II. TINJAUAN PUSTAKA
A. DAUN SUJI Pleomele angustifolia N. E. Brown
Tanaman Suji Pleomele angustifolia, N. E. Brown merupakan tanaman perdu atau pohon kecil tegak dengan tinggi berkisar antara 2 hingga 8 meter.
Tanaman suji biasa tumbuh secara liar atau ditanam disekitar halaman dan untuk pagar-pagar. Tanaman suji dapat tumbuh dengan baik pada daerah
dengan ketinggian sampai 1200 m diatas permukaan laut. Berdasarkan klasifikasi botaninya, tanaman suji termasuk ke dalam divisi Spermatophyta,
sub divisi Angiospermai, kelas Monocotiledoneae, ordo Liliflorae, famili Liliaceae
, genus Pleomele, dan jenis Pleomele angustifolia N. E. Brown Keng, 1969. Jenis lain dari suji adalah Cordyline Rumphii MIQ dan
Dracaena angustifolia ROXB Heyne, 1987.
Gambar 1. Tanaman suji jenis minor Pleomele angustifolia, N.E.Brown
Daun tanaman suji berbentuk lancet-garis, agak kaku, berwarna hijau gelap, meruncing atau sangat runcing dengan panjang 10 sampai 25 cm dan
lebar 0.9 sampai 1.5 cm. Jenis bunga termasuk bunga majemuk, berbentuk malai dengan banyak bunga yang panjangnya 8 sampai 30 cm. Pada tiap
kelopak terdapat 1-4 bunga, tangkai bunga pendek 2.5-2.7 cm. Mahkota bunga berwarna putih kekuningan, dan kalau malam hari berbau harum. Buah
yang matang berwarna jingga dengan diameter 1-2 cm.
Gambar 2. Daun tanaman suji jenis minor Jenis-jenis tanaman suji yang ditemukan di Jawa dikelompokkan
menjadi dua forma pokok yaitu forma typica dan forma minor. Ciri dari forma typica yaitu memiliki malai bunga yang besar dan berdaun panjang hingga 60
cm serta lebar. Forma minor memiliki ciri dengan malai bunga yang kecil dan daun-daun yang lebih pendek serta ciut. Forma pertama ditemukan tumbuh
liar di Jawa di bawah ketinggian 500 m, terutama di bagian sebelah barat pulau Jawa. Jenis forma minor didapat liar atau menjadi liar di daerah-daerah
kediaman, tetapi terutama ditanam orang di daerah dengan ketinggian hingga 1000 m diatas permukaan laut, ditanam dipagar-pagar dan di sekitar perigi-
perigi. Di Sulawesi telah ditemukan forma-forma alihan dengan malai-malai bunga yang besar dan daun-daun kecil Heyne, 1987.
Tanaman suji dapat diperbanyak dengan stek atau bisa juga dengan biji.
Di setiap daerah di Indonesia, tanaman suji mempunyai nama daerah yang berbeda antara lain Jejuang bukit atau Pendusta utan Ambon; Ngase
kolotide Ternate; Jingkang, Hanjuwang merak atau Suji Jawa Barat; Semar Jawa Tengah dan Jawa Timur; Kopoi Ponos, Popopok im bolai,
Rereindeng im bolai, Tawaang im bolai Minahasa Heyne, 1987 Secara tradisional, tanaman suji telah dimanfaatkan baik untuk bidang
pangan, kosmetika maupun pengobatan. Di bidang pangan, ekstrak daun suji dalam medium air telah biasa digunakan sebagai pewarna berbagai makanan
tradisional. Sedangkan pucuk-pucuk mudanya dapat dibuat sayur. Selain sebagai pewarna pangan, daun suji diketahui juga dapat digunakan sebagai
pewarna kertas, minyak jarak dan minyak kelapa. Di bidang kosmetika, ekstrak daun suji dapat digunakan sebagai penyubur rambut.
Selain sebagai pewarna dan penyubur rambut, tanaman suji juga dapat digunakan di bidang pengobatan. Air rebusan akar tanaman suji dapat
digunakan sebagai campuran obat sakit gonorrhoe. Di Ambon, daun tanaman suji dimanfaatkan untuk mengobati penyakit beri-beri dengan cara
menggosokkan kuat-kuat daun yang telah dipanaskan pada anggota tubuh penderita. Heyne, 1987.
B. KLOROFIL