akumulasi logam kadmium dalam sedimen yang menyebabkan konsentrasinya meningkat.
Secara umum konsentrasi ratarata konsentrasi logam berat kadmium di air 0,0040,010 mgl pada setiap stasiun menunjukkan nilai yang telah melampaui
baku mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004 sebesar 0,001 mgl, sedangkan menurut standar EPA untuk logam
kadmium kategori akut yang bernilai 0,043 mgl, maka Perairan Kamal Muara masih berada di bawah standar nilai EPA.
Konsentrasi logam berat kadmium di sedimen secara umum jika dibandingkan dengan Dutch Quality Standars for Metal in Sediment IADCCEDA,
1997 konsentrasi logam kadmium di sedimen pada Perairan Kamal Muara tergolong dalam level target karena nilai konsentrasinya lebih kecil dari baku mutu
level target yakni 0,8 mgl. Sedangkan pada stasiun 1 dan 2 bulan April bernilai 0,020 mgl dan 0,021 mgl yang menunjukkan nilai konsentrasi di atas baku mutu
level target, sehingga tergolong dalam level limit yang memiliki nilai berkisar antara 0,82 mgl. Nilai 2 mgl merupakan batas yang masih dapat ditolerir bagi kesehatan
manusia maupun ekosistem perairan. Demikian pula jika dibandingkan dengan standar baku mutu EPA, dengan nilai baku mutu sebesar 1 mgl, maka secara umum
konsentrasi logam kadmium di sedimen masih berada dibawah baku mutu dan masih belum tercemar.
4.2.2. Konsentrasi timbal di air dan sedimen
Hasil analisis konsentrasi timbal pada air di Perairan Kamal Muara menunjukkan nilai yang bervariasi pada setiap waktu pengambilan contoh. Nilai
konsentrasi logam berat timbal di Perairan Kamal Muara cenderung memiliki konsentrasi yang besar. Hal ini menandakan bahwa logam berat timbal lebih banyak
digunakan oleh manusia.
Beberapa sumber utama logam berat timbal berasal dari kendaraan bermotor dan industri. Industri terbesar yang menggunakan timbal dan membuang limbahnya
ke perairan adalah industri pembuatan baterai. Penggunaan lainnya adalah untuk produkproduk logam seperti amunisi, pelapis kabel, pipa, solder, bahan kimia dan
pewarna Fardiaz, 2005; Lu, 2006. Sedangkan limbah kendaraan bermotor masuk ke perairan sebagian besar melalui air hujan dan aktivitas transportasi laut
Hasil analisis konsentrasi logam berat timbal pada air di Perairan Kamal Muara menunjukkan kisaran yang tidak terlalu bebrbeda. Pada bulan April
konsentasi kadmium di air berkisar antara 0,0210,068 mgl dengan ratarata 0,041 mgl, pada bulan Juli konsentrasi timbal berkisar antara 0,0330,063 mgl, dengan
ratarata 0,052 mgl. Sedangkan pada bulan Oktober nilai konsentrasi timbal antara 0,0180,068 mgl dengan ratarata 0,037 mgl Gambar 7.
Gambar 7. Konsentrasi
timbal di kolom air selama penelitian
Konsentrasi logam berat timbal pada sedimen pada bulan April menunjukkan nilai konsentrasi berkisar antara 0,53615,103 mgl dengan ratarata 6,067 mgl.
Pada bulan Juli nilai konsentrasi timbal berkisar antara 2,0927,322 mgl, dengan rata rata 5,302 mgl, sedangkan bulan Oktober nilai konsentrasi timbal perairan
berkisar antara 1,40614,449 mgl dengan ratarata 6,457 mgl Gambar 8. Konsentrasi timbal pada sedimen lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasinya
pada kolom perairan. Hal ini disebabkan terjadinya proses pengendapan logam timbal ke dasar perairan
Gambar 8. Konsentrasi
timbal di sedimen selama penelitian
Hasil analisis pada air di Perairan Muara Kamal Gambar 9 menunjukkan nilai konsentrasi logam berat timbal dengan kisaran ratarata 0,0310,066 mgl
dengan ratarata 0,043 mgl. Nilai konsentrasi tertinggi pada stasiun 1 dan terendah pada stasiun 4. Nilai konsentrasi logam berat timbal ini cenderung menurun pada
stasiun yang menuju laut lepas.
