23
informasi dari berbagai aspek untuk menemukan isu-isu yang akan dicari jawabannya, adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan undang-undang statute approach atau pendekatan yuridis, yaitu penelitian terhadap produk-produk hukum.
37
Pendekatan perundang-undangan ini dilakukan untuk menelaah semua undang-undang dan regulasi yang berkaitand engan
penelitian yang akan diteliti.
4. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah analisa data kualitatif yaitu analisa data yang tidak mempergunakan angka-angka tetapi
berdasarkan atas peraturan perundang-undangan, pandangan-pandangan informan hingga dapat menjawab permasalahan dari penelitian ini.
Semua data yang diperoleh disusun secara sistematis, diolah dan diteliti serta dievaluasi.Kemudian data dikelompokkan atas data yang sejenis, untuk kepentingan
analisis, sedangkan evaluasi dan penafsiran dilakukan secara kualitatif yang dicatat satu pers atu untuk dinilai kemungkinan persamaan jawaban. Oleh karena itu data
yang telah
dikumpulkan kemudian
diolah, dianalisas
ecara kualitatif
dan diterjemahkan secara logis sistematis untuk selanjutnya ditarik kesimpulan dengan
menggunakan metode deduktif. Kesimpulan adalah merupakan jawaban khusus atas permasalahan yang diteliti, sehingga diharapkan akan memberikan solusi atas
permasalahan dalam penelitian ini.
37
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung:Mandar Maju, 2008,hal. 92
Universitas Sumatera Utara
24
BAB II PENGATURAN KERJASAMA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA
DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DI ATAS TANAH NEGARA
A. Pengertian Barang Milik Negara
Pengertian atau batasan Negara menurut hukum positif ditujukan pada pemerintah Republik Indonesia, dalam arti yang lebih spesifik adalah kementerian
negaralembaga. Pengertian lembaga adalah sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 6 ayat 2 huruf b UU nomor 17 tahun 2003, yaitu lembaga negara dan lembaga
pemerintah non kementerian negara. Barang adalah bagian dari kekayaan Negara yang merupakan satuan tertentu
yang dapat dinilaidihitungdiukurditimbang dan dinilai, tidak termasuk barang adalah uang dan surat berharga.
38
Secara Yuridis Normatif, aset negara itu terbagi atas tiga sub- aset Negara, yaitu:
39
1. Yang dikelola sendiri oleh pemerintah disebut Barang Milik Negara BMN, misalnya
tanah dan
bangunan KementerianLembaga,
mobil milik
KementerianLembaga; 2. Dikelola pihak lain disebut kekayaan negara yang dipisahkan, misalnya
penyertaan modal negara berupa saham di Badan Usaha Milik Negara BUMN,
38
Modul Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengelolaan Kekayaan Negara, Pengelolaan Batang Milik Negara, Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2009, Hal 11
39
Dian Puji N Simatupang, Laporan Akhir Tim Analisa dan Evaluasi Peraturan Perundang- undangan Tentang Aset NegaraUU No.51 Prp Tahun 1960, 2010, hal 3
24
Universitas Sumatera Utara
25
atau kekayaan awal di berbagai badan hukum milik negara BHMN yang dinyatakan sebagai kekayan terpisah berdasarkan UU pendiriannya
3. Dikuasai negara berupa kekayaan potensial terkait dengan bumi, air, udara dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya yang dikuasai negara selaku
organisasi tertinggi, misalnya tambang batubara, minyak, panas bumi, aset nasionalisasi eks-asing, dan cagar budaya
Barang milik Negara meliputi :
40
1. Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN 2. Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah
Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah meliputi :
41
1. Barang yang diperoleh dari hibahsumbangan atau yang sejenis; 2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksana dari perjanjiankontrak;
3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan peraturan perUndang-Undangan atau
4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
40
Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
NegaraDaerah
41
Pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
NegaraDaerah
Universitas Sumatera Utara
26
Jenis-jenis Barang milik Negara: 1. Menurut likuiditas, tujuan perolehannya dan usia manfaatnya, BMN dapat
dibedakan dalam: a. Aset lancar, atau sering disebut sebagai barang persediaan antara lain meliputi
barang konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan, suku cadang, persediaan untuk tujuan strategisberjaga-jaga, pita cukai dan leges, bahan
baku, barang dalam proses atau setengah jadi, tanahbangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan hewan dan tanaman untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat. b. Aset tetap, adalah tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, Jalan,
Irigasi, Jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, dan aset tetap lainnya seperti koleksi perpustakaanbuku, barang bercorak keseniankebudayaanolahraga,
hewan, ikan dan tanaman 2. Menurut bentuknya, BMN dapat dibedakan dalam:
a. Aset berwujud b. Aset tak berwujud, meliputi software komputer, lisensi dan franchise, hak
cipta copyright, paten, dan hak lainnya, dan hasil kajianpenelitian yang memberikan manfaat jangka panjang
3. Menurut sifatnya, yaitu golongan aset-aset bersejarah, yakni bangunan bersejarah, monumen, tempat-tempat purbakala seperti candi, dan karya seni
Yang akan dibahas dalam tesis ini adalah mengenai barang milik negara yang berupa tanah yang pengaturannya berbeda dengan pengaturan barang milik negara
Universitas Sumatera Utara
27
yang lain karena juga mengingat tanah merupakan kekayaan Negara yang sangat penting yang jika tidak dikelola dengan baik dapat disalahgunakan.
Perubahan paradigma baru pengelolaan barang milik Negara aset Negara yang ditandai dengan dikeluarkannya PP Nomor 6 Tahun 2006 yang merupakan
turunan dari UU Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, telah memunculkan optimisme baru best practices dalam penataan dan pengelolaan aset
Negara yang
professional dan
modern dengan
meningkatkan kepercayaan
pengelolaan keuangan Negara dari masyarakat stake-holder.
42
Pengelolaan barang milik negara adalah rangkaian kegiatan perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan pengamanan, pemanfaatan, penilaian,
sampai dengan penghapusan BMN dan tindaklanjutnya berupa pemindahtanganan yang seluruh kegiatannya ditatausahakan serta dilakukan dengan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian Pengelolaan aset Negara yang berupa barang milik negara dan barang milik
daerah adalah tidak sekedar administratif semata, tetapi lebih maju berpikir dalam menangani aset Negara, dengan bagaimana meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan
menciptakan nilai tambah dalam mengelola aset
43
Dalam pengelolaan barang milik Negara ditentukan sebagai berikut:
44
1. Menteri Keuangan mengatur pengelolaan barang milik Negara.
42
Pengelolaan Barang
Milik NegaraDaerah,
diperoleh dari
www.uns.ac.iddownperaturan.php?id=454, terakhir diakses pada tanggal 8 September 2012
43
Ibid.
44
Atep Adya Barata dan Bambang Trihartanto, Perbendaharaan Dan Pemeriksaan Keuangan NegaraDaerah, Jakarta:Gramedia, 2005, Hal. 58
Universitas Sumatera Utara
28
2. Menteripimpinan lembaga adalah pengguna barang bagi kementerian Negara
lembaga yang dipimpinnya. 3.
Kepala kantor dalam lingkungan kementerianlembaga adalah kuasa pengguna barang dalam lingkungan kantor yang bersangkutan.
Kebijakan pengelolaan barang milik daerah ditetapkan oleh Gubernur bupati walikota. Pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah
dilakukan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah. Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna barang bagi satuan kerja perangkat daerah yang
dipimpinnya Pada
beberapa KementerianLembaga
wewenang pengelolaan
BMN didelegasikan pada kepala kantor wilayah, bahkan sampai dengan kepala satuan
kerja, beberapa pendelegasian di kementerianlembaga
45
, diantaranya: 1. Pada kementerian kehutanan, sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:
P.44Menhut-II2008, kuasa pengguna barang pada unit pusat dijabat oleh: a. Kepala biro umum
b. Sekretaris direktorat jenderalsekretaris badan c. Sekretaris inspektorat jendral
d. Pejabat lain dalam jabatan structural yang ditunjuk pengguna barang Kuasa pengguna barang pada unit kerja vertikal di daerah adalah kepala unit
pelaksana teknissatuan kerja.
45
http:ekolumajang.com20120304pendelegasian-kewenangan-pengelolaan-bmn-pada-kl diakses pada tanggal 2 Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
29
2. Pada kementerian agama, didelegasikan kepada rektorketua Perguruan Tinggi Agama Negeri dan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Se-Indonesia.
