kepemilikan lahan lebih besar dari 1 hektar, seperti yang disajikan pada Tabel 13. Hal ini sejalan dengan penelitian Hardjanto 2003 yang menyatakan bahwa
luasan hutan rakyat yang dimiliki oleh petani kecil, menengah, maupun besar, sebagian besar relatif sempit kurang dari 1 hektar.
Tabel 13. Distribusi responden berdasarkan luas kepemilikan lahan Luas Lahan hektar
N 1.
≤ 0,10 4
13,33 2.
0,10 – 0,50 19
63,33 3.
0,50 – 1,00 6
20,00 4.
1,00 1
3,33 Total 30
100,00
5.2.3 Unsur dinamika KTH
Unsur-unsur dinamika kelompok yang diteliti terdiri dari: 1 tujuan kelompok; 2 struktur kelompok; 3 fungsi tugas kelompok; 4 pembinaan dan
pemeliharaan kelompok; 5 kekompakan kelompok; 6 suasana kelompok; 7 tekanan kelompok; dan 8 efektivitas kelompok. Komponen-komponen ini
memiliki hubungan dalam mencapai tujuan kelompok secara efektif. Skor dinamika KTH yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Skor dinamika kelompok Dimensi Dinamika Kelompok
Persentase Kategori
1. Tujuan Kelompok
86,2 Tinggi
2. Struktur Kelompok
85,1 Tinggi
3. Fungsi Tugas Kelompok
86,3 Tinggi
4. Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok
81,6 Tinggi
5. Kekompakan Kelompok
88,4 Tinggi
6. Suasana Kelompok
84,0 Tinggi
7. Tekanan Kelompok
79,2 Tinggi
8. Efektivitas Kelompok
81,5 Tinggi
Total 84,0
Tinggi
Keterangan: Persentase pencapaian skor rataan terhadap skor maksimum
Tujuan Kelompok Tujuan kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti dapat dijelaskan
sebagai berikut: Ada 2 sub indikator yang digunakan untuk melihat tujuan
kelompok, yaitu: 1 sifat dan kejelasan tujuan kelompok dan 2 kesesuaian rencana kerja dengan keinginan dan kebutuhan anggota kelompok.
Kelompok sudah merumuskan tujuan bersama secara tertulis. Sebagian besar responden menyatakan bahwa tujuan kelompok ditetapkan melalui
musyawarah dan sudah dipahami oleh anggota. Tujuan umum dibentuknya KTH Girimukti adalah meningkatkan kerja sama petani dalam melakukan kegiatan
pengelolaan hutan rakyat. Tujuan khususnya adalah: meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota dalam bertani, meningkatkan pendapatan keluarga
anggota dan memupuk kerja sama anggota dalam pemenuhan sarana produksi dan pemasaran hasil produksi. Dengan demikian, KTH Girimukti akan lebih dinamis.
Hal ini sesuai dengan penelitian Yunasaf 2008 yang menyatakan bahwa, kelompok tani yang memiliki tujuan yang lebih spesifik akan mendorong
kedinamisan kelompok tani tersebut. Kelompok telah memiliki rencana kerja dan rencana kebutuhan yang
sejalan dan sesuai dengan keinginan anggota. Sebagian besar responden menyatakan rencana kerja dan rencana kebutuhan merupakan keinginan para
anggota. Program kelompok sebagaimana dijelaskan sebelumnya telah ada dan telah berjalan, salah satunya adalah kegiatan pemeliharaan tanaman yaitu
membentuk usaha pembuatan pupuk organikkompos setiap tiga bulan sekali. Kegiatan yang terjadwal telah diketahui oleh sebagian besar anggota, terbukti dari
data penelitian hampir seluruh responden menyatakan bahwa penetapan waktu kegiatan telah ditetapkan bersama kelompok.
