Hasil Uji Sifat Alir dan Kekentalan Emulgel Gamma-Oryzanol

UIN Syarif Hidayatullah identifikasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti peningkatan pH emulgel tersebut. Meskipun terjadi perubahan pH selama penyimpanan, menurut Warsitaatmaja 1997 pH emulgel gamma-oryzanol ini masih dapat diterima karena berada pada kisaran pH kulit dan tidak akan menyebabkan iritasi kulit.

4.2.4 Hasil Uji Sifat Alir dan Kekentalan Emulgel Gamma-Oryzanol

Pengujian viskositas emulgel dilakukan dengan menggunakan viscotester HAAKE 6R spindel R6 pada kecepatan 30 rpm. Hasil pengujian viskositas emulgel gamma-oryzanol selama satu bulan dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8. Tabel 4.7 Hasil Pengujian Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol Selama Penyimpanan Emulgel Suhu o C Minggu ke- 2 4 F1 4 19067± 351,19 20467 ±1721,43 21600 ± 200,00 26±2 19067± 351,19 19600 ± 435,89 22033 ±3356,09 40 19067± 351,19 20733 ± 929,16 20833 ± 832,67 F2 4 24133 ± 2236,81 27567 ±1050,40 28233 ± 288,68 26±2 24133 ± 2236,81 24533 ± 680,69 24633 ±2250,19 40 24133 ± 2236,81 23500 ± 500,00 23800 ± 721,11 F3 4 28567 ± 1550,27 30500 ± 300,00 31733 ± 776,75 26±2 28567 ± 1550,27 28100 ± 953,94 29333 ± 378,59 40 28567 ± 1550,27 27167 ± 950,44 29233 ± 321,46 Keterangan: Data merupakan rata-rata viskositas dari tiga kali pengulangan uji ± SD Tabel 4.8 Hasil Pengujian Viskositas Emulgel Gamma-Oryzanol pada Uji Cycling Test Emulgel Sebelum Cycling Test Setelah Cycling Test F1 19600 ± 458,26 22900 ± 556,78 F2 24433 ± 624,91 26733 ± 230,94 F3 29433 ± 152,75 28733 ± 461,88 Keterangan: Data merupakan rata-rata viskositas dari tiga kali pengulangan uji ± SD Hasil pengujian viskositas emulgel gamma-oryzanol menunjukkan bahwa emulgel F3 mempunyai viskositas yang paling tinggi jika dibandingkan dengan emulgel F1 dan emulgel F2 dengan urutan F3F2F1. Hal ini terjadi karena UIN Syarif Hidayatullah emulgel F3 mengandung konsentrasi karbopol 940 yang paling tinggi di antara kedua formula lainnya. Menurut Shahin 2011, variasi viskositas ini juga dapat disebabkan oleh variasi bentuk dan dimensi kristal dari fraksi padat serta struktur tiga dimensi yang membentuk sebuah jaringan, tempat fase cair diikat melalui adsorpsi kapilaritas dan mekanisme interaksi molekular. Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa setelah dilakukan penyimpanan dan pengujian cycling test, viskositas emulgel cenderung mengalami peningkatan. Hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan pH emulgel selama penyimpanan lihat Tabel 4.5 karena gelling agent yang digunakan pada emulgel ini adalah karbopol yang cenderung akan memiliki viskositas yang meningkat seiring bertambahnya pH Kuncari et al, 2014. Selain itu, peningkatan viskositas yang terjadi juga dapat disebabkan oleh sifat alir karbopol yang digunakan. Sediaan yang mengandung dispersi karbopol menunjukkan sifat alir yang bersifat shear thinning system Al-Malah, 2006. Sifat ini menjadikan sediaan mengalami peningkatan viskositas selama penyimpanan. Hal yang sama juga terjadi pada emulgel gamma-oryzanol yang mengalami peningkatan viskositas setelah pengujian cycling test lihat Tabel 4.8. Pada uji sifat alir sediaan emulgel diketahui bahwa sifat alir dari ketiga formula tersebut adalah tipe aliran plastis tiksotropik. Hal ini terlihat dari kurva menurun yang berada di sebelah kiri kurva menaik. Pada sistem tiksotropi, ketika geseran shear diterapkan dan aliran mulai terjadi, struktur akan mulai pecah karena titik-titik kontak terganggu dan rantai polimer menjadi selaras, menunjukkan sifat shear thinning. Kemudian pada saat tegangan geser ditiadakan, struktur mulai terbentuk kembali dan terjadi pemulihan konsistensi Sinko, 2011 dan Varma, 2014. Menurut Martin et al. 1993, tiksotropik merupakan suatu sifat yang diharapkan dalam suatu sediaan farmasetika, yaitu mempunyai konsistensi yang tinggi dalam wadah namun dapat dituang dan tersebar dengan mudah. Kurva aliran plastis tidak melalui titik 0,0 tapi memotong sumbu shearing stress atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu pada suatu titik tertentu yang disebut yield value Martin et al., 1993. UIN Syarif Hidayatullah Beberapa kurva sifat alir yang terbentuk pada emulgel gamma-oryzanol ini menghasilkan jerat histereis dengan karakteristik spur yang berupa suatu tonjolan ke luar mirip bentuk taji pada kurva menaik. Hal ini dikarenakan sistem yang terbentuk dalam emulgel gamma-oryzanol ini berstruktur tinggi. Struktur tersebut menunjukkan nilai yield value yang tinggi atau spur value dan akan membatasi suatu kurva menaik yang melengkung jika struktur tiga dimensi ini pecah dalam viskomester. Spur value menunjukkan suatu titik tajam pemecahan struktur pada laju geser rendah Sinko, 2011. Setelah dilakukan penyimpanan pada suhu 4 o C, 26±2 o C, 40 o C selama satu bulan, emulgel gamma-oryzanol tidak menunjukkan adanya perubahan profil sifat alir. Kurva sifat alir dari ketiga formula dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun Gambar 4.1 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-0, a Kurva sifat alir F1, b Kurva sifat alir F2, c Kurva sifat alir F3 a b c UIN Syarif Hidayatullah 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 100 200 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 100 200 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun a b c Gambar 4.2 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-2 Suhu 4 o C, a Kurva sifat alir F1, b Kurva sifat alir F2, c Kurva sifat alir F3 Gambar 4.3 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-2 Suhu 26±2 o C, a Kurva sifat alir F1, b Kurva sifat alir F2, c Kurva sifat alir F3 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun a b 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun c UIN Syarif Hidayatullah 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun Gambar 4.4 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-2 Suhu 40 o C, a Kurva sifat alir F1, b Kurva sifat alir F2, c Kurva sifat alir F3 Gambar 4.5 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-4 Suhu 4 o C, a Kurva sifat alir F1, b Kurva sifat alir F2, c Kurva sifat alir F3 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun a c b 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun a b c UIN Syarif Hidayatullah 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ecepa ta n G es er rpm Tegangan Geser T naik turun Gambar 4.6 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-4 Suhu 26±2 o C, a Kurva sifat alir F1, b Kurva sifat alir F2, c Kurva sifat alir F3 a b Gambar 4.7 Kurva Sifat Alir Emulgel Gamma-Oryzanol pada Minggu ke-4 Suhu 40 o C, a Kurva sifat alir F1, b Kurva sifat alir F2, c Kurva sifat alir F3 c 10 20 30 40 50 60 70 50 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser naik turun a b 10 20 30 40 50 60 70 50 100 K ec epa ta n G eser rpm Tegangan Geser T naik turun c UIN Syarif Hidayatullah

