Hubungan dinamika KTH dengan pengelolaan hutan rakyat

kelompok, beberapa anggota juga diikut sertakan dalam kegiatan di luar kelompok sebagai perwakilan kelompok, misalnya pertemuan di tingkat kabupaten. Selain itu, sebagian besar responden menyatakan bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan pertemuan berkala maupun pertemuan lainnya yang diselenggarakan oleh kelompok. Dalam hal tingkat keberhasilan kegiatan kelompok, sebagian besar responden menyatakan pertemuan yang diadakan kelompok baik rutin maupun insidental dapat dikatakan selalu berlangsung tertib dan lancar, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Kegiatan pertemuan anggota KTH Girimukti Kemudian dalam hal moral anggota kelompok, sebagian besar responden menyatakan bahwa manfaat kelompok bagi mereka adalah sebagai tempat bergaul dan belajar bersama, khususnya dalam kegiatan pengelolaan hutan rakyat. Selain itu, sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka sangat peduli terhadap perkembangan kelompok dan merasa bangga atas keberhasilan dan prestasi kelompok yang dicapai selama ini. Berdasarkan kondisi tersebut dan hasil olah data, efektivitas kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti termasuk ke dalam kategori tinggi 81,5, seperti yang disajikan pada Tabel 14.

5.2.4 Hubungan dinamika KTH dengan pengelolaan hutan rakyat

Hubungan antara unsur-unsur dinamika KTH dengan pengelolaan hutan rakyat, yang terdiri dari sub sistem produksi, sub sistem pengolahan hasil, dan sub sistem pemasaran hasil dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hubungan dinamika kelompok dengan pengelolaan hutan rakyat DK Produksi PH PS PHR PL PB PN PT PM Tot TUJ ,230 ,368 ,377 ,455 ,406 ,442 ,339 ,227 ,409 STR ,032 -,060 -,013 ,215 -,048 ,031 ,069 -,192 -,011 FGS ,282 ,404 ,282 ,302 ,448 ,435 ,312 ,393 ,435 BIN ,301 ,403 ,470 ,482 ,430 ,464 ,351 ,251 ,414 KPK -,134 -,025 ,265 ,389 -,029 ,103 -,092 -,224 ,005 SUA -,182 -,183 ,118 ,265 -,077 -,023 -,085 -,167 -,080 TEK -,115 -,050 ,122 ,339 ,161 ,105 -,027 ,045 ,081 EFT ,214 ,202 ,460 ,490 ,324 ,376 ,134 ,115 ,277 TOTAL ,272 ,282 ,474 ,515 ,380 ,434 ,252 ,132 ,350 Keterangan: Signifikan pada α = 1; Signifikan pada α = 5; Signifikan pada α 10; DK = Dinamika Kelompok; PL = Persiapan Lahan; PB = Persiapan Bibit; PN = Penanaman; PT = Pemeliharaan Tanaman; PM = Pemanenan; Tot = Total Sub Sistem Produksi; PH = Sub Sistem Pengolahan Hasil; PS = Sub Sistem Pemasaran Hasil; PHR = Total Pengelolaan Hutan Rakyat; TUJ = Tujuan Kelompok; STR = Struktur Kelompok; FGS = Fungsi Tugas Kelompok; BIN = Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok; KPK = Kekompakan Kelompok; SUA = Suasana Kelompok; TEK = Tekanan Kelompok; EFT = Efektivitas Kelompok Hubungan antara dinamika KTH Girimukti dengan pengelolaan hutan rakyat sub sistem produksi adalah nyata karena hubungan antara keduanya signifikan pada α 0,05, seperti yang disajikan pada Tabel 15. Hal ini menunjukkan bahwa penetapan unsur-unsur dinamika kelompok menentukan sub sistem produksi berjalan, akan tetapi unsur-unsur dinamika kelompok yang berhubungan nyata dengan sub sistem produksi hanya tujuan kelompok, fungsi tugas kelompok, pembinaan dan pemeliharaan kelompok, serta efektivitas kelompok p0,05. Tujuan, fungsi tugas, pembinaan dan pemeliharaan kelompok, serta efektivitas kelompok memiliki hubungan yang nyata dan positif dengan pengelolaan hutan rakyat disebabkan sub sistem produksi telah tertuang dalam tujuan kelompok, kelompok telah memberikan berbagai kemudahan dalam sub sistem produksi, seperti bantuan bibit dan penyuluhan dari kelompok bekerjasama dengan BP3K Pamarican, kelompok telah melakukan upaya pemupukan aktivitas dan penyediaan fasilitas terkait sub sistem produksi, serta keberhasilan kelompok pada sub sistem produksi, seperti pada acara penyuluhan pemeliharaan tanaman yang dilakukan kelompok bekerjasama dengan BP3K Pamarican yang berlangsung lancar. Hubungan antara dinamika KTH Girimukti dengan pengelolaan hutan rakyat sub sistem pengolahan hasil tidak berhubungan nyata karena hubungan antara keduanya signifikan pada α 0,1, akan tetapi ada unsur-unsur dinamika kelompok yang memiliki hubungan nyata dan positif dengan sub sistem pengolahan hasil yaitu tujuan kelompok, fungsi tugas kelompok, dan pembinaan dan pemeliharaan kelompok p0,1. Hal