Gambar 9. Ratarata konsentrasi timbal di kolom air
Nilai konsentrasi timbal di kolom air lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya oleh Riani dan Sutjahjo tahun 2004 dengan nilai ratarata
konsentrasi sebesar 0,025 mgl. Demikian pula jika dibandingkan dengan hasil laporan pengujian terhadap perairan umum di Sungai Kamal pada tahun 2007
dengan nilai ratarata konsentrasi sebesar 0,0037 mgl, nilai konsentrasi pada penelitian ini jauh lebih tinggi.
Nilai kisaran ratarata konsentrasi logam berat timbal di sedimen Gambar 10 berkisar 2,98710,287 mgl dengan ratarata 5,942 mgl, nilai tertinggi
pada stasiun 2 dan terendah pada stasiun 5. Secara umum konsentrasi timbal di sedimen menunjukkan nilai konsentrasi menurun pada stasiun yang menuju laut
lepas, meski pada stasiun 2 menunjukkan nilai konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan stasiun 1, namun konsentrasinya cenderung menurunan pada stasiun
3, 4, dan 5 yang menuju laut lepas. Nilai konsentrasi timbal di sedimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dengan ratarata 2,898 mgl Riani
dan Sutjahjo, 2004.
Gambar 10. Ratarata konsentrasi timbal di sedimen
Tingginya konsentrasi logam berat timbal baik di air maupun di sedimen diduga semakin banyaknya logam ini digunakan oleh manusia, khususnya sebagai
bahan bakar kendaraan bermotor dan aktivitas industri baterai. Semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor diduga turut berpengaruh terhadap
peningkatan konsentrasi logam timbale di perairan. Namun demikian, konsentrasi di
sedimen menunjukkan nilai yang tinggi dibandingkan di kolom perairan. Hal ini disebabkan oleh proses pengendapan logam timbal ke dasar perairan.
Konsentrasi logam timbal baik di kolom perairan maupun di sedimen menunjukkan nilai yang cenderung menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian
Sanusi 1986 yang menyatakan konsentrasi logam berat cenderung menurun pada lokasi yang jauh dari daratan.
Berdasarkan hasil penelitian konsentrasi logam berat timbal di air yang menunjukkan nilaI ratarata sebesar 0,043 mgl, jika dibandingkan dengan baku
mutu yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004 untuk biota perairan yang bernilai 0,008 mgl, maka konsentrasi logam timbal
sudah berada jauh di atas baku mutu tersebut atau telah tergolong tercemar berat. Namun berdasarkan baku mutu yang dikeluarkan oleh EPA untuk kategori akut
bagi organisme perairan yakni 0,14 mgl, maka konsentrasi logam timbal di Perairan Kamal Muara tergolong tidak menyebabkan keakutan bagi biota perairan.
Konsentrasi logam berat timbal di sedimen berdasarkan hasil penelitian memiliki nilai ratarata sebesar 5,942 mgl, jika dibandingkan dengan standar baku
mutu Dutch Quality Standars for Metal in Sediment IADCCEDA, 1997 konsentrasi logam berat timbal tergolong dalam level target yang bernilai 85 mgl
dan tidak terlalu berrbahaya bagi lingkungan dan biota perairan. Namun jika dibandingkan dengan standar EPA yakni 5 mgl, maka stasiun 1 dan stasiun 2 yang
terletak dekat dengan muara telah melebihi kisaran nilai tersebut. Sedangkan nilai konsentrasi pada stasiun 3, 4, dan 5 memiliki nilai konsentrasi di bawah nilai
konsentrasi yang ditetapkan EPA.
4.2.3. Konsentrasi merkuri di air dan sedimen