Kerangka Teoritis dan Konseptual.

empiris untuk mengkaji implementasi ketentuan hukum normatif undang- undang dalam aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat. Sedangkan sifat dari penelitian ini adalah kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan melalui tahap demi tahap dan makna disimpulkan selama proses berlansgung dari awal sampai akhir kegiatan, bersifat naratif, dan holistik. 15

2. Pendekatan Penelitian.

Sehubungan dengan penelitian penulis menggunakan jenis penilitian yaitu penelitian normatif, maka dalam hal teknik pengumpulan data dalam penelitian normatif, penulis menggunakan beberapa pendekatan, yaitu berupa pendekatan perundang-undangan statute approach, dan pendekatan historis historical approach. Pendekatan perundang-undangan dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan mengenai ketentuan hukum mengenai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme tersebut. Pendekatan Perundang-undangan dirasa perlu untuk memastikan bahwa pada dasarnya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme merupakan badan yang dibentuk berdasarkan Undang-undang. Selain itu, pendekatan perundang-undangan juga berguna bagi penulis sebagai sumber informasi tambahan mengenai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu sendiri. 15 A. Muri Yusuf, Metode Penelitan Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014, h. 328 Sedangkan pendekatan historis dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya sejarah perkembangan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Pendekatan historis dilakukan dengan menelaah latar belakang dan perkembangan mengenai BNPT di Indonesia.

3. Sumber Penelitian.

Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber penelitian yang berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, serta bahan hukum tersier yang berkaitan secara langsung dengan objek yang diteliti, dengan rincian sebagai berikut: a. Bahan Hukum Primer. Merupakan data-data yang diperoleh dari sumber aslinya, memuat segala keterangan-keterangan yang beerkaitan dengan penelitian ini. Sumber- sumber tersebut berupa UUD 1945, Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Undang- undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Bahan hukum primer merupakan data yang diperoleh dari bahan kepustakaan. 16 b. Bahan hukum sekunder. Merupakan data-data yang memberikan penjelasan mengenai bahan- bahan primer yang diambil dari sumber-sumber tambahan yang memuat 16 Soejono Sokanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Pustaka Pelajar, 1992., h. 51