Konsentrasi merkuri di air dan sedimen

sedimen menunjukkan nilai yang tinggi dibandingkan di kolom perairan. Hal ini disebabkan oleh proses pengendapan logam timbal ke dasar perairan. Konsentrasi logam timbal baik di kolom perairan maupun di sedimen menunjukkan nilai yang cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian Sanusi 1986 yang menyatakan konsentrasi logam berat cenderung menurun pada lokasi yang jauh dari daratan. Berdasarkan hasil penelitian konsentrasi logam berat timbal di air yang menunjukkan nilaI rata­rata sebesar 0,043 mgl, jika dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004 untuk biota perairan yang bernilai 0,008 mgl, maka konsentrasi logam timbal sudah berada jauh di atas baku mutu tersebut atau telah tergolong tercemar berat. Namun berdasarkan baku mutu yang dikeluarkan oleh EPA untuk kategori akut bagi organisme perairan yakni 0,14 mgl, maka konsentrasi logam timbal di Perairan Kamal Muara tergolong tidak menyebabkan keakutan bagi biota perairan. Konsentrasi logam berat timbal di sedimen berdasarkan hasil penelitian memiliki nilai rata­rata sebesar 5,942 mgl, jika dibandingkan dengan standar baku mutu Dutch Quality Standars for Metal in Sediment IADCCEDA, 1997 konsentrasi logam berat timbal tergolong dalam level target yang bernilai 85 mgl dan tidak terlalu berrbahaya bagi lingkungan dan biota perairan. Namun jika dibandingkan dengan standar EPA yakni 5 mgl, maka stasiun 1 dan stasiun 2 yang terletak dekat dengan muara telah melebihi kisaran nilai tersebut. Sedangkan nilai konsentrasi pada stasiun 3, 4, dan 5 memiliki nilai konsentrasi di bawah nilai konsentrasi yang ditetapkan EPA.

