UIN Syarif Hidayatullah
semakin bersifat hidrofilik. Seperti Span ester sorbitan yang dibuat ICI Amerika Inc., bersifat lipofilik dan mempunyai nilai HLB rendah 1,8-8,6 dan Tween
turunan polioksietilen dari Span bersifat hidrofilik dengan nilai HLB tinggi 9,6- 16,7 Sinko, 2011. Dengan adanya sistem HLB, formulator dapat menentukan
sistem emulgator yang paling cocok untuk diaplikasikan, baik berupa surfaktan tunggal maupun kombinasi surfaktan yang sesuai dengan HLB butuh fase minyak
yang terdispersi, sehingga didapatkan emulsi yang stabil Myers, 2006.
Tabel 2.1 Rentang HLB dan Aplikasinya
Rentang HLB Aplikasi
3-6 Emulsifying agent AirMinyak
7-9 Agen pembasah
8-18 Emulsifying agent MinyakAir
13-15 Detergent
15-16 Solubilizer
sumber: Marriott et al., 2010
Penggunaan kombinasi surfaktan dapat menjadi rumit karena campuran surfaktan tersebut sering menghasilkan emulsi yang lebih stabil daripada surfaktan
tunggal dengan nilai HLB yang sama. HLB campuran dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan Myers, 2006:
HLB
camp
= f
A
x HLB
A
+ 1 - f
A
x HLB
B
Keterangan: f
A
= bobot surfaktan A; HLB
A
= HLB surfaktan A; HLB
B
= HLB surfaktan B
2.6 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah atom atau molekul kumpulan atom yang memiliki elektron tidak berpasangan unpaired electron pada orbital atomnya. Adanya
elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang
berada di sekitarnya. Jika elektron yang terikat oleh senyawa radikal bebas tersebut bersifat ionik, dampak yang timbul memang tidak begitu berbahaya.
Namun, bila elektron yang terikat radikal bebas berasal dari senyawa yang
UIN Syarif Hidayatullah
berikatan kovalen, maka akan sangat berbahaya karena ikatan digunakan bersama- sama pada orbital terluarnya. Umumnya, senyawa yang memiliki ikatan kovalen
adalah molekul-molekul besar biomakromolekul seperti lipid, protein dan DNA Winarsi, 2011.
Tahapan reaksi pembentukan radikal bebas mirip dengan rancidity oxidative, yaitu melalui 3 tahapan reaksi sebagai berikut Winarsi, 2011:
a. Tahap inisiasi, yaitu awal pembentukan radikal bebas. Seperti:
Fe
++
+ H
2
O
2
Fe
+++
+ OH
-
+ ∙OH
R
1
-H + ∙OH
R
1
∙ + H
2
O b. Tahap propagasi, yaitu tahap pemanjangan rantai radikal.
R
2
-H + R
1
∙ R
2
∙ + R
1
-H R
3
-H + R
2
∙ R
3
∙ + R
2
-H
c.
Tahap terminasi, yaitu tahap bereaksinya senyawa radikal dengan senyawa radikal lain atau dengan penangkap radikal, sehingga potensi propagasinya
menjadi rendah. R
1
∙ + R
1
∙ R
1
- R
1
R
2
∙ + R
1
∙ R
2
- R
1
R
2
∙ + R
2
∙ R
2
- R
2
dan seterusnya
2.7 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron electron donor atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi
berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel akan dihambat Winarsi, 2011.
Antioksidan dapat digolongan menjadi dua yaitu antioksidan enzimatik dan antioksidan non-enzimatik. Antioksidan enzimatik yaitu antioksidan endogen
yang meliputi enzim superoksida dismutase SOD, katalase dan sistem glutation glutation peroksidase, glutation reduktase. Enzim-enzim tersebut bekerja dengan
cara melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal
UIN Syarif Hidayatullah
bebas oksigen seperti anion peroksida, radikal hidroksil dan hidrogen peroksida Winarsi, 2011. Antioksidan non-enzimatik meliputi asam askorbat vitamin C,
glutation, melatonin, tokoferol dan tokotrienol vitamin E dan asam urat Lobo et al., 2010.
Antioksidan dapat berupa antioksidan endogen dan antioksidan eksogen didapat dari luar tubuh seperti bagian dari diet atau suplemen. Beberapa
komponen diet tidak menetralkan radikal bebas, tetapi meningkatkan aktivitas endogen. Komponen tersebut tetap disebut sebagai antioksidan. Antioksidan
endogen memiliki peranan penting dalam mempertahankan fungsi selular yang optimal. Namun, dibawah kondisi yang mendukung terjadinya oxidative stress,
antioksidan endogen mungkin tidak cukup sehingga dibutuhkan antioksidan tambahan untuk menjaga fungsi seluler optimal Rahman, 2007. Beberapa
antioksidan dapat berinteraksi dengan antioksidan lain dan menyebabkan regenerasi sifat asli antioksidan tersebut. Mekanisme yang terlibat disebut dengan
antioxidant network Rahman, 2007.
2.8 Komponen Emulgel