Analisa Data Tinjauan Yuridis Terhadap Pembangunan Rumah Susun Yang Dibangun Dengan Pemanfaatan Barang Milik Negara Berupa Tanah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

23 informasi dari berbagai aspek untuk menemukan isu-isu yang akan dicari jawabannya, adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan undang-undang statute approach atau pendekatan yuridis, yaitu penelitian terhadap produk-produk hukum. 37 Pendekatan perundang-undangan ini dilakukan untuk menelaah semua undang-undang dan regulasi yang berkaitand engan penelitian yang akan diteliti.

4. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian tesis ini adalah analisa data kualitatif yaitu analisa data yang tidak mempergunakan angka-angka tetapi berdasarkan atas peraturan perundang-undangan, pandangan-pandangan informan hingga dapat menjawab permasalahan dari penelitian ini. Semua data yang diperoleh disusun secara sistematis, diolah dan diteliti serta dievaluasi.Kemudian data dikelompokkan atas data yang sejenis, untuk kepentingan analisis, sedangkan evaluasi dan penafsiran dilakukan secara kualitatif yang dicatat satu pers atu untuk dinilai kemungkinan persamaan jawaban. Oleh karena itu data yang telah dikumpulkan kemudian diolah, dianalisas ecara kualitatif dan diterjemahkan secara logis sistematis untuk selanjutnya ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif. Kesimpulan adalah merupakan jawaban khusus atas permasalahan yang diteliti, sehingga diharapkan akan memberikan solusi atas permasalahan dalam penelitian ini. 37 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung:Mandar Maju, 2008,hal. 92 Universitas Sumatera Utara 24

BAB II PENGATURAN KERJASAMA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA

DALAM PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DI ATAS TANAH NEGARA

A. Pengertian Barang Milik Negara

Pengertian atau batasan Negara menurut hukum positif ditujukan pada pemerintah Republik Indonesia, dalam arti yang lebih spesifik adalah kementerian negaralembaga. Pengertian lembaga adalah sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 6 ayat 2 huruf b UU nomor 17 tahun 2003, yaitu lembaga negara dan lembaga pemerintah non kementerian negara. Barang adalah bagian dari kekayaan Negara yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilaidihitungdiukurditimbang dan dinilai, tidak termasuk barang adalah uang dan surat berharga. 38 Secara Yuridis Normatif, aset negara itu terbagi atas tiga sub- aset Negara, yaitu: 39 1. Yang dikelola sendiri oleh pemerintah disebut Barang Milik Negara BMN, misalnya tanah dan bangunan KementerianLembaga, mobil milik KementerianLembaga; 2. Dikelola pihak lain disebut kekayaan negara yang dipisahkan, misalnya penyertaan modal negara berupa saham di Badan Usaha Milik Negara BUMN, 38 Modul Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengelolaan Kekayaan Negara, Pengelolaan Batang Milik Negara, Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2009, Hal 11 39 Dian Puji N Simatupang, Laporan Akhir Tim Analisa dan Evaluasi Peraturan Perundang- undangan Tentang Aset NegaraUU No.51 Prp Tahun 1960, 2010, hal 3 24 Universitas Sumatera Utara 25 atau kekayaan awal di berbagai badan hukum milik negara BHMN yang dinyatakan sebagai kekayan terpisah berdasarkan UU pendiriannya 3. Dikuasai negara berupa kekayaan potensial terkait dengan bumi, air, udara dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya yang dikuasai negara selaku organisasi tertinggi, misalnya tambang batubara, minyak, panas bumi, aset nasionalisasi eks-asing, dan cagar budaya Barang milik Negara meliputi : 40 1. Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN 2. Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah meliputi : 41 1. Barang yang diperoleh dari hibahsumbangan atau yang sejenis; 2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksana dari perjanjiankontrak; 3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan peraturan perUndang-Undangan atau 4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap 40 Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah 41 Pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah Universitas Sumatera Utara 26 Jenis-jenis Barang milik Negara: 1. Menurut likuiditas, tujuan perolehannya dan usia manfaatnya, BMN dapat dibedakan dalam: a. Aset lancar, atau sering disebut sebagai barang persediaan antara lain meliputi barang konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan, suku cadang, persediaan untuk tujuan strategisberjaga-jaga, pita cukai dan leges, bahan baku, barang dalam proses atau setengah jadi, tanahbangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat. b. Aset tetap, adalah tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, Jalan, Irigasi, Jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, dan aset tetap lainnya seperti koleksi perpustakaanbuku, barang bercorak keseniankebudayaanolahraga, hewan, ikan dan tanaman 2. Menurut bentuknya, BMN dapat dibedakan dalam: a. Aset berwujud b. Aset tak berwujud, meliputi software komputer, lisensi dan franchise, hak cipta copyright, paten, dan hak lainnya, dan hasil kajianpenelitian yang memberikan manfaat jangka panjang 3. Menurut sifatnya, yaitu golongan aset-aset bersejarah, yakni bangunan bersejarah, monumen, tempat-tempat purbakala seperti candi, dan karya seni Yang akan dibahas dalam tesis ini adalah mengenai barang milik negara yang berupa tanah yang pengaturannya berbeda dengan pengaturan barang milik negara Universitas Sumatera Utara 27 yang lain karena juga mengingat tanah merupakan kekayaan Negara yang sangat penting yang jika tidak dikelola dengan baik dapat disalahgunakan. Perubahan paradigma baru pengelolaan barang milik Negara aset Negara yang ditandai dengan dikeluarkannya PP Nomor 6 Tahun 2006 yang merupakan turunan dari UU Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, telah memunculkan optimisme baru best practices dalam penataan dan pengelolaan aset Negara yang professional dan modern dengan meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan Negara dari masyarakat stake-holder. 42 Pengelolaan barang milik negara adalah rangkaian kegiatan perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan pengamanan, pemanfaatan, penilaian, sampai dengan penghapusan BMN dan tindaklanjutnya berupa pemindahtanganan yang seluruh kegiatannya ditatausahakan serta dilakukan dengan pembinaan, pengawasan dan pengendalian Pengelolaan aset Negara yang berupa barang milik negara dan barang milik daerah adalah tidak sekedar administratif semata, tetapi lebih maju berpikir dalam menangani aset Negara, dengan bagaimana meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan menciptakan nilai tambah dalam mengelola aset 43 Dalam pengelolaan barang milik Negara ditentukan sebagai berikut: 44 1. Menteri Keuangan mengatur pengelolaan barang milik Negara. 42 Pengelolaan Barang Milik NegaraDaerah, diperoleh dari www.uns.ac.iddownperaturan.php?id=454, terakhir diakses pada tanggal 8 September 2012 43 Ibid. 44 Atep Adya Barata dan Bambang Trihartanto, Perbendaharaan Dan Pemeriksaan Keuangan NegaraDaerah, Jakarta:Gramedia, 2005, Hal. 58 Universitas Sumatera Utara 28 2. Menteripimpinan lembaga adalah pengguna barang bagi kementerian Negara lembaga yang dipimpinnya. 3. Kepala kantor dalam lingkungan kementerianlembaga adalah kuasa pengguna barang dalam lingkungan kantor yang bersangkutan. Kebijakan pengelolaan barang milik daerah ditetapkan oleh Gubernur bupati walikota. Pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah dilakukan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah. Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna barang bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya Pada beberapa KementerianLembaga wewenang pengelolaan BMN didelegasikan pada kepala kantor wilayah, bahkan sampai dengan kepala satuan kerja, beberapa pendelegasian di kementerianlembaga 45 , diantaranya: 1. Pada kementerian kehutanan, sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.44Menhut-II2008, kuasa pengguna barang pada unit pusat dijabat oleh: a. Kepala biro umum b. Sekretaris direktorat jenderalsekretaris badan c. Sekretaris inspektorat jendral d. Pejabat lain dalam jabatan structural yang ditunjuk pengguna barang Kuasa pengguna barang pada unit kerja vertikal di daerah adalah kepala unit pelaksana teknissatuan kerja. 45 http:ekolumajang.com20120304pendelegasian-kewenangan-pengelolaan-bmn-pada-kl diakses pada tanggal 2 Juni 2012 Universitas Sumatera Utara 29 2. Pada kementerian agama, didelegasikan kepada rektorketua Perguruan Tinggi Agama Negeri dan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Se-Indonesia. Sesuai Keputusan Menteri Agama Nomor 63 tahun 2011 3. Pada kementerian perhubungan, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM.62 Tahun 2008, didelegasika kepada sekretaris jenderal, kepala kantorUPTSatuan Kerja 4. Pada badan pertanahan nasional, sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor: 97KEP_5.42III2011, didelegasikan kepada kepala kantor pertanajan wilayah badan pertanahan nasional dan kepala kantor pertanahan 5. Pada kementerian pendidikan dan kebudayaan, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional republik Indonesia Nomor 129P2008, didelegasikan kepada unit utama pusat dan satuan kerja di daerah

