Dalam penelitian ini, upaya untuk menghindari sinar yang berlebihan yang akan merusak klorofil dilakukan dengan membungkus wadah dengan
kertas aluminium foil selama proses pembuatan ekstrak. Demikian pula penyimpanan ekstrak daun suji ini dalam ruangan yang sejuk dan gelap.
B. PEMBUATAN LARUTAN SCC
Penggunaan larutan SCC Sodium Copper Chlorophyllin dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai pembanding untuk larutan ekstrak daun
suji. Telah diketahui bahwa SCC merupakan ekstrak klorofil komersial yang selama ini dimanfaatkan pada bahan pangan sebagai pewarna maupun
suplemen pangan. SCC memiliki penampakan warna hijau terang yang berasal dari klorofil alami. Pada umumnya SCC komersial dibuat dari ekstrak
klorofil dengan menggunakan NaOH-metanol dan diikuti dengan penggantian atom Mg oleh logam seperti Cu.
Pada penelitian ini larutan SCC digunakan sebagai pembanding bagi ekstrak daun suji. Oleh karena itu, kandungan klorofil di fraksi awal pada SCC
disetarakan dengan kandungan klorofil di fraksi awal pada ekstrak daun suji. Penentuan konsentrasi SCC perlu dilakukan agar perbedaan kadar klorofil
antara SCC dengan daun suji tidak terlalu jauh. Penentuan konsentrasi SCC yang memiliki kandungan klorofil awal
setara dengan kandungan klorofil awal dari ekstrak daun suji dilakukan dengan pembuatan kurva standar SCC. Nilai kadar klorofil awal pada ekstrak
daun suji yang telah diukur kemudian diplotkan pada kurva standar SCC yang telah dibuat sehingga didapatkan nilai konsentrasi SCC yang setara dengan
kadar klorofil ekstrak daun suji. Pembuatan kurva standar SCC dengan membuat beberapa konsentrasi
larutan SCC secara berurut dari 0.10 mM, 0.20 mM, 0.30 mM, 0.40 mM dan 0.50 mM. Kemudian masing-masing konsentrasi diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 652 nm. Panjang gelombang ini merupakan panjang gelombang untuk mengukur kadar klorofil. Selain panjang gelombang 652
nm, untuk mengukur klorofil juga bisa digunakan panjang gelombang 645 dan 663 nm. Kurva serapan kuantitatif klorofil a dan b dalam aseton 80 saling
potong pada 652 nm, sehingga jumlah keseluruhan klorofil juga bisa diperoleh dengan menghitung konsentrasinya pada panjang gelombang 652
nm Harborne, 1987. Hasil pembacaan absorbansi larutan SCC dan kurva standar SCC diperlihatkan pada Gambar 10 di bawah ini.
K urva S tandar S C C
y = 0 .5 7 3 x + 0 .0 0 3 1 R
2
= 0 .9 9 4
0 .0 5 0 .1
0 .1 5 0 .2
0 .2 5 0 .3
0 .3 5
0 .0 0 0 .1 0
0 .2 0 0 .3 0
0 .4 0 0 .5 0
0 .6 0
K onse ntrasi SCC mM N
ila i A
b s
o rb
a n
s i
Gambar 10. Kurva standar SCC Berdasarkan kurva standar SCC, ekstrak daun suji memiliki kesetaraan
kadar klorofil dengan SCC 2.35 mM. Untuk memastikan kesetaraan konsentrasi SCC sebesar 2.35 mM dengan kadar klorofil awal ekstrak daun
suji maka dilakukan pengukuran kembali kadar klorofil dari SCC dengan konsentrasi 2.35 mM. Larutan SCC dengan konsentrasi sebesar 2.35 mM
tersebut yang selanjutnya digunakan sebagai sampel larutan SCC dalam penelitian ini.
C. PROFIL EKSTRAK DAUN SUJI DAN SCC SELAMA PENCERNAAN