Penutup, berisi kesimpulan dan Saran
atau emosional, sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, berakibat munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak
penting. Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT menjadi isu penting dalam
beberapa dekade terakhir ini, dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kasus KDRT di dunia dan buruknya efek yang ditimbulkan terhadap
perempuan dan anak-anak. KDRT adalah suatu bentuk pelanggaran hak-hak asasi manusia dan
kejahatan terhadap kemanusiaan, juga merupakan tindakan diskriminasi setiap individu yang mempumyai hak asasi. Menurut pasal 1 ayat 1 UU No.
39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
7
Sebagai sebuah negara yang menjadikan hukum sebagai panglima, negara wajib melindungi setiap warga negaranya dari segala bentuk
kekerasan dan pelanggaran hak-haknya, seperti yang diamanatkan pasal 28 Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945
beserta perubahannya dalam pasal 28G 1 UUD 1945 menyatakan ‘’bahwa setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatanm,
7
Zainudin Ali, Sosiologi Hukum. Jakarta : Sinar Grafika 2006, h. 90.
martabat dan harta benda yang dibawah kekuasannya serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari rasa ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.’’ Pasal 28H 2 UUD 1945 menyatakan ‘’ setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan
khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan’’. Selain menjadi tanggung jawab negara,
hal tersebut juga menjadi kewajiban masyarakat untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga.
Hak laki-laki dan hak prempuan sebagai manusia tentunya sama, begitu dengan kewajiban yang harus diembannya masing-masing. Setiap
manusia baik laki-laki dan perempuan pada akhirnya memperoleh imbalan yang sesuai dengan perbuatannya masing-masing. Maka, laki-laki dan
perempuan memiliki hak-hak asasi yang sama, begitupun dengan kewajibannya.
8
Artinya KDRT tidak dapat ditolelir dan di abaikan begitu saja, kasus ini perlu diselesaikan pertama, melalui kekuatan Undang-undang, kedua,
pendekatan hukum, ketiga, pendekatan ekonomi dan keempat, pendekatan disiplin Ilmu.
9
Kekerasan dalam rumah tangga KDRT adalah pola pemaksaan kehendak atas seseorang terhadap pasangannya dengan menggunakan
serangan dan ancaman termasuk penyiksaan secara fisik, mentalemosional, seksual, dan juga penguasaan secara ekonomis. Kekerasan terhadap
8
Kusmana, HAM Menurut Al- qur’an dan Hadist , Jakarta : PBB UIN,2003, h 8.