Kebutuhan kelompok dipenuhi berdasarkan skala prioritas yang diputuskan bersama di dalam musyawarah, terbukti dari data penelitian, sebagian
besar responden menyatakan kelompok memiliki daftar kebutuhan yang ingin dipenuhi untuk menjamin kemajuan kelompok. Pada saat ini kelompok telah
memenuhi kebutuhan anggota dalam hal penyediaan saung, alat pembuatan pupuk kompos, dan alat pengaduk semen yang disewakan kepada masyarakat yang
membutuhkan dan menjadi uang masuk kas kelompok. Berdasarkan kondisi tersebut dan hasil olah data, tujuan kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti
termasuk ke dalam kategori tinggi 86,2, seperti yang disajikan pada Tabel 14.
Struktur Kelompok
Struktur kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti dapat dijelaskan sebagai berikut: Ada 3 sub indikator yang digunakan untuk melihat struktur
kelompok, yaitu: 1 struktur pengambilan keputusan di dalam kelompok; 2 struktur tugas di dalam kelompok; dan 3 struktur komunikasi.
Kelompok memiliki struktur pengambilan keputusan yang jelas, terbukti dari data penelitian sebagian besar responden menyatakan semua anggota
kelompok memiliki kesempatan yang sama dalam proses pengambilan keputusan di dalam kelompok. Salah satunya yaitu pembuatan pupuk organik yang
merupakan hasil kesepakatan bersama di dalam kelompok. Pengurus sering berinteraksi dengan anggota pada kegiatan rutin maupun
kegiatan insidental dalam hal pelaksanaan perannya di dalam kelompok, seperti pada kegiatan penerimaan bantuan bibit sengon pada tahun 2011 yang lalu. Hal ini
dibuktikan dari temuan, hampir seluruh responden menyatakan sering berinteraksi dengan pengurus kelompok, mulai dari ketua, sekretaris, dan bendahara
kelompok. Kelompok sudah mengadakan pembagian tugas dengan jelas. Sebagai
contoh, sekretaris kelompok memiliki tugas tertentu dan tidak mengurusi tugas ketua jika tidak dibutuhkan, demikian sebaliknya dengan ketua. Hal ini sejalan
dengan temuan, sebagian besar responden menyatakan setiap anggota termasuk pengurus telah mendapatkan serta memahami perantugas masing-masing di
dalam kelompok. Salah satu peran ketua kelompok adalah menjalin komunikasi dengan
pihak luar seperti pemerintah Kabupaten Ciamis terkait usaha pengelolaan hutan rakyat. Sehingga KTH Girimukti sering mengikuti kegiatan di luar kelompok
maupun dikunjungi oleh pihak lain. Berdasarkan informasi dari pengurus kelompok, pada tahun 2004 KTH Girimukti dikunjungi oleh Pemda Provinsi
Lampung terkait usaha pengelolaan hutan rakyat. KTH Girimukti terus menjaga kekuatannya secara struktural dengan
melakukan komunikasi yang efektif. Hal ini sejalan dengan temuan, sebagian besar responden menyatakan kelompok selalu mengadakan pertemuan rutin
minimal sebulan sekali sehingga ada komunikasi di antara pengurus dan anggota.
Berdasarkan kondisi tersebut dan hasil olah data, struktur kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti termasuk ke dalam kategori tinggi 85,1, seperti yang
disajikan pada Tabel 14.
Fungsi Tugas Kelompok
Fungsi tugas kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti dapat dijelaskan sebagai berikut: Ada 3 sub indikator yang digunakan untuk melihat fungsi tugas
kelompok, yaitu: 1 pemberian kepuasaankemudahan dalam berkelompok; 2 proses mendapatkan dan penyebaran informasi di dalam kelompok; dan
3 pemberian penjelasan oleh kelompok. Kelompok
memberikan kemudahan
dalam memperoleh bibit, kemudahan memperoleh informasi mengenai pemeliharaan tanaman, dan kemudahan dalam
sub sistem pemasaran melalui mitra kelompok yaitu penggergajian kayu yang berada di sekitar Desa Sidamulih. Hal ini sejalan dengan temuan, sebagian besar
responden menyatakan kelompok telah berhasil memberikan kemudahan dan manfaat kepada anggota-anggotanya dalam pengelolaan hutan rakyat.
