Analisis Pengujian Dengan FTIR

yang terjadi pada campuran tersebut yang diduga terjadi karena adanya penambahan benzoil peroksida menyebabkan interaksi yang terjadi antara lateks karet alam, asam akrilat dan polivinil alkohol maupun pasir menjadi lebih baik, dimana benzoil peroksida sebagai inisiator akan membentuk radikal yang memicu terjadinya reaksi yang baik antara emulsi soil stabilizer dengan campuran pasir sehingga permukaaan komposit soil stabilizer lebih homogen.

4.7 Analisis Pengujian Dengan FTIR

Analisis dengan spectroskopy infra merah dilakukan untuk mengidentifikasi adanya perubahan gugus fungsi dan interaksi secara kimiawi dari campuran emulsi polivinil alkohol PVA, Lateks pekat karet alam dan asam akrilat Gambar 4.8 Spektrum FT-IR Emulsi Polivinil alkohol PVA, Lateks pekat karet alam Hasil analisa spektroskopi FT-IR menunjukkan serapan melebar dan intensitas lemah pada bilangan gelombang ν = 3410.15 cm -1 menandakan adanya gugus hidroksil ikatan O-H, selanjutnya serapan melebar dengan intensitas lemah dengan vibrasi bilangan gelombang v = 2931.80 cm -1 merupakan indikasi adanya ikatan CH alifatis yang dibuktikan dengan munculnya rentangan vibrasi CH pada panjang gelombang 424.34 dan 470.63 cm-1. V ibrasi pada bilangan gelombang ν = 1712.79 cm -1 Universitas Sumatera Utara membuktikan adanya gugus karbonil C=O, dan serapan melebar intensitas lemah pada vibrasi bilangan gelombang ν = 1095.57 cm -1 menunjukkan ikatan C-O . Serapan tajam dan intensitas kuat ditunjukkan pada bilangan gelombang ν = 1651.07- 1558.48 cm -1 menunjukkan adanya ikatan C=C aromatik dan serapan melebar intensitas lemah pada bilangan gelombang ν = 1450.47 cm -1 menunjukkan adanya ikatan CH 2 . dan didukung dengan pemunculan pada bilangan gelombang ν = 840.96 cm -1 menunjukkan adanya ikatan CH 2 Gambar 4.9 Spektrum FT-IR Emulsi Polivinil alkohol PVA, Lateks pekat karet alam, dan Asam akrilat Hasil analisa spektroskopi FT-IR menunjukkan serapan melebar dan intensitas lemah pada bilangan gelombang ν = 3425.58 cm -1 menandakan adanya gugus hidroksil ikatan O-H, selanjutnya vibrasi bilangan gelombang v = 2924.09 cm -1 merupakan indikasi adanya ikatan CH alifatis. Munculnya serapan pada bilangan gelombang ν = 1728.22 cm -1 membuktikan adanya gugus karbonil C=O setelah penambahan asam akrilat dimana panjang gelombang yang di peroleh lebih besar dari sebelum penambahan asam akrilat. Dan pada bilangan gelombang ν = 1635.64-1573.91 Universitas Sumatera Utara cm -1 menunjukkan adanya ikatan C=C aromatic. Dan serapan melebar intensitas lemah pada vibrasi bilangan gelombang ν = 1095.57 cm -1 Dan serapan melebar intensitas tinggi pada bilangan gelombang 840.96 cm- menunjukkan ikatan C-O 1 menunjukkan adanya ikatan CH 2 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN