beracun; timah Sn, nikel Ni, dan fluor F mempunyai tingkat racun yang sedang; dan bromin Br, tembaga Cu, mangan Mn, dan seng Zn mempunyai
tingkat racun terendah. Darmono 1995 menyatakan limbah yang mengandung As, Cd, Pb dan Hg
selain berasal dari limbah penggunaan batu bara dan minyak juga berasal dari limbah pabrik peleburan besi dan baja, pengabuan sampah, pabrik produksi semen
dan limbah dari penggunaaan logam yang bersangkutan untuk hasil produksinya pabrik baterai atau aki, listrik, pigmen atau cat warna atau tekstil, pestisida, gelas,
keramik dan lain-lain.
2.4. Bahan Organik
Pupuk organik merupakan nama kolektif untuk semua jenis bahan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Dalam Permentan
No.2PertHk.06022006 tentang pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau
seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padatan atau cairan yang
digunakan untuk mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah Litbang Pertanian, 2006.
Bahan organik mempengaruhi sifat-sifat tanah seperti; 1 kemampuan tanah menahan air meningkat; 2 warna tanah menjadi coklat hingga hitam; 3
merangsang granulasi agregat dan memantapkannya; 4 menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat Hakim et al., 1986. Hasil penelitian
Syukur dan Harsono 2008 juga menyebutkan fungsi penting bahan organik lainnya, yaitu memperbaiki struktur tanah dan daya simpan air, mensuplai nitrat,
sulfat, membentuk asam-asam organik, mensuplai nutrisi, meningkatkan KTK dan daya ikat hara serta sebagai sumber karbon, mineral dan energi bagi organisme.
Kurnia et al. 2001 menyebutkan bahwa bahan organik yang dapat digunakan sebagai sumber pupuk organik dapat berasal dari limbahhasil
pertanian dan limbah nonpertanian, yaitu limbah kotalimbah industri seperti limbah industri tahu. Dari hasil pertanian antara lain dapat berupa sisa tanaman,
pupuk kandang kotoran hewan dan pupuk hijau.
Bahan organik yang berasal dari pupuk kandang merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibandingkan pembenah tanah lainnya. Sebagai
bahan pembenah tanah, bahan organik membantu dalam mencegah terjadinya erosi dan mengurangi terjadinya retakan tanah, memperbaiki porositas tanah dan
menyumbang ketersediaan hara. Namun kandungan hara yang terdapat dalam pupuk kandang lebih rendah dari pupuk anorganik sehingga biaya aplikasi
pemberian pupuk kandang ini lebih besar daripada pupuk anorganik. Namun demikian, kandungan hara yang terdapat dalam kotoran hewan ini
ketersediaannya relatif lambat sehingga tidak mudah hilang. Litbang Pertanian, 2006.
Nisbah CN memberikan gambaran tentang mudah tidaknya bahan organik tersebut dilapuk, tingkat kematangan dari bahan organik tersebut ataupun tentang
mobilisasi N pada tanah.Nisbah CN pupuk kandang dapat mencapai nilai 90. Nilai nisbah CN bahan organik segar menentukan reaksi dalam tanah. Tanah-
tanah dengan bahan organik stabil umumnya mempunyai nisbah CN sekitar 10.0 Leiwakabessy, 1988. Proses penguraian bahan organik dengan nisbah CN yang
tinggi akan memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap tanaman karena dapat menyebabkan berkurangnya ketersediaan hara seperti, nitrogen tersedia dalam
tanah. Hal ini karena terjadinya persaingan antara tanaman dan mikrob, sehingga tanaman akan mengalami penurunan suplai nitrogen Hakim et al., 1986.
2.5. Nitrogen, Fosfor dan Kalium dalam tanah