B. Cara-cara Pemanfaatan Barang Milik Negara

Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negaradaerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerianlembagasatuan kerja perangkat daerah oleh pihak lain dengan tidak mengubah status kepemilikan masih milik pemerintah pusatpemerintah daerah. 46 46 Herri Waloejo, Penggunaan dan Pemanfaatan Barang Milik Negara, Jakarta:Mitra Wacana Media, 2011, Hal. 33 Universitas Sumatera Utara 30 Pemanfaatan barang milik negara dilakukan terhadap: 47 1. Barang milik negara yang tidak digunakan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi kementerian negaralembaga 2. Sebagian barang milik negara yang tidak digunakan oleh pengguna barang sepanjang menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerianlembaga tersebut Pemanfaatan Barang Milik Negara Barang Milik Daerah dapat dilakukan dengan cara: 1. Sewa, yaitu pemanfaatan BMNBMD oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai 2. Pinjam Pakai, yaitu penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada Pengelola Barang. 3. Kerjasama Pemanfaatan, yaitu Pendayagunaan BMNBMD oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan Negara bukan Pajak Pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya 4. Bangun Guna Serah, yaitu pemanfaatan BMNBMD berupa tanah ke pihak lain dengan cara mendirikan bangunan danatau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah 47 Pemanfaatan Barang Milik Negara, diperoleh dari http:barang-milik- negara.blogspot.com201104pemanfaatan-barang-milik-negara.html.UExlW7Liauo diakses pada tanggal 20 Juli 2012 Universitas Sumatera Utara 31 disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan danatau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu. 5. Bangun Serah Guna, yaitu pemanfaatan BMNBMD berupa tanah ke pihak lain dengan cara mendirikan bangunan danatau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati Pelaksanaan pemanfaatan barang milik negara dengan sewa, pinjam pakai dan kerjasama pemanfaatan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Barang milik negara berupa tanah danatau bangunan oleh pengelola barang; 2. Barang milik negara selain tanah danatau bangunan oleh pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang Tanah yang dapat dibangun rumah susun dengan pemanfaatan barang milik negara berupa tanah tersebut haruslah tanah yang telah diterbitkan sertifikat hak atas tanah. 48 Guna mendukung pensertifikatan barang milik negara berupa tanah pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 186PMK.062009 dan Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pensertifikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah. BMN berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik Indonesia cq. Kementerian negaralembaga yang menguasai danatau menggunakan barang milik negara. Pensertifikatan BMN berupa tanah bertujuan untuk: 1. Memberikan kepastian hukum atas BMN berupa tanah; 48 Pasal 19 ayat 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun Universitas Sumatera Utara 32 2. Memberikan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah 3. Melaksanakan tertib administrasi BMN berupa tanah; dan 4. Mengamankan BMN berupa tanah

C. Pemanfaatan Barang Milik Negara Berupa Tanah Dalam Pembangunan Rumah Susun

Sebagaimana disebutkan di bab sebelumnya rumah susun umum dan rumah susun khusus dapat dibangun dengan pemanfaatan barang milik negaradaerah berupa tanah atau pendayagunaan tanah wakaf, pemanfaatan barang milik negaradaerah berupa tanah tersebut dilakukan dengan cara sewa atau kerjasama pemanfaatan.

1. Pemanfaatan Barang Milik Negara Dengan Cara Kerjasama Pemanfaatan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun terhadap Semua Bangunan Bertingkat

7 92 107

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

1 67 140

KAJIAN YURIDIS TENTANG RUMAH SUSUN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

0 25 13

Tinjauan Yuridis terhadap Iktikad Baik Pengembang Rumah Susun dalam Tindakan Hukum Pemesanan Rumah Susun Dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

1 3 56

Tinjauan Yuridis Terhadap Kewajiban Developer Untuk Membangun Rumah Susun Umum Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun.

0 0 1

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

0 0 17

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

0 0 2

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

0 0 24

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

1 2 58

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

0 0 5