Pemanfaatan Barang Milik Negara Dengan Cara Kerjasama Pemanfaatan

32 2. Memberikan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah 3. Melaksanakan tertib administrasi BMN berupa tanah; dan 4. Mengamankan BMN berupa tanah

C. Pemanfaatan Barang Milik Negara Berupa Tanah Dalam Pembangunan Rumah Susun

Sebagaimana disebutkan di bab sebelumnya rumah susun umum dan rumah susun khusus dapat dibangun dengan pemanfaatan barang milik negaradaerah berupa tanah atau pendayagunaan tanah wakaf, pemanfaatan barang milik negaradaerah berupa tanah tersebut dilakukan dengan cara sewa atau kerjasama pemanfaatan.

1. Pemanfaatan Barang Milik Negara Dengan Cara Kerjasama Pemanfaatan

Kerjasama Pemanfaatan Barang Milik Negara dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan barang milik negara yang belumtidak dipergunakan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, meningkatkan penerimaan negara, dan mengamankan barang milik negara dalam arti mencegah penggunaan barang milik negara tanpa didasarkan pada ketentuan yang berlaku. 49 Subjek pelaksana kerjasama pemanfaatan yaitu: 50 a. Pihak yang dapat melakukan kerjasama pemanfaatan Barang Milik Negara: 49 Pertimbangan Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 96PMK.062007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara 50 Herri Waloejo, Op cit., Hal. 46 Universitas Sumatera Utara 33 1 Pengelola barang, untuk tanah danatau bangunan yang berada pada pengelola barang 2 Pengguna barang dengan persetujuan pengelola barang, untuk: a sebagian tanah danatau bangunan yang berlebih dari tanah danatau bangunan yang sudah digunakan oleh pengguna barang dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya b BMN selain tanah dan atau bangunan b. Pihak yang dapat menjadi mitra kerjasama pemanfaatan barang milik negara meliputi: 1 Badan Usaha Milik Negara; 2 Badan Usaha Milik Daerah; 3 Badan Hukum lainnya Dengan demikian pengguna barang tidak dapat melakukan perjanjian kerjasama pemanfaatan sebelum mendapat persetujuan pengelola barang, mengingat pengguna barang hanya dapat menggunakan tanah untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Badan Usaha Milik Negara dapat menjadi mitra kerjasama pemanfaatan, mengingat ada juga peluang rumah susun untuk dibangun di atas lahan BUMN, hal ini sudah dilakukan sebelum keluarnya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2011 Tentang Rumah Susun, seperti yang dilakukan Kementerian Perumahan rakyat Suharso Monoarfa dengan Kementerian Negara BUMN Mustafa Abubakar dalam Universitas Sumatera Utara 34 kerjasama pemanfaatan lahan BUMN untuk pembangunan rumah susun, pengembang dalam pembangunan tersebut bisa dari BUMN sendiri. BUMN sendiri dapat terdiri dari 3 bentuk yaitu Perusahaan Umum Perum dan Perusahaan yang berbentuk Perseroan Persero, dan Perusahaan terbuka. BUMN yang bergerak dalam pembangunan yang memungkinkan BUMN tersebut sebagai mitra kerjasama diantaranya: Perum Pembangunan Rumah Nasional Perumnas, PT Adhi Karya Persero Tbk, PT Wijaya Karya Persero Tbk, dan lain lain, namun mengingat kerjasama pemanfaatan yang dilakukan dalam pembangunan rumah susun ditujukan untuk Masyarakat Berpenghasilan rendah maka pembangunan lebih tepat dilakukan oleh perusahaan umum. Perusahaan umum adalah BUMN yang berusaha di bidang pelayanan bagi kemanfaatan umum, di samping mendapatkan keuntunganyang modal seluruhnya adalah milik Negara dari kekayaan Negara yang dipisahakan serta berstatus badan hukum. 51 Dengan demikian perum perumnas merupakan perusahaan yang tepat mengingat tugas pokok Perum Perumnas adalah menyediakan perumahan dan pemukiman bagi masyarakat menengah bawah, dengan tidak menutup kemungkinan bagi pengembang BUMN lain dan Pengembang Swasta untuk menjadi mitra kerjasama pemanfaatan dalam pembangunan rumah susun. Ketentuan dalam pelaksanaan kerjasama pemanfaatan: 52 a. Kerjasama pemanfaaatan tidak mengubah status barang milik Negara yang menjadi objek kerjasama pemanfaatan 51 Pariata Westra, Administrasi Perusahaan Negara, Yogyakarta:Ghalia, 2009, Hal. 3 52 Herri Waloejo, Op cit., Hal. 47 Universitas Sumatera Utara 35 b. Sarana dan prasarana yang menjadi bagian dari pelaksanaan kerjasama pemanfaatan adalah barang milik Negara sejak pengadaannya c. Jangka waktu kerjasama