Makanan dan Minuman Iritatif dan Sindroma Dispepsia

pencernaan. Menurut Annisa 2009, dikutip dari Iping, 2004, jeda waktu makan yang baik berkisar antara 4-5 jam. Jeda waktu makan yang lama dapat mengakibatkan sindroma dispepsia. Menurut Putheran 2012, kerja lambung meningkat pada waktu pagi, yaitu jam 07.00-09.00. Ketika siang hari berada dalam kondisi normal dan melemah pada waktu malam hari jam 07.00-09.00 malam.

2.3 Makanan dan Minuman Iritatif dan Sindroma Dispepsia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara jalur regular angkatan 2008- 2011 mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak iritatif, yaitu 57 orang 77,0 . Sedangkan mahasiswa yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang iritatif sebanyak 17 orang 23,0 . Hal ini menunjukkan bahwa banyak mahasiswa mengkonsumsi jenis makanan dan minuman yang tidak mengiritasi lambung dan tidak sedikit juga mahasiswa yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang iritatif, seperti makanan pedas, makanan berlemak, kopi, dan minuman bersoda. Suasana yang sangat asam di dalam lambung dapat membunuh organisme patogen yang tertelan bersama makanan. Namun, bila barier lambung telah rusak, maka suasana yang sangat asam di lambung akan memperberat iritasi pada dinding lambung Herman, 2004. Faktor yang memicu produksi asam lambung berlebihan, diantaranya beberapa zat kimia, seperti alkohol, umumnya obat 64 Universitas Sumatera Utara penahan nyeri, asam cuka. Makanan dan minuman yang bersifat asam, makanan yang pedas serta bumbu yang merangsang, misalnya jahe, merica Warianto, 2011. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara makanan dan minuman iritatif dengan sindroma dispepsia mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara jalur regular angkatan 2008- 2011. Mahasiswa yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang iritatif akan beresiko lebih besar untuk menderita sindroma dispepsia. Sejumlah makanan dapat menimbulkan dispepsia, diantaranya adalah jeruk, makanan pedas, alkohol, makanan berlemak dan kopi. Mekanisme oleh makanan yang menimbulkan dispepsia termasuk kelebihan makan, kegagalan pengosongan gastrik, iritasi dan mukosa lambung Harahap, 2009. Meminum kopi kini telah menjadi suatu kebiasaan. Selain dalam bentuk aslinya biji atau bubuk, kopi pun kini dapat dijumpai dalam berbagai bentuk dan turunannya misalnya dalam bentuk permen, es krim, ataupun minuman ringan. Kopi mempunyai banyak jenis,bahkan lebih dari 60 jenis kopi, tetapi yang banyak ditanamdijadikan komoditas adalah Coffea arabika dan Coffea canephora Robusta. Kafein ialah senyawa kimia yang dijumpai secara alami di dalam makanan, contohya biji kopi. Kafein merangsang hormon stres dan denyut jantung , serta meningkatkan tekanan darah. Baik kafein maupun asam yang terdapat dalam kopi dapat mengiritasi permukaan lambung dan usus Rizkiani, 2009. Minuman ringan tidak mengandung alkohol, secara umum juga tidak mengandung susu ataupun produk olahan susu, dan biasanya dikonsumsi dalam 65 Universitas Sumatera Utara keadaan dingin. Minuman bersoda ini merupakan air yang disertai dengan karbondioksida yang menjadikannya sebagai air karbonasi. Secara umum minuman ringan dapat berupa cola, air berasa, air bergas, the manis, lemonade, squash, dan fruitpunch Alamsyah, 2010. Sebagaimana dikutip dari Method of Healing, terdapat 10 efek berbahaya bagi tubuh apabila seseorang meminum soda. Yakni, menaikkan berat badan, tidak ada nilai gizi dalam soda, meningkatkan resiko diabetes, menyebabkan osteoporosis, merusak gigi, berkaitan dengan kerusakan ginjal, menimbulkan dehidrasi, mengacaukan sistem pencernaan, dapat memicu penyakit maag Firman, 2011. Minuman soda mengandung CO 2 sebagai penyebab lambung tidak bisa menghasilkan enzim yang sangat penting bagi proses pencernaan. Hal ini terjadi jika mengkonsumsinya bersamaan saat makan maupun sesudah makan. Memang ada sedikit kandungan asam yang terdapat dalam banyak jenis makanan dan minuman, termasuk jus buah, mentega susu, dan minuman ringan. Namun kandungan asam tersebut tidak cukup kuat untuk membahayakan tubuh kita. Bahkan, asam lambung kita memiliki kandungan asam yang jauh lebih besar Firman, 2011. Tubuh manusia mempunyai suhu optimum 37 derajat supaya enzim pencernaan berfungsi. Suhu dari minuman soda yang dingin jauh di bawah 37, terkadang mendekati 0. Hal ini mengurangi keefektifan dari enzim dan memberi tekanan pada sistem pencernaan, serta mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan makanan tersebut difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, 66 Universitas Sumatera Utara gas, sisa busuk dan racun, yang diserap oleh usus, diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit Firman, 2011. Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Hal ini menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung seperti makanan berlemak, kue tart, cokelat, keju. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makan yang mengandung cuka dan pedas, merica, dan bumbu yang merangsang dapat menyebabkan dispepsia Firman, 2011.

2.4 Riwayat Penyakit Gastritis dan Sindroma Dispepsia