78
tanh bersama, karena kesemuanya merupakan kebutuhan fungsional yang saling melengkapi.
131
Barang Milik Negara berupa Tanah dapat disewakan selama 60 tahun, dalam waktu selama itu jika dikaitkan dengan usia bangunan, usia bangunan sangat relatif,
hal ini bisa dipengaruhi letak rumah susun, bahan yang digunakan untuk membangun rumah susun, maupun kecermatan pemilik rumah susun dalam merawatnya, jika ada
bagian rumah susun yang rusak dan masih dapat diperbaiki, maka tidak menjadi masalah. Jika rumah susun sudah tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki danatau
dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan rumah susun danatau lingkungan rumah susun, maka harus dilakukan peningkatan kualitas, peningkatan
kualitas ini dapat dilakukan atas prakarsa pemilik satuan rumah susun. Peningkatan kualitas dapat dilakukan dengan pembangunan kembali rumah
susun yang dilakukan melalui pembongkaran, penataan dan pembangunan, namun peningkatan kualitas dilakukan dengan tetap melindungi hak kepemilikan, termasuk
kepentingan pemilik atau penghuni dengan memperhatikan faktor sosial, budaya dan ekonomi yang berkeadilan.
132
2. Penguasaan dan Pengelolaan Satuan Rumah Susun Yang Dibangun di Atas
Tanah Negara
Penguasaan sarusun:
133
131
Adrian Sutedi, Op. Cit, Hal 188
132
Pasal 63 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
133
Pasal 45 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Universitas Sumatera Utara
79
1. Penguasaan sarusun pada rumah susun umum dapat dilakukan dengan cara dimiliki atau disewa.
2. Penguasaan sarusun pada rumah susun khusus dapat dilakukan dengan cara pinjam pakai atau sewa.
3. Penguasaan terhadap sarusun pada rumah susun negara dapat dilakukan dengan cara pinjam pakai, sewa atau sewa beli.
4. Penguasaan terhadap sarusun pada rumah susun komersial dapat dilakukan dengan cara dimiliki atau disewa.
Hanya pembangunan rumah susun umum dan rumah susun khusus yang dapat dibangun di atas tanah Negara maka rumah susun umum dapat dimiliki atau disewa
dan rumah susun khusus tidak dapat dimiliki tetapi hanya pinjam pakai dan sewa. Dilihat dari status penguasaannya Sarusun umum ada dua macam: yang
pertama adalah Rusunawa. Rusunawa dimaksudkan untuk disewakan kepada anggota masyarakat terutama MBR yang belum mampu membeli rumah meskipun dengan
angsuran melalui Kredit Pemilikan Rumah KPR.Pembangunan rusunawa sampai saat ini masih bergantung pada APBN ataupun APBD.Yang kedua adalah rumah
susun sederhana milik rusunami. Rusunami ini dibangun untuk maksud diperjual belikan dalam pasar perumahan
134
Penyelenggaraan rumah susun tidak saja berhenti pada pembangunan fisik semata, namun lebih penting lagi adalah pengelolaan setelah pembangunan, dan juga
134
Efektivitas dan Kualitas Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Rusunawa diperoleh dari
jdih.bpk.go.idwp-contentuploads201202Rusunawa.pdf , Hal 3, diakses tanggal 8
Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
80
pengelolaan terhadap para penghuni agar peningkatan kualitas pemukiman tersebut selalu terjaga dan berkelanjutan.
135
Pengelolaan rumah susun dan apartemen bukanlah suatu hal yang mudah. Apalagi masalah ini diperparah dengan belum memadainya
peraturan tentang rumah susun. Kondisi inilah yang berpotensi mengakibatkan konflik dalam pengelolaan rumah susun
136
Beberapa masalah pengelolaan rumah susun kerap muncul, mulai dari penentuan besaran dan pengelolaan service charge, mekanisme hubungan antara
badan pengelola dan atau developer dengan perhimpunan penghuni, hingga etika berinteraksi antar sesama penghuni apartemen atau rumah susun. Oleh karena itu
penyelesaian ‘konflik’ pengelolaan rumah susun lewat aturan yang jelas, sangat dibutuhkan.
