang
menyebabkan kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif. 3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat mengenai faktor yang menyebabkan kegagalan ibu dalam
pemberian ASI eksklusif. 4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Air Susu Ibu 1. Definisi
ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan bayi Prasetyono, 2009, hal. 21. Pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi, makanan terbaik bagi bayi adalah
ASI. ASI memiliki kandungan zat-zat yang dibutuhkan bayi pada masa awal pertumbuhannya. ASI juga mudah disajikan dari pada susu formula babycare, 2008,
hal. 50. Bayi yang diberi ASI lebih sehat, bayi yang diberi susu formula lebih sering
mengalami infeksi saluran kemih, saluran nafas, dan telinga. Bayi juga sering mengalami diare dan sakit perut kolik. Memberi susu formula meningkatkan risiko
alergi makanan, asma, diabetes dan penyakit saluran pencernaan kronis. Selain itu juga menyebabkan kecenderungan ke arah kadar kolesterol dan tekanan darah yang lebih
tinggi. Anak-anak yang diberi susu formula juga lebih besar untuk mengalami kelebihan berat badan.
Anak-anak yang diberi ASI memiliki skor tes IQ yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi susu formula. Hal ini terjadi pada anak yang lahir prematur. ASI
sangat sempurna bagi pertumbuhan optimal dan meningkatkan perkembangan sistem saraf serta pertumbuhan otak bayi Booth, 2008, hal. 258.
Universitas Sumatera Utara
2. Manajemen Laktasi
Menyusui merupakan proses yang cukup kompleks. Dengan mengetahui anatomi payudara dan bagaimana payudara menghasilkan ASI akan sangat membantu para ibu
mengerti proses kerja menyusui sehingga dapat menyusui secara eksklusif. Anatomi Payudara meliputi :
1. Aerola Aerola adalah daerah berwarna gelap yang mengeliling puting susu. Pada aerola
terdapat kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery, menghasilkan cairan berminyak untuk menjaga kesehatan kulit di sekitar aerola.
2. Alveoli Alveoli adalah kantong pennghasil ASI yang berjumlah jutaan. Hormon
prolaktin mempengaruhi sel alveoli untuk mengahasilkan ASI. 3. Duktus laktiferus
Duktus laktiferus merupakan saluran kecil yang berfungsi menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus.
4. Sinus laktiferusampula Sinus merupakan saluran ASI yang melebar dan membentuk kantung di sekitar
aerola yang berfungsi untuk menyimpan ASI. 5. Jaringan lemak dan penyangga
Jaringan lemak di sekeliling alveoli dan duktus laktiferus menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus
laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di sekeliling alveoli juga terdapat otot polos, yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI.
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan hormon oksitosin menyebabkan otot tersebut berkontraksi. 6. Air susu dan hormon rolaktin
Setiap kali bayi menghisap payudara akan merangsang ujung saraf sensoris di sekitar payudara sehingga merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk
menghasilkan prolaktin. Prolaktin akan masuk ke peredaran darah kemudian ke payudara menyebabkan sel seksetori alveolus pabrik ASI.
Prolaktin akan berada di peredaran darah selama 30 menit setelah dihisap, sehingga prolaktin dapat merangsang payudara menghasilkan ASI untuk minum
berikutnya. Sedangkan untuk minum yang sekarang, bayi mengambil ASI yang sudah ada.
Makin banyak ASI yang dikeluarkan dari gudang ASI sinus laktiferus, makin banyak produksi ASI. Makin sering bayi meyusui makin banyak ASI diproduksi.