pemanfaatan barang milik Negara paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang d. Penerimaan Negara yang wajib disetorkan mitra kerjasama pemanfaatan selama jangka waktu kerjasama, terdiri dari: 1. Kontribusi tetap; dan 2. Pembagian keuntungan hasil pendapatan kerjasama pemanfaatan barang milik Negara e. Penghitungan nilai barang milik Negara baik yang berada pada pengelola barang maupun yang berada pada pengguna barang dalam rangka penentuan besaran kontribusi tetap dilakukan oleh penilai yang ditugaskan oleh pengelola barang f. Penetapan besaran kontribusi tetap 1. Besaran kontribusi tetap atas barang milik Negara berupa tanah danatau bangunan ditetapkan oleh pengelola barang berdasarkan hasil perhitungan penilai; 2. Besaran kontribusi tetap atas barang milik Negara selain tanah danatau bangunan ditetapkan oleh penggguna barang dengan persetujuan pengelola barang berdasarkan hasil perhitungan penilai. g. Pembayaran kontribusi tetap oleh mitra kerjasama pemanfaatan untuk pembayaran pertama harus dilakukan pada saat ditandatanganiya perjanjian kerjasama pemanfaatan, dan bayaran kontribusi tahun berikutnya harus dilakukan paling lambat tanggal 31 maret setiap tahun sampai berakhirnya perjanjian kerjasama pemanfaatan, dengan penyetoran ke rekening kas umum Negara h. Pembagian keuntungan hasil pendapatan harus disetor ke rekening kas umum Negara paling lambat tanggal 31 maret tahun berikutnya. i. Keterlambatan pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan dari tanggal tersebut pada butir 12 dan butir 13 dikenakan denda paling sedikit 1  satu per seribu per hari j. Mitra kerjasama pemanfaatan ditentukan melalui pemilihan calon mitra kerjasama pemanfaatan tender yang dilakukan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang- undangan pengadaan barangjasa, kecuali Barang Milik Negara yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung. k. Seluruh biaya yang Timbul pada tahap persiapan dan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan, antara lain meliputi biaya perizinan, konsultan pengawas, biaya konsultan hukum, dan biaya pemeliharaan objek kerjasama pemanfaatan, menjadi beban mitra kerjasama pemanfaatan; Universitas Sumatera Utara 36 l. Surat persetujuan kerjasama pemanfaatan dari Pengelola Barang dinyatakan tidak berlaku apabila dalam jangka waktu satu tahun sejak ditetapkan tidak ditindaklanjuti dengan penandatanganan surat perjanjian kerjasama pemanfaatan. m. Izin Mendirikan Bangunan IMB harus atas nama Pemerintah Republik Indonesia. Mengenai jangka waktu kerjasama pemanfaatan yang datur dalam lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96PMK.062007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara, disebutkan jangka waktu kerjasama pemanfaatan Barang Milik Negara paling lama 30 Tahun, sementara di Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun tidak disebutkan mengenai jangka waktu kerjasama pemanfaatan atas Barang Milik Negara berupa Tanah. Kerjasama Pemanfaataan tidak mengubah status kepemilikan dan sarana dan prasarana sejak pengadaannya merupakan milik Negara sehingga Negara tidak dirugikan dalam perjanjian. Pemilihan mitra kerjasama pemanfaatan dilakukan melalui tender tetapi kerjasama pemanfaatan dengan pemengan tender hanya berbentuk persetujuan kerjasama pemanfaatan, bukan perjanjian, sehingga pengembang harus segera menindaklanjuti dengan penandatanganan surat perjanjian kerjasama pemanfaatan Tata Cara kerjasama pemanfaatan atas tanah danatau bangunan yang berada pada pengelola barang: 1. Pengelola barang membentuk tim yang beranggotakan unsur pegelola barang, yang akan melakukan penelitian mengenai tanah danatau bangunan yang dijadikan objek kerjasama pemanfaatan, menyiapkan hal-hal yang bersifat teknis, dan melakukan pemilihan mitra kerjasama pemanfaatan. 2. Dalam pembentukan tim di atas, pengelola barang dapat mengikutsertakan unsur instansilembaga teknis yang berkompeten. 3. Dalam rangka penghitungan besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan, pengelola barang menugaskan penilai untuk melakukan Universitas Sumatera Utara 37 penghitungan nilai barang milik Negara yang akan dijadikan objek kerjasama pemanfaatan. 