20
a. Penentuan waktu fraksinasi
Waktu fraksinasi yang tepat adalah waktu yang diperlukan oleh komponen-komponen dalam minyak yang mengkristal pada suatu
kondisi tertentu untuk mengkristal secara sempurna. Kristalisasi suatu minyak telah sempurna ditandai dengan tidak berubahnya rendemen
dari suatu waktu ke waktu yang lain. Untuk mengetahui waktu kristalisasi yang tepat, perlu dilakukan kristalisasi untuk berbagai
waktu sedangkan suhu dan perbandingan minyak DAG terhadap pelarut tetap.
Penentuan waktu fraksinasi ini dilakukan dengan menimbang contoh minyak DAG sebanyak 5 gram kemudian dilarutkan dalam
pelarut heksana dengan perbandingan minyak terhadap heksana 1:10. Suhu inkubator yang digunakan untuk kristalisasi dipilih 5
o
C. Waktu kristalisasi yang dilakukan adalah 24 jam W1, 48 jam W2 dan 72
jam W3. Penyaringan dilakukan dengan kertas saring Whatman nomor 1.
b. Penentuan perbandingan minyak terhadap pelarut
Perbandingan minyak DAG terhadap pelarut yang tepat untuk fraksinasi akan menentukan kemampuan pelarut untuk melarutkan
komponen-komponen dalam minyak. Apabila perbandingan minyak terhadap pelarut tepat, maka kelarutan komponen-komponen minyak
di dalam pelarut optimal sebelum kristalisasi. Kristalisasi pun akan terjadi secara optimal selama inkubasi. Untuk mengetahui
perbandingan minyak terhadap pelarut yang tepat, perlu dilakukan fraksinasi untuk berbagai perbandingan minyak terhadap pelarut
sedangkan suhu inkubasi dan waktu fraksinasi tetap. Penentuan perbandingan minyak terhadap pelarut ini dilakukan
dengan menimbang contoh minyak DAG sebanyak 5 gram kemudian dilarutkan dalam pelarut heksana dengan berbagai perbandingan, yaitu
minyak : heksana 1:5 R1, 1:10 R2 dan 1:20 R3. Suhu inkubator yang digunakan untuk kristalisasi dipilih 5
o
C. Waktu fraksinasi yang digunakan adalah waktu yang optimum dari tahap penelitian
21 sebelumnya. Penyaringan dilakukan dengan kertas saring Whatman
no 1.
c. Penentuan suhu fraksinasi
Suhu yang diharapkan adalah suhu yang dapat menghasilkan kadar DAG paling tinggi sedangkan kadar komponen minyak yang
lain rendah. Untuk mendapatkan suhu yang diinginkan tersebut, dilakukan fraksinasi dengan berbagai suhu sedangkan waktu
fraksinasi dan perbandingan pelarut dipilih dari hasil optimum pada tahap penelitian sebelumnya.
Kontrol adalah minyak DAG hasil penelitian pendahuluan yang belum dilakukan fraksinasi. Penentuan suhu optimum ini dilakukan
dengan menimbang kontrol sebanyak 5 gram kemudian dilarutkan dalam pelarut heksana dengan perbandingan minyak terhadap heksana
yang optimum pada tahap penelitian sebelumnya. Berbagai suhu yang digunakan untuk fraksinasi adalah suhu 5
o
C T1, 10
o
C T2, dan 15
o
C T3. Waktu fraksinasi yang digunakan adalah waktu yang optimum dari tahap penelitian sebelumnya. Penyaringan dilakukan
dengan kertas saring Whatman no 1. Pada tahap penelitian ini juga akan dilakukan pengamatan
tentang pengaruh suhu terhadap rendemen fraksinasi. Komposisi asilgliserol dari produk fraksinasi dilakukan analisis dengan
menggunakan kromatografi gas GC.
d. Pengaruh jenis dan komposisi beberapa pelarut