Kelompok Tani Hutan KTH

kelompok mendorong seseorang untuk melakukan kerja sama di dalam kelompok. Secara psikologis, nilai suasana kelompok berbeda bagi setiap anggota kelompok. Oleh karena itu, suasana kelompok harus diukur berdasarkan batas-batas yang akan diamati. 7 Tekanan kelompok adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan desakan dalam kelompok yang berfungsi mengupayakan ketaatan anggota terhadap aturan kelompok dan sebagai faktor yang mempengaruhi keutuhan kelompok serta penyemangat bagi anggota. 8 Efektivitas kelompok adalah keberhasilan sistem di dalam kelompok untuk mencapai tujuannya, yang dapat dilihat pada tercapainya keadaan atau perubahan-perubahan fisik maupun non fisik yang memuaskan anggotanya.

2.3.2 Kelompok Tani Hutan KTH

Kelompok adalah tempat beberapa orang bergaul satu dengan yang lain dengan tujuan tertentu Santosa 2006. Dalam hal ini kelompok tani hutan berarti orang yang bergaul satu dengan yang lain dengan tujuan utama memajukan hutan yang mereka kelola. Santosa 2006 menyatakan, kelompok dapat bersifat terorganisir dan tidak terorganisir. Kelompok yang terorganisir memiliki struktur organisasi yang jelas untuk mengorganisir tugas-tugas tertentu. Sebagai contoh, kelompok awak pesawat yang bertugas menyukseskan suatu penerbangan. Berbeda dengan kelompok yang tidak terorganisir. Kelompok ini sering terbentuk dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada kelompok yang terdiri dari beberapa orang yang sedang makan malam bersama di restoran. Proses pembentukan kelompok ada dua macam, yaitu psikhe group dan socio group . Psikhe group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar rasa senang atau tidak, perhatian, atau antipati antar anggota kelompok. Socio group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar dorongan dari pihak luar Santosa 2006. Kelompok tani hutan pada dasarnya sama dengan kelompok yang lain, memiliki kelas sosial dan stratifikasi sosial. Kelas sosial dan stratifikasi sosial terbentuk karena dalam sebuah kelompok ada perbedaan tanggung jawab dan tingkatan nilai kekuatan Santosa 2006. Maka dalam kelompok tani hutan ada ketua, sekretaris, dan pengurus yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok tani hutan juga mengalami dinamika kelompok. Santosa 2006 menyatakan bahwa, kepemimpinan dalam kelompok dapat dibagi kedalam tiga macam bentuk kepemimpinan, yaitu otokrasi, demokrasi, dan liberal. Kepemimpinan otokrasi ditandai dengan peranan pimpinan dalam hal membuat jejak peraturan kelompok, program atau kegiatan yang akan dilakukan kelompok, pemberian tugas kepada setiap anggota, dan pimpinan juga dapat mengkoreksi pekerjaan anggota secara subjektif. Kepemimpinan demokrasi ditandai dengan peranan pimpinan untuk memimpin musyawarah penentuan kegiatan kelompok, kebebasan antar anggota untuk bekerja dengan siapa saja, pimpinan mengkoreksi pekerjaan anggota secara objektif, pimpinan merakyat dalam berusaha, bersikap, dan bertingkah laku. Sedangkan kepemimpinan liberal ditandai dengan peranan pimpinan yang minim dalam kelompok, pimpinan berusaha menyiapkan kebutuhan anggota, agenda spesialisasi tugas diserahkan sepenuhnya kepada anggota, pimpinan tidak memberi komentar tentang kinerja tugas anggota apabila tidak diminta. Pengetahuan mengenai komunikasi kepemimpinan juga diperlukan dalam pembinaan dan pemeliharaan kelompok, khususnya bagi pengurus kelompok. Kemampuan komunikasi seorang pemimpin untuk mengorganisasi tim membutuhkan strategi yang kompleks. Karena pengurus organisasi atau kelompok menduduki tempat yang lebih tinggi daripada anggota yang lain, sehingga dia akan dianggap sebagai gambaran dari seluruh anggota kelompok Barrett 2008. Karisma dan image yang baik sangat dibutuhkan untuk keberhasilan komunikasi kepemimpinan, yakni komunikasi antar pengurus, pengurus ke anggota kelompok, dan pengurus ke pihak luar kelompok. Karisma memiliki pengertian suatu kemampuan mengajak khalayak untuk memperhatikan dirinya. Beberapa contoh figur yang memiliki karisma yang bagus adalah Mahatma Gandhi, John F. Kennedy, Martin Luther King, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Istilah image hampir mirip dengan ilusi. Tanpa disadari image akan membangun persepsi terhadap seorang pemimpin berkarakter atau tidak. Karisma dan image dapat digunakan untuk mengenali pribadi seorang pemimpin Barrett 2008.

BAB III METODE