4. Penilai menyampaikan laporan penilaian kepada pengelola barang melalui tim. 5. Tim menyampaikan laporan kepada pengelola barang terkait dengan hasil penelitian atas tanah danatau bangunan, penghitungan besaran kontribusi tetap, dan pembagian hasil keuntungan yang didasarkan pada laporan penilaian 6. Berdasarkan laporan tim dimaksud, pengelola barang menerbitkan surat penetapan nilai tanah danatau bangunan, besaran kontribusi tetap dan pembagian hasil keuntungan. 7. Berdasarkan surat penetapan tersebut, tim melakukan tender untuk mendapatkan mitra kerjasama pemanfaatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 8. Hasil pelaksanaan pemilihan mitra kerjasama pemanfaatan disampaikan kepada pengelola barang untuk ditetapkan. 9. Apabila telah memenuhi persyaratan dan disetujui, pengelola barang menerbitkan keputusan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan tanah danatau bangunan dimaksud sekurang-kurangnya memuat objek kerjasama pemanfaatan, besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan, mitra kerjasama pemanfaatan, dan jangka waktu kerjasama pemanfaatan. 10. Tim menyiapkan konsep perjanjian kerjasama pemanfaatan serta menyiapkan konsep berita acara serah terima barang. 11. Pelaksanaan kerjasama pemanfaatan dituangkan dalam naskah perjanjian dalam akta notaris, antara Pengelola Barang dengan mitra kerjasama pemanfaatan, yang antara lain memuat objek kerjasama pemanfaatan, mitra kerja sama pemanfaatan, besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan, hak dan kewajiban para pihak, mekanisme pembayaran, sanksi, serta jangka waktu kerja sama pemanfaatan, dengan memperhatikan azas optimalisasi daya guna dan hasil guna Barang Milik Negara, serta peningkatan penerimaan negara. 12. Pengelola Barang melakukan monitoring, evaluasi, dan penatausahaan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan Barang Milik Negara. 13. Perpanjangan jangka waktu kerjasama pemanfaatan Barang Milik Negara dilakukan setelah dievaluasi oleh Pengelola Barang; 14. Permohonan perpanjangan jangka waktu kerjasama pemanfaatan harus disampaikan oleh mitra kerjasama kepada Pengelola Barang paling lambat 1 satu tahun sebelum berakhirnya jangka waktu kerjasama pemanfaatan. Universitas Sumatera Utara 38 15. Setelah berakhirnya jangka waktu kerjasama pemanfaatan, mitra menyerahkan objek kerjasama pemanfaatan, berikut dengan sarana dan prasarana yang menjadi bagian dari pelaksanaan kerjasama pemanfaatan, dilengkapi dengan dokumen terkait kepada Pengelola Barang yang dituangkan dalam berita acara serah terima. Kerjasama pemanfaatan atas tanahbangunan yang ada pada pengelola barang melibatkan penilai untuk mendapatkan penilaian yang maksimal dalam menentukan besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan, dalam hal barang berada pada pengelola barang maka pengelola barang yang berperan aktif dalam melakukan pengawasan dari sebelum perjanjian hingga setelah perjanjian. Tata cara kerjasama pemanfaatan atas sebagian tanah danatau bangunan yang berlebih dari tanah danatau bangunan yang sudah digunakan oleh Pengguna Barang: 1. Pengguna Barang mengajukan usulan kerjasama pemanfaatan tanah danatau bangunan kepada Pengelola Barang, dengan disertai bukti kepemilikan, gambar lokasi, luas, dan nilai perolehan danatau NJOP tanah danatau bangunan, pertimbangan yang mendasari usulan kerjasama pemanfaatan, dan jangka waktu kerjasama pemanfaatan. 2. Pengelola Barang melakukan kajian atas usulan Pengguna Barang tersebut, terutama menyangkut kelayakan kemungkinan kerjasama pemanfaatan Barang Milik Negara tanah danatau bangunan dimaksud. 3. Apabila kajian atas usulan kerjasama pemanfaatan tersebut menyimpulkan kelayakan dilakukannya kerjasama pemanfaatan, Pengelola Barang membentuk Tim yang anggotanya terdiri atas Pengelola Barang dan Pengguna Barang, untuk melakukan penelitian atas tanah danatau bangunan yang akan dilakukan kerjasama pemanfaatan serta menyiapkan hal-hal yang bersifat teknis. 4. Dalam pembentukan Tim di atas, Pengelola Barang dapat mengikutsertakan unsur instansilembaga teknis yang kompeten. 5. Dalam rangka penghitungan besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan, Pengelola Barang menugaskan penilai untuk melakukan penghitungan nilai Barang Milik Negara yang akan dijadikan objek kerjasama pemanfaatan. 