Fosfor Kalium Nitrogen, Fosfor dan Kalium dalam tanah

mencukupi kebutuhan tanaman Leiwakabessy, 1998. Sebagian besar nitrogen dalam tanah berada dalam bentuk N organik baik yang terdapat dalam bahan organik maupun fiksasi N oleh mikroba tanah yang tidak tersedia bagi tanaman dan hanya sebagian kecil berupa N-anorganik yaitu NH 4 + dan NO 3 - Prasetyo et al., 2004. Pelapukan N-organik merupakan proses yang menjadikan N yang tidak tersedia bagi tanaman menjadi N tersedia bagi tanaman. Pelapukan merupakan proses biokimia kompleks yang membebaskan karbondiokasida. Akhirnya nitrogen kemudian dibebaskan menjadi nitrit kemudian nitrat. Kedua proses terakhir disebut nitrifikasi, sedangkan proses berubahnya N-organik menjadi N- anorganik disebut mineralisasi. Soepardi, 1983. Hilangnya nitrogen dalam tanah dapat melalui proses denitrifikasi, volatilisasi, pencucian oleh air, dan penyerapan oleh tanaman. Sekitar 40 N hilang melalui volatilisasi amonia Buckman Brady 1987. Minggu pertama setelah pemupukan, proses nitrifikasi telah berlangsung, dan ketika musim penghujan, 30 hari setelah pemupukan hampir sebagian N akan hilang. Pada kondisi curah hujan yang tinggi, NO 3 - akan tercuci dari horizon atas tanah dan akan cepat hilang karena denitrifikasi. Pada musim kemarau, nitrat akan diakumulasikan pada bagian atas horizon tanah, sehingga kadar nitrat akan meningkat Tisdale et al., 1985. Amonium merupakan bentuk N yang stabil terutama dalam tanah tergenang. Amonium dapat terfiksasi oleh mineral silikat, tidak larut dalam air, dan tidak mudah ditukar Notohadi 1998.

2.5.2. Fosfor

Mobilitas P dalam tanah sangat rendah karena reaksi dengan komponen tanah maupun dengan ion-ion logam dalam tanah seperti Ca, Al, Fe, dan lain-lain membentuk senyawa yang kurang larut dengan tingkat kelarutan berbeda-beda. Reaksi tanah pH memegang peranan sangat penting dalam mobilitas unsur P Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Sumber fosfor dalam tanah yang utama adalah pupuk buatan, pupuk organik, sisa tanaman dan pupuk hijau dan senyawa alamiah baik organik maupun inorganik dari unsur tersebut yang sudah ada dalam tanah. Ketersediaan P dalam tanah terutama P inorganik ditentukan oleh pH tanah, Fe, Al, Mn, tersedianya Ca dalam tanah, jumlah dan tingkat dekomposisi bahan organik dan kegiatan jasad mikro Soepardi, 1983. Ketersediaan fosfor yang sangat rendah adalah salah satu masalah penting pada tanah masam. Kelarutan Al dan Fe yang tinggi akan menyebabkan terhambatnya ketersediaan fosfat. Bahkan pada kondisi ini, mobilitas P menjadi rendah dan cepatnya unsur P dari pupuk dijerap tanah dalam bentuk Al-P, Fe-P, atau bentuk lain. Reaksi kimia antara ion fosfat dengan Al atau Fe tersebut menghasilkan bentuk hidroksi fosfat yang tidak larut. Konsekuensi dari hasil reaksi ini menyebabkan bentuk fosfat yang tidak larut, atau hanya sedikit ion H 2 PO -4 yang tersedia bagi tanaman. Mekanisme dari reaksi ini yakni ion fosfat menggantikan kedudukan ion OH dari koloid tanah atau mineral. Reaksi terjadi sebagai berikut: Untuk mencegah ion fosfat dan atau melepaskan fosfat yang telah terikat pada keadaan ini maka dua mekanisme yang memungkinkan yakni: i mengendapkan Fe dan Al menjadi tidak larut, melalui penetralan pH tanah; dan ii mengkompleks Al atau Fe melalui pengkelatan oleh bahan organik tanah Basuki, 2007.

2.5.3. Kalium

Kalium merupakan unsur hara mineral paling banyak dibutuhkan tanaman setelah Nitrogen dan merupakan kation monovalen K + yang diserap oleh akar tanaman yang lebih besar jumlahnya dari kation-kation lain. Jumlah K yang diambil tanaman berkisar antara 50-200 kg Kha atau sebanding dengan 25-100 ppm K tergantung jenis tanaman dan besar produksi Leiwakabessy, 2004. Berdasarkan ketersediannya bagi tanaman, K dalam tanah dapat dikelompokkan menjadi: 1 K tak dapat dipertukarkan; 2 K dapat dipertukarkan; dan 3 K dalam larutan tanah. Masalah utama kalium adalah ketersediaan. Kalium diikat dalam bentuk-bentuk yang kurang tersedia. Jumlah kalium dapat dipertukarkan tersedia bagi tanaman tidak melebihi 1 dari seluruh kalium tanah Soepardi, 1983. Al 3+ + H 2 PO 4 - Fe 3+ + H 2 PO 4 - AlPO 4 .2H 2 O + 2H + FePO 4 .2H 2 O + 2H + Sumber kalium dalam tanah yang utama adalah pupuk buatan, pupuk organik, sisa tanaman dan pupuk hijau, senyawa alamiah baik organik maupun inorganik dari unsur tersebut yang ada dalam tanah Soepardi, 1983. Kalium peka terhadap pencucian, terutama pada tanah-tanah dengan Kapasitas Tukar Kation KTK dan kapasitas anion yang rendah. Leiwakabessy 1998 mengatakan bahwa kalium dalam tanaman tidak ditemukan dalam hasil-hasil metabolisme dalam senyawa-senyawa organik tertentu seperti halnya N, P, dan lain-lain, tetapi umumnya terdapat dalam ikatan yang mudah sekali larut. Sekitar 99 dari K dalam bagian tanaman yang kering diduga dapat terbilas oleh air hujan.

2.6. Basa-basa dapat Dipertukarkan Ca-dd dan Mg-dd dalam Tanah