137
Dengan semakin pesatnya pembangunan rumah susun, perlu kiranya dipikirkan realisasi peraturan tentang pengelolaan rumah susun, mengingat bahwa
dalam pemilikan satuan rumah susun yang bersifat perorangan dan terpisah meliputi juga hak atas tanah bersama, bagian bersama, dan benda bersama.
138
Satuan rumah susun yang merupakan milik perseorangan dikelola sendiri oleh pemiliknya sedangkan yang merupakan hak bersama harus digunakan dan dikelola
secara bersama karena menyangkut kepentingan dan kehidupan orang banyak. Penggunaan dan pengelolaannya harus diatur dan dilakukan oleh suatu perhimpunan
135
Buletin CiptaKarya, UU Rusun Atur Hunian Layak Bagi MBR, edisi 4tahun xapril 2012, hal 7
136
Adrian sutedi, Op. Cit, Hal 227
137
Ibid
138
Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan antara Regulasi dan Implementasi, Kompas:Jakarta, 2001, Hal.115
Universitas Sumatera Utara
81
penghuni yang diberi wewenang dan tanggung jawab. Oleh karena itu, penghuni rumah susun wajib membentuk perhimpunan penghuni, yang mempunyai tugas dan
wewenang mengelola dan memelihara rumah susun beserta lingkungan dan menetapkan peraturan-peraturan mengenai tata tetib penghunian.
139
Pengelolaan rumah susun meliputi kegitan operasional, pemeliharaan dan perawatan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Pengelolaan rumah
susun tersebut harus dilaksanakan oleh pengelola yang berbadan hukum, kecuali rumah susun umum sewa, rumah susun khusus, dan rumah susun negara. Badan
hukum yang dimaksud harus mendaftar dan mendapatkan izin usaha dari bupatiwalikota, dan khusus untuk provinsi DKI Jakarta, badan hukum harus
mendaftar dan mendapatkan izin dari Gubernur. Dalam melaksanakan pengelolaan rumah susun, pengelola dapat bekerjasama
dengan perseorangan dan badan hukum, pengelola rumah susun berhak menerima sejumlah biaya pengelolaan dimana biaya pengelolaan dibebankan pada pemilik dan
penghuni secara proporsional, biaya pengelolaan untuk rumah susun sewa dan rumah susun khusus milik pemerintah mendapat perlakuan khusus karena dapat disubsidi
oleh pemerintah. Biaya pengelolaan dihitung berdasarkan kebutuhan nyata biaya operasional, pemeliharaan dan perawatan.
Pelaku pembangunan yang membangun rumah susun umum milik dan rumah susun komersial dalam masa transisi sebelum terbentuknya perhimpunan pemilik dan
penghuni satuan rumah susun PPPSRS wajib mengelola rumah susun , masa transisi
139
Adrian Sutedi, Op. Cit, hal 189
Universitas Sumatera Utara
82
yang dimaksud yaitu paling lama 1 tahun sejak penyerahan pertama kali sarusun kepada pemilik.
PPPSRS merupakan badan hukum yang wajib dibentuk oleh pemilik sarusun, PPPSRS beranggotakan pemilik atau penghuni yang mendapat kuasa dari pemilik
sarusun.Pelaku pembangunan wajib memfasilitasi terbentuknya PPPSRS paling lambat sebelum masa transisi berakhir. Dalam hal PPPSRS telah terbentuk, pelaku
pembangunan segera menyerahkan pengelolaan benda bersama, bagian bersama dan tanah bersama kepada PPPSRS.