6. Penilai menyampaikan laporan penilaian kepada Pengelola Barang melalui Tim. 7. Tim menyampaikan laporan hasil penelitiannnya atas tanah danatau bangunan, berikut hasil penghitungan besaran kontribusi tetap dan Universitas Sumatera Utara 39 pembagian keuntungan yang didasarkan pada laporan penilaian kepada Pengelola Barang. 8. Berdasarkan laporan Tim dimaksud, Pengelola Barang memutuskan disetujui atau tidaknya usulan kerjasama pemanfaatan. 9. Dalam hal Pengelola Barang tidak menyetujui usulan tersebut, Pengelola Barang memberitahukan kepada Pengguna Barang disertai dengan alasannya. 10. Dalam hal Pengelola Barang menyetujui usulan tersebut, Pengelola Barang menerbitkan surat persetujuan yang sekurang-kurangnya memuat bagian tanah danatau bangunan yang akan dijadikan objek kerjasama pemanfaatan, nilai tanah danatau bangunan, besaran kontribusi tetap dan pembagian hasil keuntungan, dan jangka waktu kerjasama pemanfaatan. 11. Berdasarkan persetujuan dari Pengelola Barang tersebut dalam huruf j, Pengguna Barang melakukan tender untuk mendapatkan mitra kerjasama pemanfaatan. 12. Pengguna Barang menetapkan mitra kerjasama pemanfaatan berdasarkan hasil pelaksanaan pemilihan dimaksud, disertai dengan penetapan besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan. 13. Pelaksanaan kerja sama pemanfaatan dituangkan dalam bentuk naskah perjanjian kerja sama pemanfaatan antara Pengguna Barang dengan mitra kerja sama pemanfaatan yang sekurang-kurangnya memuat pihak mitra kerja sama pemanfaatan, besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan, serta jangka waktu kerja sama pemanfaatan. 14. Penyerahan Barang Milik Negara yang menjadi objek kerjasama pemanfaatan dituangkan dalam berita acara serah terima. 15. Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan kepada Pengelola Barang. 16. Pengguna Barang bersama-sama dengan Pengelola Barang melakukan monitoring, evaluasi dan penatausahaan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan Barang Milik Negara tersebut. 17. Perpanjangan jangka waktu kerjasama pemanfaatan Barang Milik Negara dilakukan setelah dievaluasi oleh Pengguna Barang dan disetujui oleh Pengelola Barang; 18. Permohonan perpanjangan jangka waktu kerjasama pemanfaatan harus disampaikan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang paling lambat 1 satu tahun sebelum berakhirnya jangka waktu kerjasama pemanfaatan. 19. Setelah berakhirnya jangka waktu kerjasama pemanfaatan, mitra menyerahkan objek kerjasama pemanfaatan, berikut dengan sarana dan prasarana yang menjadi bagian dari pelaksanaan kerjasama Universitas Sumatera Utara 40 pemanfaatan, dilengkapi dengan dokumen terkait kepada Pengelola Barang yang dituangkan dalam berita acara serah terima. Proses yang lebih panjang dalam kerjasama pemanfaatan pada barang milik Negara yang ada pada pengguna barang dikarenakan pengguna barang tidak dapat secara langsung melakukan kerjasama pemanfaatan tetapi harus memperoleh persetujuan dari pengelola barang, tetapi prosesnya hampir sama, dimana pembentukan tim untuk melakukan penilaian dan penetapan kontribusi tetap dan pembagian hasil keuntungan tetap dilakukan oleh pengelola barang, pengguna barang melakukan tender, dan pengawasan dilakukan secara bersama antara pengguna barang dengan pengelola barang

2. Pemanfaatan Barang Milik Negara Dengan Cara Sewa

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun terhadap Semua Bangunan Bertingkat

7 92 107

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

1 67 140

KAJIAN YURIDIS TENTANG RUMAH SUSUN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

0 25 13

Tinjauan Yuridis terhadap Iktikad Baik Pengembang Rumah Susun dalam Tindakan Hukum Pemesanan Rumah Susun Dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

1 3 56

Tinjauan Yuridis Terhadap Kewajiban Developer Untuk Membangun Rumah Susun Umum Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun.

0 0 1

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

0 0 17

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

0 0 2

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

0 0 24

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

1 2 58

Analisis Yuridis Pemberian Hak Tanggungan Pada Hak Milik Satuan Rumah Susun Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun

0 0 5