Pembuatan Emulsi Soil stabilizer

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Emulsi Soil stabilizer

Emulsi soil stabilizer dibuat dari hasil pencampuran lateks pekat karet alam dengan penambahan polivinil alkohol PVA, air, surfaktan Polioksietilen sorbitan monooleat Tween-80, dan Benzoil Peroksida BPO dengan enam perbandingan variasi. Emulsi yang dihasilkan kemudian di simpan didalam suhu ruang dan diamati keadaan nya selama dua minggu yaitu hari 1, 3, 7, 10, dan 14. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah emulsi soil stabilizer sudah tercampur sempurna atau terjadi pemisahan antara Lateks pekat karet alam dengan Polivinil alkohol maupun dengan air. Adapun hasil dari pengamatan dapat diliahat di tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil pengamatan Emulsi Soil Stabilizer Emulsi soil stabilizer Lateks:PVA: Air: Tween-80: BPO g Pengamatan Emulsi Soil Stabilizer 1 Hari 3 Hari 7 Hari 10 Hari 14 Hari 25:5:70:5:2 Homogen Homogen Terpisah Terpisah Terpisah 20:10:70:5:2 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen 15:15:70:5:2 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen 10:20:70:5:2 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen 5:25:70:5:2 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen 0:30:70:5:2 Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Universitas Sumatera Utara Dari data di peroleh pada perbandingan lateks pekat karet alam LPKA : polivinil alkohol : Air : Tween-80 : Benzoil Peroksida BPO 25:5:70:5:2 terlihat pemisahan antara lateks pekat karet alam LPKA, Polivinil alkohol dan air di hari ke-7. Hal ini di sebabkan karena sedikitnya polivinil alkohol dan banyaknya air yang digunakan sehingga tidak dapat bercampur secara homogen. Sedangkan pada perbandingan 20:10:70:5:2 tidak terlihat adanya pemisahan antara lateks pekat karet alam, polivinil alkohol maupun air, keadaan emusi soil stabilizer stabil tidak adanya pemisahan. Begitu juga dengan variasi perbandingan 15:15:70:5:2, 10:20:705:2, 5:25:70:5;2 dan 0:30:70:5:2, semua keadaan emulsi soil stabilizer stabil, tidak adanya pemisahan. Emulsi soil stabilizer mengental seperti gel dari hari pertama sampai hari-14. Hal ini disebabkan karena penambahan polivinil alkohol yang semakin banyak dimana polivinil alkohol yang bersifat hidroskofis sehingga dengan kelembaban yang tinggi lebih banyak air yang di serap. Wikipedia,2011

4.2 Data Analisis Pengujian Viskositas