Kewajiban PPPSRS adalah mengurus kepentingan para pemilik dan penghuni yang berkaitan dengan pengelolaan kepemilikan benda bersama, bagian bersama,
tanah bersama dan penghunian, tata cara mengurus kepentingan para pemilik dan penghuni yang bersangkutan dengan penghunian diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah tangga PPPSRS. Dalam hal PPPSRS memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan kepemilikan
dan pengelolaan rumah susun setiap anggota mempunyai hak yang sama dengan nilai perbandingan proporsional NPP. Dalam hal PPPSRS memutuskan sesuatu yang
berkaitan dengan kepentingan penghunian rumah susun, setiap anggota berhak memberikan satu suara.
140
140
Yang dimaksud “setiap anggota berhak memberikan satu suara” adalah apabila sarusun telah dihuni, suara pemilik dapat dikuasakan kepada setiap penghuni sarusun. Apabila sarusun belum
dihuni, setiap nama pemilik hanya mempunyai satu suara waluapun pemilik yang bersangkutan memiliki lebih dari satu sarusun
Universitas Sumatera Utara
83
Yang dimaksud dengan NPP adalah nilai atau angka yang menunjukkan perbandingan antara satuan rumah susun terhadap hak atas bagian bersama, benda
bersama dan tanah bersama berdasarkan luas atau nilai sarusun.
141
NPP bukan hanya gambaran akan hak pemilik sarusun terhadap hak suara dan hak atas tanah, benda dan
bagian bersama , tetapi juga cerminan akan adanya kewajiban pemilik untuk mengeluarkan biaya pemeliharaan dan perbaikan kepemilikan bersama yang nantinya
akan dibebankan kepadanya.
142
sehingga ada keseimbangan antara hak dan kewajiban dari NPP suatu pemilik satuan rumah susun
141
Erwin Kallo, Panduan Hukum untuk PemilikPenghuni Rumah Susun, Op.Cit., Hal 60
142
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
84
BAB IV PERAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SAAT INI
A. Pengertian Pemerintah
Pemerintah adalah segenap alat perlengkapan negara atau lembaga-lembaga kenegaraan yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan Negara. Apapun yang
dilakukan pemerintah adalah dalam rangka melaksanakan tugas negara sehingga pemerintah sering disebut juga representasi Negara.
143
Dalam Pasal 1 ayat 22 Undang-Undang Rumah Susun Pengertian Pemerintah adalah:
“Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut pemerintah adalah Presiden republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
Sementara pengertian pemerintah daerah adalah gubernur, bupati atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Pemerintah sebagai representasi dari Negara di Indonesia dapat dilihat dari Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Pokok Agraria yang menyebutkan: “atas dasar
ketentuan dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar, bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu pada tingkatan
tertinggi dikuasai oleh Negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.”
143
Muhadam Labolo, Memahami Ilmu Pemerintahan, Rajawali Press:Jakarta,2007, Hal. 24
84
Universitas Sumatera Utara
85
Dilanjutkan dengan Pasal 2 ayat 2 yang menyebutkan: Hak Menguasai Negara termaksud dalam pasal 1 memberi wewenang untuk:
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan
pemilaharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut; 2.
Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa;
3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air ,dan ruang angkasa Pembatasan dari Pengertian “hak menguasai Negara” yaitu:
1. Merumuskan bagaimana negara dapat menentukan dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan, mengatur objeknya
daripada bumi, air dan ruang angkasa 2. Bagaimana seharusnya hubungan hukum antara orang-orang dan bumi, air dan
ruang angkasa. Mengatur objek hukum dengan subjek hukumnya 3. Mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang dengan perbuatan hukumnya
mengenai bumi, air dan ruang angkasa. Dengan demikian wewenang agraria menurut pasal 2 ini adalah wewenang
Pemerintah Pusat, sungguhpun menurut Ayat 4 Negara dapat melimpahkan hak menguasai kepada:
144
1. Daerah otonom umpama kepada kotamadya
144
A.P. Parlindungan, Komentar atas Undang-Undang Pokok Agraria, Alumni:Bandung, 1984, Hal. 11
Universitas Sumatera Utara
86
2. Kepada pelabuhan-pelabuhan penguasa pelabuhan 3. Kepada instansi pemerintah
4. Masyarakat hukum adat dan lain lain satu dan lainnya dengan suatu peraturan pemerintah
Ada dua peranan pemerintah dalam pembangunan perumahan, di manapun di dunia, yaitu pertama, pemerintah sebagai pembangun perumahan itu sendiri atau
paling tidak memfasilitasi pembangunan perumahan dan kedua, sebagai pengendali pembangunan perumahan.
