Basa-basa dapat Dipertukarkan Ca-dd dan Mg-dd dalam Tanah Reaksi TanahpH

Sumber kalium dalam tanah yang utama adalah pupuk buatan, pupuk organik, sisa tanaman dan pupuk hijau, senyawa alamiah baik organik maupun inorganik dari unsur tersebut yang ada dalam tanah Soepardi, 1983. Kalium peka terhadap pencucian, terutama pada tanah-tanah dengan Kapasitas Tukar Kation KTK dan kapasitas anion yang rendah. Leiwakabessy 1998 mengatakan bahwa kalium dalam tanaman tidak ditemukan dalam hasil-hasil metabolisme dalam senyawa-senyawa organik tertentu seperti halnya N, P, dan lain-lain, tetapi umumnya terdapat dalam ikatan yang mudah sekali larut. Sekitar 99 dari K dalam bagian tanaman yang kering diduga dapat terbilas oleh air hujan.

2.6. Basa-basa dapat Dipertukarkan Ca-dd dan Mg-dd dalam Tanah

dan Karakteristiknya Kalsium Ca dan Magnesium Mg tergolong unsur-unsur mineral esensial sekunder yang dibutuhkan dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan unsur-unsur esensial primer N, P, dan K. Unsur Ca dan Mg diserap tanaman dalam bentuk Ca 2+ dan Mg 2+ terutama melalui mass flow dan intersepsi. Kedua unsur tersebut mempunyai sifat dan perilaku yang sama dalam tanah. Kadar Ca dalam larutan biasanya 10 kali lebih besar dibandingkan K + tetapi serapannya jauh lebih rendah. Kadar Ca dalam tanah di daerah tropika basah antara 0.1-0.3, sedangkan kadar Mg dalam tanah di daerah tropika basah antara 5 ppm-50 ppm Leiwakabessy, 1998. Kalsium dan magnesium merupakan bagian dari bahan kapur yang berperan untuk mengurangi kemasaman tanah. Pada tanah-tanah di daerah basah, Ca dan sebagian kecil Mg bersama-sama dengan H + merupakan kation-kation dominan pada kompleks jerapan. Senyawa Ca dan Mg mempunyai keuntungan tidak meninggalkan residu yang dapat merugikan tanah. Kehilangan Ca dan Mg dari tanah disebabkan oleh tiga hal, yaitu melalui erosi, pencucian dan terangkut oleh tanaman. Hal ini yang menyebabkan mengapa tanah di daerah humid cenderung bereaksi masam Soepardi, 1983.

2.7. Reaksi TanahpH

Kemasaman tanah berhubungan dengan ion Al 3+ dan H + dalam bentuk yang dapat dipertukarkan. Adapun ion Al 3+ yang terjerap berada dalam keadaan keseimbangan dengan Al 3+ dalam larutan tanah Black, 1973. Dalam larutan tanah Al merupakan sumber kemasaman tanah karena cenderung terhidrolisis. Ion hidrogen yang dibebaskan, selanjutnya akan memberikan nilai pH rendah bagi larutan tanah dan mungkin merupakan sumber utama ion hidrogen dalam sebagian besar tanah masam Brady, 1990. Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam atau basa. Asam-asam organik dan anorganik yang dihasilkan oleh penguraian bahan organik tanah, merupakan konstituen tanah yang umum dapat mempengaruhi kemasaman tanah. Respirasi akar tanaman menghasilkan CO 2 yang akan membentuk H 2 CO 3 dalam air. Air merupakan sumber lain dari sejumlah kecil ion H + yang ada dalam tanah yang akan dijerap oleh kompleks liat sehingga ion-ion H + dapat dipertukarkan. Ion-ion H + dapat dipertukarkan tersebut akan menjadi ion-ion H + bebas. Derajat ionisasi dan disosiasi ke dalam larutan tanah menentukan kemasaman tanah. Ion-ion H + yang dapat dipertukarkan merupakan penyebab terbentuknya kemasaman tanah potensial atau cadangan. Besaran dari kemasaman potensial ini dapat ditentukan dengan titrasi tanah. Ion-ion H + bebas mengakibatkan kemasaman aktif. Kemasaman aktif diukur dan dinyatakan sebagai pH tanah. Tipe kemasaman inilah yang sangat menentukan dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman Tan, 1995. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan tanaman sangat kompleks. Pengaruh langsung ion H + harus dipisahkan dari pengaruh tidak langsung yang berhubungan dengan perubahan kelarutan dan ketersediaan berbagai unsur yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman Sanchez, 1976.

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dimulai pada November 2010 sampai Mei 2011, tempat penelitian dilakukan di rumah kaca University Farm Kebun Percobaan Cikabayan, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor serta di Balai Penelitian Tanah, Bogor.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan tanah bagian lapisan atas 0-20 cm Latosol Darmaga, terak baja yang berasal dari dua sumber, yaitu terak baja convertor dari Sumitomo Metal Industry, Jepang dan terak baja electric furnace dari Krakatau Steel Industry, Indonesia serta bahan organik berupa pupuk kandang kotoran sapi produksi Sarana Tani yang beredar dipasaran. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari cangkul, penumbuk tanah, saringan 5 mm, saringan 2 mm, label, selang, ember, alat semprot dan alat tulis. Peralatan yang digunakan dalam laboratorium untuk analisis tanah diantaranya adalah pH meter, Spectrophotometer, Atomic Absorption, dan Flamephotometer, serta alat-alat gelas kimia seperti tabung reaksi, pipet, labu erlenmeyer, serta bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk analisis.

3.3. Pelaksanaan Percobaan

3.3.1. Persiapan Bahan Tanah

Bahan tanah yang digunakan adalah Latosol Darmaga pada kedalaman 0-20 cm yang telah dibersihkan dari akar tanaman dan bahan kasar, selanjutnya dikeringudarakan lalu dikompositkan. Untuk keperluan analisis pendahuluan, bahan tanah dihaluskan kemudian diayak dengan saringan berukuran 2 mm. Bahan tanah dalam polybag yang berisi 5 kg BKM sebagai media tanam tanaman caisim diberi perlakuan terak baja dan bahan organik sesuai perlakuan. Dosis terak baja ini ditentukan berdasarkan Al-dd tanah dan daya netralisasi DN masing-masing terak. Untuk jenis terak baja convertor, perhitungan daya netralisasi menggunakan data analisis yang pertama, yaitu terak baja convertor dengan komposisi CaO sebesar 19.56 dan MgO sebesar 6.46. Namun setelah dilakukan analisis ulang jenis terak baja convertor tersebut saat penelitian sudah