DIASILGLISEROL DAG TINJAUAN PUSTAKA A.

5 penerimaan minyak itu oleh calon konsumen. Proses ini meliputi penghilangan senyawa-senyawa aldehid dan keton. Minyak hasil dari serangkaian proses itulah yang biasa disebut RBDPO Refined Bleached Deodorized Palm Oil . Secara lengkap asam-asam lemak penyusun minyak kelapa sawit RBDPO dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Asam-asam lemak penyusun RBDPO Jenis asam lemak Kadar bb 12:0 - 14:0 1.01 16:0 46.24 16:1 - 18:0 4.15 18:1 41.54 18:2 6.75 18:3 - 20:0 0.31 Jenuh total 51.71 Tidak jenuh total 48.29 Sumber : Lo et.al 2004

B. DIASILGLISEROL DAG

Diasilgliserol DAG merupakan senyawa ester dari gliserol dimana terdapat dua gugus yang tersterifikasi oleh asam lemak. DAG ini dapat dibedakan berdasarkan isomernya yaitu sn-1,22,3- DAG dan sn- 1,3-DAG. Sn-1,3-DAG merupakan jenis komersial yang biasa dikembangkan. Struktur isomer DAG dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Struktur isomer diasilgliserol Yasukawa and Katsuragi, 2004 6 Minyak DAG dapat diperoleh dari hidrolisis parsial minyak TAG atau juga dapat diperoleh dari reaksi interesterifikasi antara TAG dan gliserol dengan katalis. Proses sintesis DAG dari TAG dan gliserol dengan katalis disebut gliserolisis. Berdasarkan katalisnya, gliserolisis dibagi menjadi gliserolisis enzimatis katalisnya enzim lipase dan gliserolisis kimia katalisnya bahan kimia dengan suhu tinggi. Boroshuer 1995 melaporkan bahwa produk hasil sintesis secara kimiawi memiliki rendemen yang rendah, warna yang gelap, dan rasa seperti terbakar. Proses enzimatis memiliki efisiensi dalam menghasilkan produk DAG paling baik tetapi kekurangannya adalah harga enzim yang mahal. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tentang sintesis minyak DAG dapat dilihat pada Tabel 2. DAG atau juga biasa disebut digliserida merupakan jenis minyak yang direkomendasikan oleh ahli kesehatan karena tidak menyebabkan penumpukan jaringan lemak dalam tubuh ketika dikonsumsi berlebih. Flickinger dan Matsuo 2003 menyatakan bahwa dalam pengujian terhadap hewan dan manusia, sn-1,3-DAG berperan signifikan terhadap penurunan berat badan dan menghalangi terakumulasinya lemak dalam tubuh. Lebih lanjut disebutkan hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan cara penyerapan atau metabolisme antara DAG dan TAG. TAG Triasilgliserol adalah minyaklemak yang biasa kita konsumsi dan menyebabkan penumpukan lemak di jaringan adiposa. Metabolisme TAG dalam tubuh akan menghasilkan 2-monoasilgliserol 2-MAG yang akan sangat mudah tersusun kembali menjadi triglyceride chylomicron yang merupakan komponen jaringan lemak tubuh. Berbeda dengan TAG, pemecahan sn-1,3-DAG akan menghasilkan sn-13-monoasilgliserol. Sn- 13-MAG yang tidak akan tersusun kembali menjadi jaringan lemak di dalam tubuh Yasukawa and Katsuragi, 2004. Sedangkan 2- monoasilgliserol 2-MAG merupakan substrat alami dalam pembentukan TAG kembali dalam sel yang kemudian terakumulasi dalam jaringan sel Kondo et.al, 2003. 