145
Pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah dan yang dilaksanakan setiap orang
mendapatkan kemudahan danatau bantuan pemerintah.
146
Penyelenggaraan rumah susun adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, penguasaan
dan pemanfaatan,
pengelolaan, pemeliharaan
dan perawatan,
pengendalian, kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang dilaksanakan secara sistematis, terpadu, berkelanjutan, dan
bertanggung jawab Pembangunan rumah susun di atas barang milik Negara berupa tanah
pengaturannya baru dikeluarkan tahun 2011, tetapi pelaksanaan pembangunan rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan rendah berupa rumah susun umum telah
dilakukan pemerintah sebelum dikeluarkan Undang-Undang Tentang Rumah Susun.
145
Tjuk Kuswartojo, Op. Cit., hal 10
146
pasal 15 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Universitas Sumatera Utara
87
B. Peran Pemerintah dalam Penyelenggaraan Rumah Susun
Menurut rumusan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi:
147
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan 2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; 4. Penyediaan sarana dan prasarana umum;
5. Penanganan bidang kesehatan; 6. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial
7. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupatenkota; 8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupatenkota
9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas
kabupatenkota; 10. Pengendalian lingkungan hidup;
11. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupatenkota 12. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil
13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupatenkota;
15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh
kabupatenkota; dan 16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan
Dari kewenangan yang disebutkan di atas banyak hal yang merupakan urusan skala provinsi terutama mengenai pembangunan khususnya pembangunan rumah
susun dimana pembangunan rumah susun merupakan tanggung jawab pemerintah terutam rumah susun sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
147
Arie Sukanti Hutagalung dan Markus Gunawan, Kewenangan Pemerintah di Bidang Pertanahan, Rajawali Press:Jakarta, 2008
Universitas Sumatera Utara
88
Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan rumah susun yang pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah, pembinaan dilaksanakan oleh:
148
1. Menteri pada tingkat nasional; 2. Gubernur pada tingkat provinsi; dan
3. Bupatiwalikota pada tingkat kabupatenkota. Pembinaan yang dilakukan pemerintah meliputi:
149
1. Perencanaan 2. Pengaturan
3. Pengendalian 4. Pengawasan
Perencanaan merupakan
satu kesatuan
yang utuh
dari perencanaan
pembangunan nasional
dan merupakan
bagian integral
dari perencanaan
pembangunan daerah, Perencanaan melibatkan peran serta Masyarakat, perencanaan pada
tingkat nasional
menjadi pedoman
untuk menyusun
perencanaan penyelenggaraan pembangunan rumah susun pada tingkat provinsi dan kabupaten.