Sebagian besar responden menyatakan, kelompok juga memotivasi anggota untuk melaksanakan tugas dan perannya sebagai anggota dan pengurus.
Hal ini dilakukan misalnya dengan memberikan insentif kepada pengurus pada akhir tahun dan memberikan gambaran keuntungan yang besar bagi anggota jika
mengelola hutan rakyatnya dengan baik, seperti menerapkan daur serta jarak tanam. Selain itu, hampir seluruh responden menyatakan, kelompok telah
berusaha memberikan solusi terbaik terhadap masalah-masalah yang dialami dalam kelompok. Solusi tentang permasalahan tata batas lahan milik anggota
diselesaikan dengan musyawarah dan solusi masalah penyaradan pohon yang melintasi lahan milik anggota lain diselesaikan dengan ganti rugi terhadap
kerusakan yang terjadi pada lahan milik yang dilewati. Kelompok telah menjalin komunikasi yang efektif dengan pemerintah
daerah, misalnya dengan BP3K Kecamatan Pamarican, sehingga anggota mendapatkan banyak informasi tentang pengelolaan hutan rakyat. Selain itu,
kelompok juga menggunakan sarana-sarana komunikasi kelompok, seperti undangan, papan pengumuman, pertemuan, rapat, dan lain-lain dalam penyebaran
informasi. Hal ini sejalan dengan data penelitian, sebagian besar responden menyatakan informasi baru hampir selalu tersosialisasi dengan cepat dan tepat
kepada seluruh anggota kelompok. Kelompok
berusaha menjelaskan
usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan kelompok, misalnya menjelaskan perlunya kerjasama kelompok
dalam usaha pemupukan dana modal kelompok, pengadaan sarana produksi, dan kegiatan pemasaran hasil secara bersama-sama. Berdasarkan kondisi tersebut dan
hasil pengolahan data, fungsi tugas kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti termasuk ke dalam kategori tinggi 86,3, seperti yang disajikan pada Tabel 14.
KTH Girimukti harus tetap mempertahankan fungsi dan tugasnya bahkan kalau perlu ditingkatkan melalui pelatihan kepemimpinan bagi pengurus
kelompok. Pelayanan yang baik kepada anggota kelompok akan meningkatkan kepuasan anggota, sehingga anggota akan merasa memiliki kelompok Muhsinin
2000.
Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok
Pembinaan dan pemeliharaan kelompok yang dilakukan oleh KTH Girimukti dapat dijelaskan sebagai berikut: Ada 4 sub indikator yang digunakan
untuk melihat pembinaan dan pemeliharaan kelompok, yaitu: 1 upaya kelompok dalam menumbuhkan aktivitas; 2 upaya kelompok dalam menyediakan fasilitas;
3 penciptaan norma kelompok; dan 4 upaya mendapatkan anggota baru. Kegiatan yang dilaksanakan kelompok telah sesuai dengan kebutuhan
anggota. Sebagaimana disampaikan pada bagian tujuan kelompok, anggota selalu dilibatkan dalam musyarawah yang menyangkut kepentingan bersama termasuk
pelaksanaan kegiatan kelompok. Hal ini sejalan dengan temuan, sebagian besar responden merasa butuh dan selalu hadir dalam kegiatan kelompok. Hal ini
dikarenakan penentuan kegiatan berdasarkan keinginan bersama. Anggota tidak hanya hadir ketika ada bantuan, namun ketika ada masalahpun anggota tetap
peduli terhadap kelompok. Kelompok telah berupaya dalam menyediakan fasilitas kelompok.
