ANALISIS PENUTUP Suami Melarang Isteri Bekerja Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2004 Tentang PKDRT dan Perspektif Hukum Islam

3 Artinya : Bagi isteri ada hak-hak berimbang dengan kewajiban- kewajibannya secara mak’ruf dan bagi suami setingkat lebih dari isteri. Qs. Al-Baqarah 228 Adapun kewajiban suami terhadap isterinya dapat dibagi kepada dua bagian. a. Kewajiban yang bersifat materi yang disebut nafkah b. Kewajiban yang tidak bersifat materi Kewajiban suami yang merupakan hak bagi isteri yang tidak bersifat materi adalah mempergauli isterinya dengan baik. Dan suami harus menjaga ucapan dan perbuatannya jangan sampai merusak atau menyakiti perasaan isterinya. 4 Kewajiban Isteri terhadap suaminya yang merupakan hak suami dari isterinya tidak ada yang berbentuk materi secara langsung. Yang ada adalah kewajiban dalam bentuk nonmateri, kewajiban yang bersifat nonmateri itu adalah menggauli secara layak sesuai dengan kodratnya, memberikan rasa tenang dalam rumah tangga untuk suaminya dan memberikan rasa cints dan kasih sayang kepada suaminya dalam batas-batas yang berada dalam kemampuannya, dan taat dan patuh kepada suaminya selama suaminya tidak menyuruhnya untuk melakukan perbuatan maksiat.kewajiban mematuhi suami ini dapat dilihat dari isyarat firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 34. Mematuhi suami disini mengandung arti mengukuti apa yang disuruhnya dan menghentikan apa-apa yang dilarangnnya, selama suruhan dan larangannya tidak menyalahi ketentuan agama. Dalam Kompilasi Hukum 4 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam diIndonesia Fikih Munakahat dan Undang-undang Perkawinan Jakarta : Prenada Media Group, 2009 h 160. 4 Islam KHI disebutkan dalam pasal 79 ayat 1 bahwa suami adalah kepala keluarga dan Isteri Ibu rumah tangga. Hak dan kedudukan isteri seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat. 5 Dalam pasal 9 ayat 2 menyebutkan bahwa penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi atau melarang bekerja yang layak didalam atau diluar rumah, sehingga korban berada dibawah kendali orang tersebut. 6 Berbeda dengan apa yang dicantum dalam Al-quran surat An-nisa ayat 34 :              Artinya : “kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain perempuan, dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka perempuan yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka perempuan- perempuan yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar ”. Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan, sehubungan dengan daya dan tenaga yang diberikan Allah kepada golongan laki-laki melebihi perempuan, disamping kelebihan kemampuannya untuk memberi 5 Kompilasi Hukum Islam KHI Bandung : Fokusindo Mandiri, 2013 .h 36. 6 Undang-undang PKDRT No.23 tahun 2004