Derajat Keasaman pH Oksigen Terlarut DO

terlarut TDS yang cukup banyak. TDS biasanya menggambarkan bahan anorganik yang berupa ion­ion yang ditemukan diperairan Effendi,2003 Hasil pengamatan berdasarkan parameter salinitas, selama tiga kali pengamatan di Perairan Kamal Muara menunjukkan salinitas perairan berkisar 10­33 o oo . Berdasarkan kisaran salinitas tersebut, Perairan Kamal Muara tergolong pada perairan mixohaline, yang memiliki kisaran salinitas antara 0,5­30 o oo . Stasiun yang berada dekat muara stasiun 1 dan 2 cenderung memiliki nilai salinitas yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai salinitas pada stasiun yang menuju laut lepas. Hal juga terjadi pada perairan umumnya, dimana semakin ke arah laut nilai salinitas perairan akan semakin tinggi. Nilai salinitas pada stasiun 1 menunjukkan rentang nilai yang luas dibandingkan dengan stasiun lainnya. Hal ini disebabkan stasiun 1 merupakan daerah muara, dimana pada daerah tersebut terjadi pertemuan antara air tawar sungai dan air laut laut lepas yang mempengaruhi kondisi salinitas di daerah tersebut. Kondisi ini sesuai seperti yang dikemukakan oleh Nybakken 1992 bahwa kondisi perairan daerah estuari dipengaruhi oleh pengaruh daratan dan lautan. Dimana nilai salinitas tinggi terjadi saat pengaruh dari lautan lebih dominan dibandingkan pengaruh dari daratan, yaitu ketika terjadi pasang. Sedangkan nilai salinitas rendah disebabkan oleh pengaruh daratan, yaitu ketika air tawar masuk ke perairan melalui aliran sungai. Hal inilah yang menyebabkan stasiun 1 memiliki kisaran salinitas yang luas, sedangkan pada stasiun lainnya cenderung menunjukkan nilai kisaran yang rendah.

4.1.4. Derajat Keasaman pH

Derajat keasaman pH adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen dan menunjukkan kondisi air. Dengan mengetahui nilai pH perairan kita dapat mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam perairan. Nilai pH suatu perairan memiliki ciri yang khusus, adanya keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan yang diukur adalah konsentrasi ion hidrogen. Dengan adanya asam­asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan pH, sementara adanya karbonat, hidroksida dan bikarbonat dapat menaikkan kebasaan air Alaert dan Santika, 1984. Berdasarkan hasil pengukuran nilai pH perairan selama tiga kali pengamatan di Perairan Kamal Muara menunjukkan nilai pH perairan basa dan cenderung stabil pada kisaran nilai 7,59­8,59. Nilai terendah terletak pada stasiun 1 dan tertinggi pada stasiun 4. Berdasarkan kisaran nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa, kondisi Perairan Kamal Muara masih tergolong baik menurut baku mutu Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004 yang berkisar pada pH 7,0 ­ 8,5. Nilai pH perairan memiliki hubungan yang erat dengan sifat kelarutan logam berat. Pada pH alami laut logam berat sukar terurai dan dalam bentuk partikel atau padatan tersuspensi. Pada pH rendah, ion bebas logam berat dilepaskan ke dalam kolom air. Selain hal tersebut, pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Secara umum logam berat akan meningkat toksisitas nya pada pH rendah, sedangkan pada pH tinggi logam berat akan mengalami pengendapan Novotny dan Olem, 1994.

4.1.5. Oksigen Terlarut DO

Konsentrasi oksigen terlarut DO menyatakan besarnya kandungan oksigen yang terlarut dalam suatu perairan. Konsentrasinya dipengaruhi oleh suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Konsentrasinya juga berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada pencampuran mixing dan pergerakan massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah yang masuk perairan Effendi, 2003. Hasil pengukuran DO selama pengamatan menunjukkan kisaran nilai 0,45­6,47 mgl. Nilai konsentrasi DO tertinggi terjadi pada stasiun 5 dan nilai DO terendah di temukan pada stasiun 1. Rendahnya nilai konsentrasi DO pada stasiun 1 disebabkan oksigen dimanfaatkan untuk mengurai limbah yang masuk ke perairan. Hal disebabkan juga pada stasiun 1 menerima beban limbah lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya. Dahlia 2009 melaporkan jumlah beban limbah pada Perairan Muara Kamal tahun 2008 untuk limbah organik sebesar 868,49 tonbulan, beban limbah BOD sebesar 624,13 tonbulan, sedangkan untuk beban limbah COD 1450,78 tonbulan. Selain tingginya beban limbah yang masuk perairan, proses pengadukan sedimen oleh arus menyebabkan perairan menjadi keruh diduga turut mempengaruhi sinar matahari tidak dapat menembus kolom perairan, sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung dengan baik. Secara umum nilai konsentrasi DO perairan menunjukkan nilai yang semakin tinggi ke arah laut lepas. Hal ini diduga disebabkan pengaruh pergerakan massa air baik arus dan gelombang yang menyebabkan konsentrasi limbah pencemaran tersebar, sehingga konsentrasinya relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan stasiun yang dekat dengan muara. Pergerakan arus maupun gelombang juga menyebabkan difusi oksigen dari udara ke kolom perairan terjadi dengan baik. Rendahnya nilai kekeruhan pada stasiun juga turut berpengaruh dalam proses fotosintesis, sehingga nilai konsentrasi DO relatif tercukupi. Proses pengadukan sedimen oleh arus tidak hanya menyebabkan terangkatnya sedimen dasar perairan, tetapi bersamaan dengan itu juga menyebabkan terangkatnya bahan­bahan organik dan anorganik yang bersifat toksik. Hal ini menyebabkan oksigen digunakan untuk mendekomposisi bahan organik dan mengoksidasi bahan anorganik, sehingga kandungan oksigen dalam air menjadi rendah. Rendahnya nilai kandungan oksigen terlarut dapat menyebabkan tingkat toksisitas logam berat meningkat, sehingga daerah tersebut tidak menunjang untuk kehidupan biota perairan. Hasil pengamatan terhadap DO perairan selama pengamatan dapat disimpulkan bahwa Perairan Kamal Muara konsentrasi DO perairan telah berada jauh di bawah baku mutu Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004 yang bernilai diatas 5 mgO 2 l. Hanya pada stasiun 5 yang selama pengamatan selalu menunjukkan nilai DO di atas 5 mgO 2

l. 4.2. Konsentrasi Logam Berat di Air dan Sedimen