7 Tabel 2. Penelitian sintesis minyak kaya DAG yang pernah dilakukan Penelititahun Bahan baku Metode sintesis Metode pemurnian Katalis Kadar DAG bb Rosu et.al 1999 Asam lemak Esterifi- kasi vacuum - Lipozim RMIM 84.6 Watanabe et.al 2003 Asam lemak Esterifi- kasi vacuum - Lipozim IM 90 Lo et.al2004 Asam lemak dari Palm oil deodoriser distillate Esterifi- kasi Fraksinasi dengan kolom kromatogra fi AOCS Method Cd 11c-93 Lipozim RM IM 85.2 Weber et.al 2004 Rapeseed oil Intereste- rifikasi short-path vacuum distillation Lipozim RMIM 66-70 Kristensen et.al 2005 Rapeseed oil dan sunflower oil Glisero- lisis +Nitro- gen Short path distillation Novozim 435 93 Kim et.al 2006 Asam linoleat terkonjugasi Esterifi- kasi vacuum - Lipozim RMIM 80.5 Cheong et.al 2007 Palm olein Hidroli- sis parsial Short path distillation Lipozim RMIM 60 Minyak DAG merupakan minyak yang mengandung fraksi DAG mencapai 80 sn-1,3-DAG dan sn-1,22,3-DAG dengan perbandingan 60:40, 20 TAG dan kurang dari 5 MAG Yang et.al, 2004. Fungsi utama minyak DAG dari aspek gizi adalah menekan peningkatan serum trigliserida postprandial dan menekan penimbunan lemak di dalam jaringan tubuh. Penyerapan DAG dalam tubuh akan meningkatkan ekspresi mRNA pada enzim β-oksidase dan protein yang tidak berpasangan, yang berkaitan dengan pembangkitan energi panas termogenesis dalam usus halus. Energi yang dihasilkan oleh minyak DAG, diukur dengan kalorimeter bom adalah 38.9 kjkg 9.3 kalg tidak berbeda nyata dengan umumnya energi dariTAG 39.6 kjkg 9.46 kalg Watanabe dan Tokimitsu, 2004. Hal ini 8 menunjukkan bahwa DAG yang tidak membahayakan kesehatan akan mampu mensubstitusi TAG dalam hal kemampuannya menghasilkan energi. Minyak kaya DAG dapat disintesis dari segala jenis minyak sebagai sumber gliseridanya termasuk di antaranya adalah minyak sawit dan turunannya minyak sawit kasar, minyak inti sawit, destilat asam lemak sawit, RBDPO dan sebagainya sehingga minyak DAG ini sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Metode yang digunakan pun dapat beraneka macam yaitu gliserolisis, asidolisis, esterifikasi, hidrolisis dan sebagainya. Sifat umum minyak TAG dan DAG dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Sifat umum minyak TAG dan DAG Sifat Sampel TAG DAG Komposisi Asam lemak C16:0 5.7 C18:0 2.2 3.1 C18:1 36.2 1.3 C18:2 46.7 37.8 C18:3 8.2 48.6 C20:1 0.9 0.7 Total 100.0 100.0 Kandungan Tokoferol bpj 1058 1029 Komposisi Asilgliserol MAG 0.2 1.0 TAG 1.4 87.1 DAG 98.4 11.9 Total 100.0 100.0 Berat jenis 20 o C 0.914 0.926 Tegangan permukaan mNm 35.0 34.5 Viskositas 20 o C mPaS 63.8 78.6 Sumber : Shimada dan Ohashi 2003 Dari segi keamanan, DAG tidak diragukan lagi karena telah dilakukan pengujian secara in vitro. Menteri Kesehatan Jepang telah menetapkan minyak DAG sebagai Food for Specified Health Use FOSHU pada tahun 1999. Pada tahun 2000, The Japanese Society of Human Dry Dock , perkumpulan dokter di Jepang, menyatakan bahwa DAG memegang peranan penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Di Amerika DAG ditetapkan oleh Food Drug Administration FDA sebagai bahan makanan Generally Recognized As Safe GRAS dan di Australia dan 9 Selandia Baru minyak DAG telah terdaftar dalam Food Standards Australia New Zealand FSANZ Empie, 2004.

C. FRAKSINASI