Sebaliknya, makin jarang bayi menghisap, makin sedikit payudara menghasilkan ASI. Jika bayi berhenti menghisap maka payudara akan berhenti menghasilkan ASI. Prolaktin
umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari dapat membantu mempertahankan produksi ASI. Hormon prolaktin juga akan menekan
ovulasi fungsi indung telur untuk menghasilkan sel telur, sehingga menyusui secara eksklusif akan memperlambatnya kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Oleh karena
itu menyusui pada malam hari penting untuk menunda kehamilan. 7. Air susu dan reflek oksitosin
Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofise. Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf disekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin
akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang akan merangsang kotraksi otot
Universitas Sumatera Utara
sekeliling alveoli pabrik ASI dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Efek penting oksitosin lainnya adalah menyebabkan uterus berkontraksi
melahirkan. Hal ini membantu mengurangi perdarahan, walaupun kadang mengakibatkan nyeri Asi, 2008, hal.17-21.
3. Manfaat Pemberian ASI
a. Bagi Bayi
1. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik.
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik sesuai dengan pertumbuhan bayi dan mengurangi kemungkinan obesitas. Ibu-ibu yang diberi
penyuluhan tentang ASI dan laktasi, umumnya berat badan bayi pada minggu pertama kelahiran tidak sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan. Alasannya ialah bahwa
kelompok ibu-ibu tersebut segera menghentikan ASInya setelah melahirkan. Frekuensi menyusui yang sering tidak dibatasi juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI
yang dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit. 2.
Mengandung antibodi Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah apabila ibu mendapat
infeksi maka tubuh ibu akan membentuk tubuh antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan jaringan limposit. Antibodi di payudara disebut mammae associated
immunocompetent lymphoid tissue MALT. Kekebalan terhadap penyakit saluran pernapasan yang ditransfer disebut Bronchus associated immunocompetent lyphoid
tissue BALT dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut associated immunoompeten lympoid tissue GALT. Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat
Universitas Sumatera Utara
antibodi terhadap bakteri E.Coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri E.Coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah. Di dalam ASI kecuali antibodi terhadap
enterotoksin E.Coli, juga pernah dibuktikan adanya antibodi terhadap salmonella typhe, shigla dan antibodi terhadap virus seperti rota virus, polio dan campak.
3. ASI mengandung komposisi yang tepat.
Yaitu dari berbagai makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6
bulan pertama. 4.
Mengurangi caries dentis Insiden caries dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi
dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu
formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi. 5.
Memberi rasa nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi. Hubungan fisik ibu dan bayi untuk perkenbangan bayi, kontak kulit ibu dan ke
kulit bayi, yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.
6. Terhindar dari alergi.
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan
efek ini. Pemberian protein asing yang di tunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi menimbulkan alergi.
Universitas Sumatera Utara
7. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi.
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak yang mendapat ASI eksklusif akan
tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.
8. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena
gerakan menghisap mulut bayi pada payudara. Telah dibuktikan pada salah satu penyebab mal oklusi rahang adalah kebiasaan
lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
b. Bagi Ibu
1. Aspek Kontrasepsi Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung saraf sensorik sehingga
post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. Menjarangkan kehamilan,
pemberian ASI memberikan 98 metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja eksklusif dan belum terjadi
menstruasi kembali. 2. Aspek Kesehatan Ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofise. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya pendarahan
pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui.
Universitas Sumatera Utara
Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif. Penelitian membuktikan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko
terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25 lebih kecil dibanding daripada yang tidak menyusui.
3. Aspek Penurunan berat Badan Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih muda dan lebih cepat kembali ke
berat badan semula seperti sebeum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah berat selain karena ada janin, juga karena ada penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini
sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Maka, dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan
lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali pada keadaan seperti sebelum
hamil. 4. Aspek Psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
c. Bagi Keluarga
1. Aspek Ekonomi ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli
susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Penghematan juga disebabkan bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
2. Aspek Psikologi Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang sehingga suasana
Universitas Sumatera Utara
kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga. 3.
