Manfaat dan Aktivitas Biologis Klorofil

SCC merupakan campuran berwarna hijau terang yang berasal dari klorofil alami yang telah digunakan sebagai suplemen pangan dan pewarna. SCC komersial dibuat dari ekstrak klorofil menggunakan NaOH- metanol dan diikuti dengan penggantian atom Mg oleh logam Cu. Didasari oleh penelitian Egner et al. tersebut, maka Ferruzi et al 2002a melanjutkan studi absorbsi klorofil menggunakan SCC. SCC komersial yang digunakan terdiri dari komponen utama CuIIklorin e 4 81, CuIIklorin e 6 10, CuIIrhodin g 7 3 dan CuIIfeoforbid 1. Untuk melihat tingkat ketersediaan SCC digunakan sel Caco-2. SCC diinkubasi dalam kultur sel dengan konsentrasi 0.5-60 ppm atas dasar pertimbangan konsumsi SCC: 1,0-100 mg SCC dalam 2 liter cairan usus dan lambung pada 37 C selama 4 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45-60 SCC terserap dalam sel. Rasio CuIIklorin e 4 terhadap CuIIklorin e 6 yang terserap intrasel sama dengan rasionya didalam media uji. Dengan kata lain penyerapan derivat-derivat klorofil berlangsung proporsional dengan konsentrasi didalam media. Transpor porfirin ke dalam sel enterosit diduga dimediasi oleh suatu reseptor. Selain itu dari studi tersebut diketahui bahwa CuIIklorin e 4 merupakan komponen utama dalam fraksi digesta. CuIIklorin e 6 memiliki kestabilan yang rendah selama pencernaan, namun dapat ditingkatkan kestabilannya apabila berada dalam matriks saus apel. Hal ini diduga karena adanya antioksidan lain dan matriks apel yang melindungi keberadaannya.

3. Manfaat dan Aktivitas Biologis Klorofil

Telah lama diketahui bahwa pigmen yang terdapat dalam bahan pangan dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami dalam pembuatan produk-produk pangan. Pewarna alami ini dinilai lebih aman untuk dikonsumsi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pigmen alami tersebut tidak hanya dimanfaatkan sebagai pewarna pada bahan pangan saja, tetapi juga mempunyai peranan fungsional dalam bidang kesehatan. Dari berbagai studi yang telah dilakukan, aktivitas biologis klorofil umumnya diperlihatkan oleh klorofilin yaitu derivat klorofil yang telah kehilangan gugus fitol dan metil sehingga memiliki kelarutan yang tinggi dalam air. Klorofilin komersial yang banyak digunakan dalam berbagai studi yang telah dilakukan adalah SCC yang sebagian besar berisi senyawa klorin. Baik klorin maupun rhodin adalah bentuk derivat klorofil yang teroksidasi yang ditandai dengan putusnya cincin isosiklik cincin kelima. Hal ini mengindikasikan dugaan bahwa oksidasi klorofil belum tentu menurunkan aktivitas biologis klorofil. Telah dilaporkan bahwa klorofil dan derivatnya memiliki kemampuan antimutagenik, antikarsinogenik, antioksidan dan hipokolesterolemik. Dalam kaitannya dengan pencegahan aterosklerosis diperlukan data-data mengenai kapasitas antioksidan dan hipokolesterolemik. Kemampuan hipokolesterolemik dikemukakan oleh Vlad et al 1995 yaitu pemberian Cuprofilin kompleks Cu II-klorofil selama 90 hari yang secara nyata dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida dan lipida serum darah tikus yang sebelumnya telah memperlihatkan indikasi terkena aterosklerosis. Selain itu pada aorta tikus yang diberi cuprofilin juga menampakkan infiltrasi lipid yang berkurang secara nyata. Hal ini menunjukkan bahwa klorofil atau derivatnya berpengaruh terhadap metabolisme kolesterol. Penelitian Alsuhendra 2002 menunjukkan bahwa konsumsi zinkofilin atau seng-feofitin turunan klorofil yang ion Mg 2+ pada inti porfirinnya telah digantikan oleh Zn 2+ pada dosis 100,2 mghariekor bersama-sama dengan kolesterol 0.1 secara nyata menurunkan kadar total kolesterol dan LDL serum kelinci New Zealand White jantan setelah 4 minggu diintervensi. Akibat lebih lanjut adalah pembentukan plak aterosklerosis aorta kelinci dapat dicegah, sehingga luas plak yang terbentuk relatif kecil serta frekuensi kejadian relatif rendah. Dugaan adanya kemampuan derivat klorofil, terutama yang telah kehilangan gugus fitolnya, berikatan dengan kolesterol adalah berdasarkan artikel yang ditulis oleh Ma dan Dolphin 1999. Mereka menyebutkan ditemukannya beberapa ester klorin-kolesterol di sedimen permukaan danau. Strukturnya memperlihatkan posisi kolesterol menggantikan gugus fitol dalam berikatan dengan klorin.

C. KOLESTEROL