Sebagian besar responden menyatakan, kelompok telah menyediakan berbagai kemudahan bagi anggota, seperti tempat penampungan sementara hasil usaha para
anggota, saung tempat pertemuan,
bantuan
bibit dan pupuk, serta fasilitas lainnya yang bertujuan untuk membina dan memelihara fungsi kelompok. Selain itu,
kelompok juga telah membuat ketentuan yang berfungsi untuk memelihara kehidupan berkelompok, misalnya membuat aturan tentang syarat-syarat
keanggotaan dalam kelompok dan membuat ketentuan pertemuan rutin kelompok. Kelompok terus berupaya melakukan regenerasi keanggotaan secara
berkala. Sosialisasi kelompok ke masyarakat dilakukan melalui rapat desa dan ajakan langsung baik oleh pengurus maupun anggota kepada masyarakat Desa
Sidamulih yang belum bergabung menjadi anggota KTH Girimukti. Upaya ini terbukti membuahkan hasil dilihat dari adanya peningkatan jumlah anggota
kelompok pada beberapa periode belakangan ini, seperti dijelaskan pada bagian masa keanggotaan. Berdasarkan kondisi tersebut dan hasil olah data, pembinaan
dan pemeliharaan kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti termasuk ke dalam kategori tinggi 81,6, seperti yang disajikan pada Tabel 14.
Upaya peningkatan peran kelompok dalam membuat ketentuan yang mengatur harga sarana produksi dan upaya kelompok membuat model kerjasama
yang lebih baik dengan pihak lain masih perlu dilakukan dalam pembinaan dan pemeliharaan kelompok. Dengan demikian anggota akan semakin senang berada
dalam kelompok Santosa 2006.
Kekompakan Kelompok
Kekompakan kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti dapat dijelaskan sebagai berikut: Ada 3 Sub indikator yang digunakan untuk melihat
kekompakan kelompok, yaitu: 1 kepemimpinan kelompok; 2 nilai tujuan kelompok; dan 3 kerukunan dan kerjasama kelompok.
Dalam hal kepemimpinan kelompok, hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden menyatakan pengurus mampu mengorganisir kelompok dengan
baik. Pengurus bertanggung jawab karena terpilih melalui musyawarah dan mufakat. Hal ini menunjukkan telah terbentuk kekompakan kelompok dalam
menjalankan perantugas masing-masing. Dalam hal nilai tujuan kelompok, sebagian besar responden menyatakan,
tujuan kelompok sangat bernilai bagi mereka dan akan diusahakan agar tujuan
tersebut dapat tercapai. Kemudian dalam hal kerukunan dan kerjasama kelompok, yaitu sebagian besar responden menyatakan sudah terjalin kerjasama yang bagus
di antara anggota, di antara pengurus serta di antara pengurus dan anggota. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan fungsi dan efektivitas kelompok. Berdasarkan
kondisi tersebut dan hasil olah data, kekompakan kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti termasuk ke dalam kategori tinggi 88,4, seperti yang disajikan
pada Tabel 14.
Suasana Kelompok
Suasana kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti dapat dijelaskan sebagai berikut: Ada 2 sub indikator yang digunakan untuk melihat suasana
kelompok, yaitu: 1 interaksi di dalam kelompok dan 2 lingkungan fisik kelompok.
Dalam hal interaksi di dalam kelompok, sebagian besar responden menyatakan suasana dalam setiap pertemuan berlangsung tertib dan lancar. Hal ini
diperjelas dengan keterangan sekretaris kelompok yang menyatakan keseriusan anggota dan pengurus dalam mengikuti pertemuan, mulai dari pertemuan rutin
kelompok sampai pada pelatihan pengelolaan hutan rakyat selalu dibuatkan daftar hadir dan dihadiri oleh sebagian besar anggota. Anggota KTH Girimukti
merasakan kekeluargaan dalam kelompok. Hal ini berhubungan dengan kondisi sosial di Desa Sidamulih yang masih sangat menjaga tradisi kebersamaan dan
gotong royong. Hal ini sejalan dengan penelitian Kusumawati 2006 yang menyatakan bahwa, suasana kelompok dapat berupa rasa kekeluargaan, setia
kawan, saling mewaspadai, sikap saling menerima apa adanya, dan sebagainya. Dalam hal lingkungan fisik kelompok, sebagian besar responden
menyatakan bahwa wilayah pelayanan kelompok terletak tidak jauh dari rumahtempat tinggal anggota. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan
efektivitas kelompok. Saung dan lokasi persemain kelompok yang letaknya berada di tengah-tengah Desa Sidamulih anggota KTH Girimukti diharapkan
dapat mempercepat akses pelayanan terhadap anggota kelompok. Sekretariat KTH Girimukti juga dekat dengan sarana umum seperti kantor Desa Sidamulih dan
pasar Desa Sidamulih. Jalan raya yang menghubungkan Desa Sidamulih dengan
pusat kecamatan juga relatif bagus. Berdasarkan kondisi tersebut dan hasil olah data, suasana kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti termasuk ke dalam
kategori tinggi 84, seperti yang disajikan pada Tabel 14.