Sesuai Keputusan Menteri Agama Nomor 63 tahun 2011 3. Pada kementerian perhubungan, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor :
KM.62 Tahun
2008, didelegasika
kepada sekretaris
jenderal, kepala
kantorUPTSatuan Kerja 4. Pada badan pertanahan nasional, sesuai dengan Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional
Republik Indonesia
Nomor: 97KEP_5.42III2011,
didelegasikan kepada kepala kantor pertanajan wilayah badan pertanahan nasional dan kepala kantor pertanahan
5. Pada kementerian pendidikan dan kebudayaan, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional republik Indonesia Nomor 129P2008, didelegasikan
kepada unit utama pusat dan satuan kerja di daerah
B. Cara-cara Pemanfaatan Barang Milik Negara
Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negaradaerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerianlembagasatuan
kerja perangkat daerah oleh pihak lain dengan tidak mengubah status kepemilikan masih milik pemerintah pusatpemerintah daerah.
46
46
Herri Waloejo, Penggunaan dan Pemanfaatan Barang Milik Negara, Jakarta:Mitra
Wacana Media, 2011, Hal. 33
Universitas Sumatera Utara
30
Pemanfaatan barang milik negara dilakukan terhadap:
47
1. Barang milik negara yang tidak digunakan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi kementerian negaralembaga
2. Sebagian barang milik negara yang tidak digunakan oleh pengguna barang sepanjang
menunjang penyelenggaraan
tugas pokok
dan fungsi
kementerianlembaga tersebut Pemanfaatan Barang Milik Negara Barang Milik Daerah dapat dilakukan
dengan cara: 1.
Sewa, yaitu pemanfaatan BMNBMD oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai
2. Pinjam Pakai, yaitu penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir
diserahkan kembali kepada Pengelola Barang. 3.
Kerjasama Pemanfaatan, yaitu Pendayagunaan BMNBMD oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan Negara
bukan Pajak Pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya 4.
Bangun Guna Serah, yaitu pemanfaatan BMNBMD berupa tanah ke pihak lain dengan cara mendirikan bangunan danatau sarana berikut fasilitasnya, kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah
47
Pemanfaatan Barang
Milik Negara,
diperoleh dari
http:barang-milik- negara.blogspot.com201104pemanfaatan-barang-milik-negara.html.UExlW7Liauo
diakses pada
tanggal 20 Juli 2012
Universitas Sumatera Utara
31
disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan danatau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.
5. Bangun Serah Guna, yaitu pemanfaatan BMNBMD berupa tanah ke pihak lain
dengan cara mendirikan bangunan danatau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati Pelaksanaan pemanfaatan barang milik negara dengan sewa, pinjam pakai dan
kerjasama pemanfaatan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Barang milik negara berupa tanah danatau bangunan oleh pengelola barang;
2. Barang milik negara selain tanah danatau bangunan oleh pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang
Tanah yang dapat dibangun rumah susun dengan pemanfaatan barang milik negara berupa tanah tersebut haruslah tanah yang telah diterbitkan sertifikat hak atas
tanah.
48
Guna mendukung pensertifikatan barang milik negara berupa tanah pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor: 186PMK.062009 dan Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pensertifikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah.
BMN berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia cq. Kementerian negaralembaga yang menguasai danatau menggunakan barang
milik negara. Pensertifikatan BMN berupa tanah bertujuan untuk: 1. Memberikan kepastian hukum atas BMN berupa tanah;
48
Pasal 19 ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Universitas Sumatera Utara
32
2. Memberikan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah 3. Melaksanakan tertib administrasi BMN berupa tanah; dan
4. Mengamankan BMN berupa tanah
C. Pemanfaatan Barang Milik Negara Berupa Tanah Dalam Pembangunan Rumah Susun
Sebagaimana disebutkan di bab sebelumnya rumah susun umum dan rumah susun khusus dapat dibangun dengan pemanfaatan barang milik negaradaerah berupa
tanah atau pendayagunaan tanah wakaf, pemanfaatan barang milik negaradaerah berupa tanah tersebut dilakukan dengan cara sewa atau kerjasama pemanfaatan.
1. Pemanfaatan Barang Milik Negara Dengan Cara Kerjasama Pemanfaatan