4.2.5 Hasil Uji Daya Sebar Emulgel Gamma-Oryzanol

Dokumen yang terkait

Identifikasi Pengaruh Ph Terhadap Sifat Reologi Polimer (Karbopol 940, Xanthan Gum, Na Cmc, Na Alginat Dan Tragakan) Tunggal Dan Kombinasi

16 106 101

Pengaruh konsentrasi CMC-NA sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik gel ekstrak pegagan (Centella asiatica (L.) Urban).

4 22 139

Formulasi sediaan emulgel ekstrak etanol rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) dengan menggunakan Carbopol 940 sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humectant.

4 24 101

Pengaruh span 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik krim sunscreen fraksi etil asetat daun jambu biji (psidium guajava l.).

0 3 100

Optimasi formula emulgel minyak daun cengkeh sebagai penghilang bau kaki dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humectant.

1 3 114

Optimasi Carbopol 940 sebagai Gelling Agent dan Gliserin sebagai Humectant dalam emulgel minyak cengkeh sebagai penyembuh jerawat dengan aplikasi desain faktorial.

0 0 107

Pengaruh span 80 sebagai emulsifying agent dan carbopol 940 sebagai gelling agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik krim sunscreen fraksi etil asetat daun jambu biji

0 2 98

Optimasi formula emulgel minyak daun cengkeh sebagai penghilang bau kaki dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humectant

0 0 112

Pengaruh Konsentrasi HPMC sebagai Gelling Agent terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

0 0 8

Pengaruh konsentrasi carbopol 940 sebagai gelling agent terhadap sifat fisis dan stabilitas gel hand sanitizer minyak daun mint (oleum mentha piperita) - USD Repository

0 3 94