Tekanan Kelompok
Tekanan kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebagian besar responden menyatakan adanya tekanan kelompok
dari pihak luar kelompok, misalnya kelompok selalu mendapat pengawasan dari pemerintah daerah melalui BP3K Kecamatan Pamarican yang mengunjungi
kelompok secara periodik dan insidental, baik itu memberikan pelatihan maupun mengawasi kegiatan proyek yang dilakukan kelompok. Kelompok juga pernah
dikunjungi pihak lain sebagai acuan dalam pengelolaan hutan rakyat. Sebagaimana diinformasikan sebelumnya bahwa pada tahun 2004 Pemda Provinsi
Lampung mengadakan studi banding tentang pengelolaan hutan rakyat ke Desa Sidamulih dan ke KTH Girimukti. Hal ini tentunya akan menjadi tekanan bagi
kelompok untuk meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan kondisi tersebut dan hasil olah data, tekanan kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti termasuk ke
dalam kategori tinggi 79,2, seperti yang disajikan pada Tabel 14. Kelompok perlu melakukan beberapa kegiatan yang akan memberikan
tekanan dari dalam kelompok. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, kelompok belum pernah memberikan penghargaan bagi anggota yang berdedikasi
tinggi pada kelompok. Penerapan sanksi bagi anggota yang pasif atau lalai dalam mengerjakan perantugasnya juga sering tidak diterapkan karena merasa sungkan
terhadap pelanggar.
Efektivitas Kelompok
Efektivitas kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti dapat dijelaskan sebagai berikut: Ada 3 sub indikator yang digunakan untuk melihat efektivitas
kelompok, yaitu: 1 tingkat peran serta anggota dalam kegiatan kelompok; 2 tingkat keberhasilan kegiatan kelompok; dan 3 moral anggota kelompok.
Dalam hal tingkat peran serta anggota dalam kegiatan kelompok, sebagian besar responden menyatakan mereka selalu berperan serta dalam kegiatan rutin
kelompok, beberapa anggota juga diikut sertakan dalam kegiatan di luar kelompok sebagai perwakilan kelompok, misalnya pertemuan di tingkat kabupaten. Selain
itu, sebagian besar responden menyatakan bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan pertemuan berkala maupun pertemuan lainnya yang diselenggarakan
oleh kelompok. Dalam hal tingkat keberhasilan kegiatan kelompok, sebagian besar
responden menyatakan pertemuan yang diadakan kelompok baik rutin maupun insidental dapat dikatakan selalu berlangsung tertib dan lancar, seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Kegiatan pertemuan anggota KTH Girimukti
Kemudian dalam hal moral anggota kelompok, sebagian besar responden menyatakan bahwa manfaat kelompok bagi mereka adalah sebagai tempat bergaul
dan belajar bersama, khususnya dalam kegiatan pengelolaan hutan rakyat. Selain itu, sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka sangat peduli terhadap
perkembangan kelompok dan merasa bangga atas keberhasilan dan prestasi kelompok yang dicapai selama ini. Berdasarkan kondisi tersebut dan hasil olah
data, efektivitas kelompok yang dimiliki oleh KTH Girimukti termasuk ke dalam kategori tinggi 81,5, seperti yang disajikan pada Tabel 14.
5.2.4 Hubungan dinamika KTH dengan pengelolaan hutan rakyat