28,731,2
o
C. Menurut Nybakken 1992 variasi suhu yang tinggi pada daerah estuari terjadi karena adanya volume air yang lebih kecil, sedangkan luas permukaan
lebih besar sehingga air lebih cepat panas dan lebih cepat dingin. Selain itu kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh masukan air tawar sungai yang lebih dipengaruhi
oleh suhu musiman dibandingkan dengan air laut.
Kisaran suhu secara umum di Perairan Indonesia berkisar 2831
o
C Nontji, 2007, kisaran suhu yang mampu ditoleransi suatu biota laut yaitu berkisar
2035 C Rahman, 2006. Sedangkan berdasarkan baku mutu Kepmen LH No 51
tahun 2004 untuk biota laut berkisar 2830
o
C. Berdasarkan hal tersebut, kisaran suhu permukaan air Perairan Kamal Muara selama pengamatan masih pada kisaran
normal dan dapat ditoleransi oleh biota perairan.
4.1.2. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahanbahan yang terdapat di
dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut, maupun bahan anorganik dan organik berupa plankton dan
mikroorganisme lain Davis dan Cornwell, 1991 in Effendi, 2003.
Berdasarkan hasil pengukuran kekeruhan air selama pengamatan yang dilakukan, kekeruhan Perairan Kamal Muara berkisar antara 3,7984,9 NTU. Nilai
kekeruhan terendah 3,79 NTU pada stasiun 4 dan nilai tertinggi pada stasiun 1. Stasiun 1 memiliki nilai kekeruhan lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya
64,984,9 NTU disebabkan stasiun tersebut terletak pada daerah muara sungai yang menerima limbah padatan tersuspensi. Padatanpadatan tersebut berasal dari
buangan organik dan anorganik hasil industri dan pemukiman. Selain itu lokasi stasiun ini berada di darmaga dan memiliki kedalaman dangkal sehingga tingginya
aktivitas transportasi laut yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya proses pengadukan sedimen dasar perairan yang juga turut berperan dalam meningkatkan
nilai kekeruhan perairan.
Dahlia 2009 melaporkan jumlah beban limbah pada Perairan Muara Kamal tahun 2008 untuk limbah organik sebesar 868,49 tonbulan, beban limbah BOD
sebesar 624,13 tonbulan, sedangkan untuk beban limbah COD 1450,78 tonbulan.
Tingginya beban limbah baik yang berasal dari limbah industri, limbah rumah tangga maupun aktivitas transportasi yang menghasilkan minyak dan timbal ini
berdampak pada perubahan warna perairan menjadi hitam.
Tingginya nilai kekeruhan dan warna perairan yang hitam dapat mengganggu kehidupan biota perairan, misalnya mengganggu penetrasi cahaya matahari ke
kolom perairan, sehingga menyebabkan terganggunya proses fotosintesis yang beperan dalam penyediaan oksigen di perairan. Kekeruhan juga dapat mengganggu
penglihatan biota dalam mencari makanan, menutup saluran pernapasan sehingga biota perairan sulit bernapas kemudian menyebabkan kematian biota.
Nilai kekeruhan menunjukkan penurunan pada stasiun 2, 3, dan 4 yang jauh dari daratan dan sedikit meningkat pada stasiun 5 yang dekat dengan jalur pelayaran
nelayan. Penurunan nilai kekeruhan juga disebabkan adanya pengaruh arus dan gelombang yang menyebabkan beban pencemaran tersebar ke laut lepas dengan
konsentrasi yang kecil.
Berdasarkan hasil pengamatan, nilai kekeruhan di Perairan Kamal Muara pada stasiun 2, 3, dan 4 masih memenuhi syarat baku mutu Kepmen LH No 51
tahun 2004 untuk kehidupan biota air laut. Sedangkan pada stasiun 1 dan 5 sudah melebihi baku mutu baku mutu Kepmen LH No 51 tahun 2004 sebesar 5 NTU.
4.1.3. Salinitas