Pengaturan meliputi pembangunan, penguasaan, pemilikan, pemanfaatan, pengelolaan,
peingkatan kualitas,
kelembagaan dan
pendanaan dan
sistem pembiayaan. Pengendalian dilakukan untuk menjamin penyelenggaraan rumah susun
sesuai dengan tujuannya. Sementara pengawasan meliputi pemantauan, evaluasi dan tindakan koreksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
148
Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun
149
Pasal 6 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun
Universitas Sumatera Utara
89
Pembinaan penyelenggaraan rumah susun secara nasional dilaksanakan dengan cara:
1. Koordinasi penyelenggaraan rumah susun 2. Sosialisasi peraturan perundang-undangan dan sosialisasi norma, standar,
prosedur dan kriteria 3. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi
4. Pendidikan dan pelatihan 5. Penelitian dan pengembangan
6. Pengembangan sistem dan layanan informasi dan komunikasi, dan 7. Pemberdayaan pemangku kepentingan rumah susun
Koordinasi penyelenggaraan rumah susun dilakukan pemerintah pusat dengan daerah, dengan dilakukan pembinaan secara nasional diharapkan masyarakat dapat
mengetahui keberadaan rumah susun yang selama ini dianggap sebagai hunian kumuh, yang juga sering ditolak pembangunannya oleh masyarakat di sekitar lokasi
pembangunan rumah susun Pembinaan yang dilakukan pemerintah dalam penyelenggaraan rumah susun
ditujukan kepada pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupatenkota, dan masyarakat, pembinaan ini dilakukan dengan tujuan:
1. Mendorong pembangunan rumah susun dengan memanfaatkan teknik dan
teknologi, bahan bangunan, rekayasa konstruksi, dan rancang bangun yang tepat guna serta mempertimbangkan kearifan lokal dan keserasian lingkungan yang
aman bagi kesehatan;
2. Mendorong pembangunan rumah susun yang mampu menggerakkan industri
perumahan nasional dan memaksimalkan pemanfaatan sumber daya lokal, termasuk teknologi tahan gempa;
3. Mendorong terwujudnya hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat
sebagai sarana pembinaan keluarga 4.
Mendorong perwujudan dan pelestarian nilai-nilai wawasan nusantara dan budaya nasional dalam pembangunan rumah susun
Universitas Sumatera Utara
90
Pembinaan dilakukan agar pengembang maupun masyarakat di provinsi dapat mengetahui pembangunan rumah susun yang berkualitas dan dapat mewujudkan
kesejahteraan masyarakat
di provinsi
sampai ke
kabupatenkota. Dimana
pembangunan rumah susun harus memenuhi persyaratan administratif, persyaratan teknis dan persyaratan ekologis. Pembangunan rumah susun sederhana juga harus
memiliki pedoman teknis, diantaranya dituangkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05PRTM2007
Pemerintah dalam melaksanakan pembinaan penyelenggaraan rumah susun mempunyai tugas:
150
1. Merumuskan kebijakan dan strategi di bidang rumah susun pada tingkat
nasional; 2.
Menyusun rencana dan program pembangunan dan pengembangan rumah susun pada tingkat nasional;
3. Menyelenggarakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan
serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan rumah susun pada tingkat nasional; 4.
Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi pelaksanaan kebijakan penyediaan rumah susun sebagai bagian dari pemukiman pada tingkat nasional;
5. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang rumah susun di tingkat
nasional; 6.
Menyusun dan menetapkan standar pelayanan minimal rumah susun; 7.
Menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan dan penyediaanbasis data rumah susun pada tingkat nasional;
8. Mengalokasikan
dana danatau
biaya pembangunan
untuk mendukung
terwujudnya rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara; 9.
Memfasilitasi penyediaan rumah susun bagi masyarakat, terutama bagi MBR; 10. Memfasilitasi penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum bagi rumah susun
yang disediakan untuk MBR; 11. Menyelenggarakan penyusunan kebijakan nasional tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di bidang rumah susun; dan 12. Melakukan pencadangan atau pengadaan tanah untuk rumah susun umum,
rumah susun khusus, dan rumah susun negara yang sesuai dengan peruntukan lokasi pembangunan rumah susun
150
Pasal 80 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Universitas Sumatera Utara
91
Tugas pembinaan Pemerintah Pusat tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi dan juga Pemerintah KabupatenKota, seperti program
pemerintah membangun 1000 tower rumah susun, kebijakan dirumuskan oleh pemerintah pusat tetapi pembangunan juga dilakukan pemerintah daerah dengan
berpedoman pada pengaturan pemerintah pusat Pemerintah provinsi dalam melaksanakan pembinaan penyelenggaraan rumah
susun mempunyai tugas:
151
1. Merumuskan kebijakan dan strategi di bidang rumah susun pada tingkat provinsi dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional
2. Menyusun rencana dan program pembangunan dan pengembangan rumah susun pada tingkat provinsi dengan berpedoman pada perencanaan nasional;
3. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan rumah susun pada tingkat provinsi;
4. Melaksanakan fungsi operasionalisasi kebijakan penyediaan rumah susun dan mengembangkan lingkungan hunian rumah susun sebagai bagian dari kawasan
pemukiman pada tingkat provinsi; 5. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang rumah susun pada tingkat
provinsi; 6. Melaksanakan standar pelayanan minimal rumah susun;
7. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan dan penyediaan basis data rumah susun di kabupatenkota pada wilayah provinsi;
8. Mengalokasikan dana
danatau biaya
pembangunan untuk
mendukung terwujudnya rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara;
9. Memfasilitasi penyediaan rumah susun bagi masyarakat terutama MBR; 10. Memfasilitasi penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum bagi rumah susun
yang disediakan untuk MBR; 11. Melaksanakan kebijakan provinsi tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil
rekayasa teknologi di bidang rumah susun dengan berpedoman pada kebijakan nasional; dan
12. Melakukan percadangan atau pengadaan tanah untuk rumah susun umum, rumah susun khusus dan rumah susun negara yang sesuai dengan peruntukan lokasi
pembangunan rumah susun.