Aspek Kemudahan Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
Keluarga tidak perlu repot menyediakan air masak, botol dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain.
d. Bagi Negara
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi
bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi
misalnya diare, otitis media dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah. Kejadian diare paling tinggi terdapat pada anak dibawah 2 tahun dengan penyebab rotavirus. Anak
yang tetap diberikan ASI mempunyai volume tinja lebih sedikit, frekuensi diare lebih sedikit, serta lebih cepat sembuh dibanding anak yang tidak mendapat ASI.
Manfaat ASI, kecuali karena adanya zat antibodi, juga nutrien yang yang bersal dari ASI. Seperti asam amino, dipeptid, heksose menyebabkan penyerapan natrium dan
air lebih banyak, sehingga mengurangi frekuensi diare dan volume tinja. Bayi yang diberi ASI ternyata juga terlindungi dari diare karena kontaminasi makanan yang
tercemar bakteri lebih kecil, mendapatkan antibodi terhadap Shigela dan imunitas seluler dari ASI, memacu pertumbuhan flora usus yang berkompetisi terhadap bakteri. Adanya
antibodi terhadap Helicobacterjejuni dalam ASI melindungi bayi dari diare oleh mikroorganisme tersebut. Anak yang tidak mendapat ASI mempunyai resiko 2-3 kali
lebih besar menderita diare karena Helicobacter jejuni dibanding anak yang mendapat ASI.
Universitas Sumatera Utara
2. Menghemat devisa negara. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui
diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.
3. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit. Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek
lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang
mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula.
4. Peningkatan kualitas generasi penerus.
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga
kualitas genersi penerus bangsa akan terjamin Kristiyasari, 2009, hal.15-22.
4. Kandungan ASI
Kandungan yang terdapat di dalam ASI, antara lain: a.
Protein Protein dalam ASI terdiri dari protein yang sulit dicerna dan protein yang mudah
dicerna. ASI lebih banyak mengandung protein yang mudah dicerna daripada protein yang tidak mudah dicerna sedangkan pada susu sapi kebalikannya. ASI mempunyai
kadar protein yang paling rendah di antara air susu mamalia. Dibandingkan dengan beberapa jenis mamalia lainnya. Walaupun demikian, protein yang terkandung dalam
ASI merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh otot dan tulang bayi manusia, agar
Universitas Sumatera Utara
dapat berkembang baik dan berfungsi optimal. Protein di dalam ASI benar-benar diciptakan dengan tepat, sehingga sesuai dengan tingkat metabolisme yang dijalankan
oleh berbagai sistem organ di tubuh bayi, dengan demikian tubuh bayi akan dengan mudah menerimanya.
b. Lemak
Lemak pada ASI merupakan lemak penghasil energi utama. ASI juga merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. ASI lebih mudah dicerna karena sudah dalam
bentuk emulsi. Penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit jantung koroner di usia muda. Lemak adalah zat gizi
yang berperan penting dalam proses metabolisme. Seperti juga protein dalam ASI, kadar lemak di dalam ASI juga lebih muda diuraikan dan diserap oleh tubuh bayi
dibandingkan lemak yang terdapat di dalam air susu sapi. Lemak ASI terdiri dari beberapa jenis antara lain DHA, ALA, AA dan lain sebagainya. DHA merupakan zat
yang penting untuk membantu pertumbuhan, perkembangan serta mempertahankan fungsi kerja jaringan otak. Jadi semakin lama menyusui semakin tinggi pula kadar DHA
di dalam otak bayi. ASI juga mengandung kolesterol yang diperlukan untuk membangun sel-sel anak, membentuk hormon, serta vitamin D. Selain itu, lemak yang terdapat di
dalam ASI juga berpengaruh untuk membentuk kulit sehat. c.
Karbohidrat Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. Laktosa merupakan zat gizi yang
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak. Dari hasil penelitian yang di lakukan para ahli bahwa semakin pintar jenis mamalia semakin banyak di temukan
laktosa dalam air susunya, dan di dalam ASI lah jumlah tertinggi di antara susu mamalia.