4.2.3. Konsentrasi merkuri di air dan sedimen

Merkuri Hg secara alami di perairan sangatlah sedikit. Merkuri berasal dari kegiatan gunung berapi, rembesan­rembesan air tanah yang melewati daerah yang mengandung merkuri. Konsentrasi meningkat setelah manusia menggunakan merkuri sebagai bahan industri Darmono, 2001. Komponen merkuri banyak tersebar di karang­karang, tanah, udara, air, dan biota melalui proses­proses fisika, kimia dan biologi Fardiaz, 2006. Hasil analisis konsentrasi logam berat merkuri ada air di Perairan Kamal Muara menunjukkan nilai yang bervariasi pada setiap waktu pengambilan contoh. Hasil analisis logam berat merkuri pada kolom air di Perairan Kamal Muara memiliki nilai konsentrasi yang rendah dibandingkan dengan logam berat kadmium dan timbal. Pada tiga kali pengamatan konsentrasi logam merkuri menunjukan nilai yang cenderung stabil Gambar 11. Nilai konsentrasi logam berat merkuri pada bulan April berkisar antara 0,00012­0,00016 mgl dengan rata­rata 0,00013 mgl. Pada bulan Juli konsentrasi merkuri berkisar antara 0,00011­0,00025 mgl, dengan rata­rata 0,00018 mgl, sedangkan bulan Oktober nilai konsentrasi merkuri perairan berkisar antara 0,00010­0,00019 mgl dengan rata­rata 0,00014 mgl. Gambar 11. Konsentrasi merkuri di kolom air selama penelitian Berbeda dengan nilai konsentrasi merkuri di air, konsentrasi merkuri pada sedimen Perairan Kamal Muara menuinjukkan nilai konsentrasi yang cukup tinggi dan nilainya bervariasi. Hasil analisis pada bulan April berkisar antara 1,114­6,162 mgl dengan rata­rata 3,565 mgl. Hasil analisis pada bulan Juli konsentrasi merkuri mengalami penurunan, nilai konsentrasi berkisar antara 0,560­0,793 mgl, dengan rata­rata 0,673 mgl, sedangkan hasil analisis pada bulan Oktober nilai konsentrasi merkuri perairan berkisar antara 1,569­3,377 mgl dengan rata­rata 2,281 mgl. Gambar 12. Konsentrasi merkuri di sedimen selama penelitian Hasil analisis yang dilakukan pada air di perairan Kamal Muara menunjukkan konsentrasi logam merkuri memiliki nilai kisaran rata­rata 0,000123­ 0,000187 mgl dengan rata­rata konsentrasi 0,000152 mgl. Nilai tertinggi pada stasiun 2 dan terendah pada stasiun 3 dan 5. Nilai konsentrasi merkuri cenderung rendah dibandingkan konsentrasi kadmium dan timbal, hal ini bukan berarti bahwa konsentrasi limbah logam merkuri yang masuk ke dalam Perairan Kamal Muara kecil, mengingat tingginya konsentrasi logam berat pada sedimen. Hal ini diduga logam berat merkuri mengalami pengendapan dan akumulasi di dasar sedimen. Gambar 13. Rata­rata konsentrasi merkuri di kolom air Sedangkan hasil analisis kandungan logam berat merkuri dalam sedimen di Perairan Kamal Muara memiliki kisaran nilai rata­rata 1,412­2,823 mgl, dengan rata­rata 2,173 mgl. Nilai konsentrasi seluruh stasiun menunjukkan nilai yang tidak terlalu berbeda antara stasiun yang berada dekat dengan muara maupun stasiun yang menuju laut lepas. Hal ini diduga bahwa pencemaran logam merkuri tidak hanya bersumber dari limpasan dari daratan namun juga berasal dari pulau­pulau yang berada di laut lepas. Beberapa sumber merkuri di alam antara lain pelapukan batuan dan erosi tanah yang melepas merkuri ke dalam perairan. Proses penambangan, peleburan, pembakaran bahan bakar fosil, dan produksi baja, semen dan fosfat, pertanian, pencampuran logam kedokteran gigi, peralatan listrik, juga merupakan sumber merkuri. Merkuri juga digunakan sebagai katalis pembuatan vinil klorida yang merupakan bahan dasar berbagai plastik. Gambar 14. Rata­rata konsentrasi merkuri di sedimen. Hasil penelitian terhadap logam berat di air, nilai konsentrasi logam merkuri cenderung stabil dengan nilai rata­rata logam merkuri 0,000155 mgl. Nilai konsentrasi ini memiliki nilai yang lebih kecil jika dibandingkan dengan penelitian tahun 2004 oleh Riani dan Sutjahjo yang bernilai rata­rata 0,121 mgl. Demikian pula hasil laporan dari Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan 2007 di sungai Kamal yang bernilai 0,0126 mgl. Jika hasil penelitian merkuri di air ini dibandingkan dengan baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004 yaitu 0,001 mgl, maka konsentrasi logam merkuri masih berada jauh di bawah baku mutu tersebut. Demikian pula jika dibandingkan dengan baku mutu EPA yang bernilai 0,0021 mgl. Sehingga dapat dikatakan bahwa, berdasarkan parameter konsentrasi logam berat merkuri di air, Perairan Kamal Muara tergolong belum tercemar logam merkuri dan sesuai untuk biota perairan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Goldwater dan Clarkson 1972 in Sanusi, et al., 1984 yang menyatakan bahwa suatu perairan yang mengandung 0,00009­0,0028 mgl, masih tergolong dalam kondisi alami dan belum tercemar. Sedangkan hasil penelitian logam berat merkuri dengan rata­rata di sedimen 2,173 mgl jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya 0,099 mgl oleh Riani dan Sutjahjo 2004 nilai konsentrasi merkuri memiliki nilai yang lebih tinggi. Demikian pula jika dibandingkan dengan baku mutu Dutch Quality Standars for Metal in Sediment IADCCEDA, 1997 di sedimen, maka konsentrasi logam merkuri telah berada pada level tes, dimana nilai konsenterasi merkuri 1,6 mgl. Hal ini diartikan bahwa Perairan Kamal Muara telah tercemar ringan oleh logam merkuri, demikian pula jika dibandingkan dengan standar baku EPA yang bernilai 0,2 mgl.

4.3. Korelasi Logam Berat antara di Air dan di Sedimen