151
Pasal 81 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Universitas Sumatera Utara
92
Dengan demikian pemerintah pusat tetap memegang peranan penting dalam merumuskan kebijakan dan strategi di bidang rumah susun pada tingkat nasional
termasuk perencanaan, sinkronisasi, sosialisasi, operasional, penyusunan standar pelayanan sementara pemerintah provinsi dalam merumuskan kebijakan harus
berpedoman pada kebijakan nasional, hal-hal yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat hanya dilaksanakan oleh pemerintah provinsi, namun baik pemerintah pusat
maupun provinsi keduanya memperhatikan masyarakat berpenghasilan rendah, dan melakukan pencadangan atau pengadaan tanah untuk rumah susun umum, khusus dan
negara Sinkronisasi peraturan perundang-undangan dilakukan pemerintah provinsi
dalam hal ada produk peraturan daerah yang tidak sesuai lagi dengan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkanberlaku
Pemerintah kabupatenkota dalam melaksanakan pembinaan penyelenggaraan rumah susun mempunyai tugas:
152
1. Merumuskan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupatenkota di bidang rumah susun dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi provinsi danatau nasional
2. Menyusun rencana dan program pembangunan dan pengembangan rumah susun pada tingkat kabupatenkota dengan berpedoman pada perencanaan provinsi
danatau nasional; 3. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undangan serta
kebijakan dan strategi penyelenggaraan rumah susun pada tingkat kabupatenkota; 4. Melaksanakan fungsi operasionalisasi kebijakan penyediaan dan penataan
lingkungan hunian rumah susun pada tingkat kabupatenkota 5. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang rumah susun pada tingkat
kabupatenkota 6. Melaksanakan standar pelayanan minimal rumah susun
152
Pasal 82 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Universitas Sumatera Utara
93
7. Melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan dan penyediaan basus data rumah susun pada tingkat kabupatenkota;
8. Mengalokasikan dana
danatau biaya
pembangunan untuk
mendukung terwujudnya rumah susun uum, rumah susun, khusus dan rumah susun negara;
9. Memfasilitasi penyediaan rumah susun bagi masyarakat terutama MBR; 10. Memfasilitasi penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum pembangunan
rumah susun bagi MBR; 11. Melaksanakan kebijakan daerah tentang pendayagunaan dan pemanfaatan hasil
rekayasa teknologi di bidang rumah susun dengan berpedoman pada kebijakan provinsi danatau nasional;
12. Melakukan pencadangan atau pengadaan tanah untuk rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara yang sesuai dengan peruntukan lokasi
pembangunan rumah susun 13. Memfasilitasi pemeliharaan dan perawatan prasarana, sarana dan utilitas umum
rumah susun yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat; dan 14. Menginventarisasi, mencatat, dan memetakan tanah, prasarana, sarana, utilitas
umum dan bangunan yang menjadi bagian dari rumah susun. Jika pemerintah provinsi melaksanakan hal-hal yang diatur di oleh pemerintah
pusat, maka pemerintah kabupatenkota melaksanakan apa yang diatur oleh pemerintah pusat dan provinsi hanya saja pada tingkat kabupatenkota, pemerintah
memfasilitasi pemeliharaan dan perawatan prasarana, sarana dan utilitas umum rumah susun yang dibangun secara swadaya dan menginventarisasi, mencatat dan
memetakan tanah, prasarana, sarana, utilitas umum dan bangunan. Tugas pengaturan dan pembinaan pembangunan rumah susun merupakan
tanggung jawab bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan sebagai wujud fungsi pengaturan dan pembinaan atas rumah susun dituangkan dalam Peraturan
Daerah KabupatenKota.