Universitas Sumatera Utara
d. Laktosa
Laktosa merupakan karbohidrat utama di dalam ASI. Fungsinya sebagai sumber energi. Fungsi lainnya meningkatkan absorbs kalsium dan merangsang pertumbuhan
lactobacillus bifidus. e.
Zat gizi Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi 0,5-1,0mgliter, bayi yang
menyusui jarang kekurangan zat besi anemia. Hal ini dikarenakan zat besi pada ASI memang lebih mudah diserap.
f. Mineral
ASI memang mengandung mineral yang lebih sedikit dari pada susu sapi. Bahkan susu sapi mengandung mineral empat kali lebih banyak dari pada ASI. Namun,
jika bayi lebih banyak mengkonsumsi susu sapi maka ginjal bayi akan semakin bekerja keras.
g. Sodium
Ternyata jumlah sodium ASI sangatlah cocok dengan kebutuhan bayi. Sodium yang ada pada susu sapi lebih rendah daripada ASI setelah mendapat proses modifikasi
proses perubahan dari susu segar ke susu kaleng atau bubuk. h.
Kalsium, fosfor dan magnesium Pada dasarnya, kalsium, magnesium dan fosfor pada susu botol memang lebih
tinggi dibandingkan dengan ASI. Namun akibat proses modifikasi maka nilai ketiga zat dalam susu botol tersebut menjadi menyusut atau berkurang. Oleh karenanya, meski
secara umum kandungan ketiga zat tersebut di dalam ASI lebih sedikit namun ASI tetap harus diberikan pada bayi secara ekskusif selama enam bulan.
Universitas Sumatera Utara
i. Vitamin
Kadar vitamin A, B, C, D, dan E dalam ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadarnya dalam susu sapi, namun dalam ASI kadar vitamin K memang terdapat
dalam jumlah yang sedikit. Akan tetapi tetap saja ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena susu sapi paling cocok untuk anak sapi, bukan untuk bayi.
j. Taurin
Fungsi taurin adalah berperan dalam perkembangan mata si kecil. Pada mata, taurin banyak terdapat di retina, terutama terkonsentrasi di epitel pigmen retina dan
lapisan fotoreseptor. Asupan taurin yang adekuat dapat menjaga penglihatan si kecil dari gangguan retina. Selain itu, ia juga berperan dalam perkembangan otak dan sistem saraf.
Apabila si kecil mendapat ASI, maka kebutuhan akan taurin dapat tercukupi. Namun susu sapi atau formula bayi biasanya hanya mengandung taurin dalam jumlah. Jika anda
ingin memenuhi taurin pada bayi dengan susu formula, pastikan susu formula yang anda pilih telah diperkaya dengan zat gizi ini.
k. Lactobacillus
Lactobacillus dalam ASI berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E.Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi. Bayi yang lebih banyak
mengkonsumsi susu formula akan lebih sering mengalami diare karena bakteri lactobacillus dalam susu sapi sangatlah sedikit.
l. Lactoferin dan Lisozim
Lactoferin berfungsi menghambat bakteri staphylococcus dan jamur candida. Sedangkan kandungan lizosim dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi
insidens caries dentis dan maloklusi kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat
Universitas Sumatera Utara
menyusu dengan botol dan dot. m.
Mengandung Air Memang sebagian besar ASI mengandung air. Untuk itu jika sang ibu ingin
produktivitas ASI banyak maka ia harus sering meminum air putih yang banyak Kodrat, 2010, hal. 45-50.
5. Penyimpanan ASI
Air susu yang dikeluarkan harus diperlakukan dengan hati-hati seperti makanan segar lainnya. Air susu paling baik disimpan dalam wadah makanan dengan khusus
dengan porsi ukuran menyusui 2 ons untuk bayi baru lahir. Air susu harus didinginkan baik dalam lemari es atau dalam pendingin dengan es batu, segera setelah dikeluarkan.