ini menunjukkan bahwa penetapan tujuan kelompok, fungsi tugas kelompok, serta pembinaan dan pemeliharaan kelompok menentukan sub sistem pengolahan hasil berjalan yang akan dijelaskan sebagai berikut. Adanya hubungan antara tujuan kelompok dengan sub sistem pengolahan hasil yaitu, sesuai dengan temuan bahwa alasan sebagian besar responden bergabung dengan KTH Girimukti salah satunya adalah agar mempermudah kegiatan pengolahan hasil hutan rakyat anggota kelompok. Hubungan antara fungsi tugas kelompok dengan pengolahan hasil yaitu, anggota kelompok sudah merasakan manfaat kelompok dalam mengatasi masalah pengolahan hasil hutan rakyat, misalnya kelompok membangun komunikasi yang baik dengan penggergajian kayu yang sudah menjadi mitranya agar mengolah hasil hutan rakyat anggota dengan pelayanan yang memuaskan. Sementara itu, hubungan antara pembinaan dan pemeliharaan kelompok dengan sub sistem pengolahan hasil yaitu, kelompok telah melakukan upaya pemupukan aktivitas kerjasama di antara anggota dalam mengolah hasil hutan rakyatnya. Hubungan antara dinamika KTH Girimukti dengan pengelolaan hutan rakyat sub sistem pemasaran hasil tidak berhubungan nyata karena hubungan antara keduanya signifikan pada α 0,1, akan tetapi ada unsur dinamika kelompok yang memiliki hubungan nyata dan positif dengan sub sistem pemasaran hasil yaitu fungsi tugas kelompok p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi tugas kelompok menentukan sub sistem pemasaran hasil berjalan. Kelompok memberikan kemudahan dalam sub sistem pemasaran hasil melalui mitra kelompok yaitu penggergajian kayu yang berada di sekitar Desa Sidamulih. Hal ini sejalan dengan temuan, sebagian besar responden menyatakan, kelompok telah berhasil memberikan kemudahan dan manfaat kepada anggotanya dalam pengelolaan hutan rakyat termasuk pada sub sistem pemasaran hasil. Hubungan antara dinamika KTH Girimukti dengan pengelolaan hutan rakyat berhubungan nyata karena hubungan antara keduanya signifikan pada α 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa penetapan unsur-unsur dinamika kelompok menentukan pengelolaan hutan rakyat berjalan, akan tetapi unsur-unsur dinamika kelompok yang berhubungan nyata dengan pengelolaan hutan rakyat hanya tujuan kelompok, fungsi tugas kelompok, serta pembinaan dan pemeliharaan kelompok p0,05. Tujuan, fungsi tugas, dan pembinaan dan pemeliharaan kelompok memiliki hubungan yang nyata dan positif dengan pengelolaan hutan rakyat disebabkan kegiatan pengelolaan hutan rakyat telah tertuang dalam tujuan kelompok, kelompok telah memberikan berbagai kemudahan serta penjelasan bagi anggota kelompok, serta kelompok telah melakukan upaya pemupukan aktivitas dan penyediaan fasilitas kelompok.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kegiatan pengelolaan hutan rakyat yang dilakukan di KTH Girimukti antara lain: a. Sub sistem produksi dijelaskan sebagai berikut: Persiapan lahan yang dilakukan terdiri dari pengolahan tanah dan pembersihan lahan. Persiapan bibit anggota dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: membeli ke pedagang bibit, bantuan dari pihak luar, menyemai sendiri, dan trubusan. Penanaman dilakukan pada waktu tertentu dengan menggunakan jarak tanam. Pemeliharaan tanaman yang terdiri dari, kegiatan penyiangan, pendangiran, pemupukan, penjarangan, dan pemberantasan hamapenyakit. Pemanenan kayu anggota umumnya dilakukan oleh penggergajian kayu yang telah menjadi mitra kelompok. b. Sub sistem pengolahan hasil di KTH Girimukti dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan beberapa penggergajian kayu di Desa Sidamulih. Keuntungan yang diperoleh antara lain, bagi penjual anggota KTH Girimukti yaitu, mendapatkan pelayanan yang baik dalam mengolah kayunya serta kelompok juga mendapatkan bantuan dana secara cuma-cuma dari penggergajian kayu jika ada kegiatan kelompok. Bagi pembeli pemilik penggergajian kayu yaitu, mendapatkan persediaan bahan baku pengolahan kayu dari anggota KTH Girimukti. c. Sub sistem pemasaran hasil yang dilakukan di KTH Girimukti yaitu, pemasaran hasil hutan kayu dilakukan anggota dengan menjualnya ke penggergajian kayu atau ke tengkulak, sedangkan untuk hasil hutan bukan kayu dijual ke tengkulak. Berdasarkan kondisi tersebut dan hasil olah data, maka pengelolaan hutan rakyat di KTH Girimukti tergolong sedang.