Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penanganan Contoh 1. Preparasi contoh air

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di Perairan Kamal Muara, Jakarta Utara selama bulan April sampai dengan bulan Oktober 2008. Pemilihan lokasi penelitian pada Perairan Kamal Muara didasarkan atas perairan tersebut digunakan untuk kegiatan perikanan khususnya budidaya kerang hijau sejak tahun 1983. Pengambilan titik contoh di Perairan Kamal Muara dimulai dari tempat masuknya air sungai ke laut muara ke arah laut lepas. Penentuan stasiun pengamatan menggunakan global positioning system GPS. Titik koordinat dan lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 2. Tabel 2. Titik koordinat stasiun pengambilan contoh Stasiun Koordinat titik contoh Lokasi S E 1 06 o 05’.496’’ 106 o 45’.585’’ Muara, lokasi TPI 2 06 o 04’.773’’ 106 o 44’.128’’ Bagan dekat muara 3 06 o 04’.052’’ 106 o 44’.506’’ Bagan tengah 4 06 o 03’.960’’ 106 o 44’.473’’ Bagan terjauh dari muara 5 06 o 03’.383’’ 106 o 44’.987’’ Laut Gambar 2. Lokasi penelitian di perairan Kamal Muara

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah untuk pengambilan contoh, pengukuran dan analisis contoh, serta alat dan bahan lain yang menunjang selama penelitian. Alat yang digunakan terdiri dari ekman grab, vandorn water sampler, botol contoh volume 1500 ml dan 300 ml; pH meter merk Hanna Instrument tipe pHel 1; GPS merk Garmin GPSmap 60CSx; termometer air raksa; turbidimeter merk Hach tipe 2100P; coolbox; kertas label; spidol permanen; oven; AAS. Bahan yang digunakan terdiri dari pengawet contohl H 2 SO 4 , HCL, HNO 3 , Na­EDTA, larutan pH 7, larutan standar logam Cd, Pb dan Hg larutan buffer NH 4 CL dan NH 4 OH. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Prosedur pengambilan contoh Pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan perahu nelayan untuk menuju lokasi pengambilan contoh. Pengambilan contoh air dilakukan pada waktu air surut menggunakan botol vandorn water sampler. Jumlah contoh air yang diambil berjumlah ± 250 ml kemudian contoh air dimasukkan ke dalam botol yang sudah disterilkan dan ditambahkan asam nitrat sebagai pengawet dan disimpan dalam coolbox. Sedangkan contoh sedimen diambil dengan menggunakan ekman grab dan dimasukan ke dalam plastik, selanjutnya disimpan dalam coolbox. Kemudian contoh air dan sedimen dibawa ke laboratorium untuk dianalisis.

3.3.2. Parameter fisika­kimia perairan

Parameter fisika­kimia perairan yang di ambil pada penelitian ini merupakan parameter suhu, kekeruhan, salinitas, derajat keasaman perairan pH dan kandungan oksigen dalam perairan DO. Analisis parameter fisika dan kimia perairan dilakukan dengan dua cara, yakni dengan cara langsung atau di lokasi pengambilan contoh dan di laboratorium. Analisis secara langsung di lapangan insitu dilakukan terhadap parameter suhu, salinitas, pH, DO. Parameter fisika dan kimiaperairan, alat dan metoda analisis dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Parameter kualitas air dan metode analisis dan pengukurannya Parameter Satuan Metode AnalisaAlat Lokasi Fisika 1. Kekeruhan mgl Gravimetri Lab 2. Suhu o C Termometer Air Raksa In Situ 3. Salinitas o oo Pembiasan In Situ Kimia 1. pH ­ pH meter In situ 2. DO mg O 2 l DO meter In Situ Logam Berat 1. Cd mgl AAS Lab 2. Pb mgl AAS Lab 3. Hg mgl AAS Lab 3.4. Penanganan Contoh 3.4.1. Preparasi contoh air Analisis logam berat dengan AAS dilakukan di Laboratorium Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta. Contoh air laut disaring dengan kertas saring 0,45 µm, kemudian ditambahkan HNO 3 hingga pH 2. Larutan tersebut ditambahkan dengan 1 ml HNO 3 dan 5 ml larutan buffer, kemudian dianalisis dengan menggunakan AAS. 3.4.2. Preparasi contoh sedimen Analisis preparasi sedimen dilakukan di Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Preparasi sampel sedimen dimulai dengan memisahkan sedimen dengan serasahcangkang kerang, kemudian contoh sedimen dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 3 jam. Sedimen kering yang diperoleh digerus dan ditumbuk hingga halus. Bubuk sedimen yang dihasilkan kemudian ditimbang seberat 1 gram dan dimasukkan ke dalam gelas piala, kemudian ditambahkan HNO 3 dan H 2 SO 4 . Selanjutnya ditambahkan 20 ml campuran HNO 3 HCl dan didestruksi selama 3 jam pada suhu 120 o C. Hasil destruksi ini disaring dan filtratnya ditampung dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas. Filtrat ini kemudian diukur dengan AAS Cahyadi, 2000 in Siaka, 2008. 3.5. Analisis Data 3.5.1. Penentuan konsentarasi logam berat