Air susu yang dingin akan terpisah menjadi lapisan krim dan cairan. Ibu sering kali bahwa ini berarti air susu menjadi asam dan harus diyakinkan kembali bahwa air susu
dapat diaduk perlahan untuk mencampur krim. ASI yang dikeluarkan harus dihangatkan perlahan di dalam air mengalir. Tidak
perlu dihangatkan sesuai suhu tubuh. Kenyataan, secara perlahan akan membantu memelihara sel imun hidup dalam air susu. Air susu jangan dimasak atau dihangatkan
dalam microwave. Bagian beku air susu dapat dicairkan perlahan dalam lemari es, atau segera dalam panci berisi air hangat yang diangkat dari kompor Varney,
Kriebs,L.Gegor, 2008, hal. 998.
Universitas Sumatera Utara
6. Cara Menyusui
Usahakan memberikan ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buatlah kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 sampai 3 jam sekali. Menjelang akhir minggu keenam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur
antara 10 sampai 12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari Kristiyansari, 2009.
7. Posisi Menyusui
Beberapa cara untuk memposisikan diri dan bayi selama proses menyusui berlangsung. Sebagian ibu memilih menyusui dalam dalam posisi berbaring miring
sambil merangkul bayinya. Sebagian lagi melakukannya sambil duduk di kursi dengan punggung di ganjal bantal dan kaki di atas bangku kecil. Setiap ibu memiliki kebiasaan
yang berbeda. Seorang ibu sebaiknya memposisikan diri dan bayinya sedemikian rupa agar kenyamanan menyusui dapat tercapai. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan
situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola, dimana kedua bayi disusui bersamaan kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar
penuh, bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak. Untuk saat ini posisi menyusui yang
paling baik yaitu dengan posisi duduk. Bisa juga memakai bra dan pakaian yang dirancang khusus untuk kenyamanan ibu sewaktu menyusui Kristiyansari, 2009.
Universitas Sumatera Utara
8. Tehnik Menyusui
Bayi mengisap secara naluriah akan tetapi pada awalnya mungkin dia mengalami kesulitan menemukan puting ibunya. Cara menolong yang paling mudah adalah dengan
menempelkan pipinya ke payudara. Kemudian, masukkan puting ke mulut bayi. Pastikan bayi mengisap seluruh daerah gelap dari payudara aerola dan bukan hanya
putingnya saja. Pastikan bayi mengisap seluruh aerola, bukan hanya putingnya saja. Untuk memperlancar ASI ibu dapat menekan-nekan aerola. Dan untuk menghentikan
hisapan, sebuah jari di sudut mulutnya atau dorong dagunya ke bawah perlahan-lahan dengan ibu jari dan jari telunjuk. Biasanya bayi berhenti dan mengisap lalu melepaskan
puting setelah merasa kenyang. Air susu keluar banyak selama beberapa menit awal menyusui tetapi bayi akan terus mengisap beberapa saat lagi. Secara bergantian, bayi
mengisap ke payudara sebelah lagi sampai selesai menyusui.Maka ibu terhindar dari pembengkakan payudara akibat terlalu penuh dengan air susu Kristiyansari, 2009.
B. ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Makanan atau minuman lain yang di maksud
misalnya seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, ataupun makanan padat seperti pisang pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Bahkan air putih pun tidak
diberikan dalam tahap ASI eksklusif Kodrat, 2010, hal. 21. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, yaitu hanya memberikan ASI saja
selama 6 bulan tanpa pemberian atau minuman yang lain. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti
Universitas Sumatera Utara
ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup, pertumbuhan dan perkembanngan bayi Yuliarti, 2010, hal. 32.
Memberikan ASI secara eksklusif memberi keuntungan untuk semua, bayi akan lebih sehat, cerdas, dan berkepribadian baik, ibu akan lebih sehat dan menarik,
lingkungan dan masyarakat pun akan lebih mendapat keuntungan Roesli, 2000, hal.5.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas ASI