153
C. Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Rumah Susun Bersubsidi
Kegiatan pembangunan rumah susun telah menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan kebutuhan perumahan bagi rakyat
153
Herman Hermit, Komentar Atas Undang-Undang Rumah Susun, Op. Cit., Hal. 53
Universitas Sumatera Utara
94
Indonesia. Dengan adanya “program 1000 menara rumah susun sederhana milik” yang telah dicanangkan dalam beberapa tahun terakhir ini, menunjukkan komitmen
pemerintah tetap kuat di dalam membantu masyarakat memperoleh hunian yang layak dan terjangkau.
154
Pada tahun 2006 Pemerintah mengeluarkan Kepres 22 tahun 2006 tentang tim koordinasi percepatan pembangunan rumah susun di kawasan perkotaan, tujuan
diterbitkannya kepres ini adalah: 1. Mempercepat pemecahan masalah mendasar, seperti masalah pertanahan,
perizinan infrastruktur dasar dan pajakretribusi melalui tim koordinasi dan POKJA;
2. Untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menegah bawah, khususnya MBR dengan mengedepankan efisiensi penggunaan
tanah dan penataan perumahan di kawasan perkotaan melalui pembangunan rusun 3. Percepatan pembangunan rumah susun sederhana yang layak, sehat dan
terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan menegah-bawah, khususnya bagi MBR di kawasan perkotaan.
Dukungan Pemerintah
dalam percepatan
pembangunan rumah
susun sederhana diantaranya diperlihatkan Kementerian Negara Perumahan Rakyat dimana
154
Kata Pengantar Menteri Negara Perumahan Rakyat Mohammad Yusuf Asy’ari dalam buku Erwin Kallo, Panduan Hukum untuk PemilikPenghuni Rumah Susun, 2009
Universitas Sumatera Utara
95
Menpera telah mengirimkan surat kepada Presiden pada tanggal 2 oktober 2007 untuk meminta persetujuan mengenai:
155
1. Pemanfaatan tanah NegaraDaerahBUMNBUMD di lokasi-lokasi strategis untuk pembangunan Rusunami di kawasan perkotaan;
2. Pemanfaatan tanah tersebut diselenggarakan melalui sewa atas tanah; 3. Terhadap tanah-tanah yang dikelola oleh instansi pemerintah, BUMN, BUMD
yang tidak sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat dikelola oleh Perum Perumnas untuk pembangunan Rusunami, dengan rekomendasi Menpera
Dukungan Menpera tersebut telah ditindaklanjuti dengan rapat koordinasi di sekretariat negara bersama kementerian Negara BUMN, Badan Pertanahan Nasional
dan instansi terkait lainnya pada tanggal 1November 2007 dan di kantor Kementerian Negara BUMN tanggal 12 November 2007.
Sesuai kontrak kinerja Menteri Perumahan Rakyat dengan presiden RI, diamanatkan
bahwa sampai
dengan tahun
2012 harus
dapat memastikan
terbangunnya 685.000 unit Rumah susun hunian bersubsidi, 180 tower rusunami dan 380 Twin Block rusunawa berikut PSU pendukungnya
156
1. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Rusunami