Kondisi Sosial Ekonomi GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Sementara itu, hampir di seluruh pelosok kota terdapat pula parit-parit yang memiliki beberapa fungsi seperti untuk kebutuhan sehari-hari. Keadaan hidrologi ini mempengaruhi keadaan fisik lingkungan pemukiman dalam kota dan pola perkembangan fisik kawasan terbangun kota. Pengaruh pasang surut yang terjadi menyebabkan terjadinya intrusi air laut pada musim kemarau yang mengakibatkan kualitas air tanah kurang baik untuk dikonsumsi langsung dan hanya dipergunakan untuk MCK mandi, cuci, kakus, sedangkan konsumsi air diperoleh dengan menampung air hujan atau dari PDAM Perusahaan Daerah Air Minum. Berdasarkan data tersebut maka pemanfaatan air yang ada di Kecamatan Pontianak Kota hanya bisa dipergunakan untuk MCK dan parit-parit yang ada di dalam lokasi penilitian dapat dipergunakan sebagai saluran drainase yang nantinya direncanakan dalam perencanaan pertamananan agar air yang ada di lokasi terutama yang bersumber dari air hujan dapat mengalir langsung ke parit- parit yang ada sehuingga resiko banjir akibat pasang surut yang sering terjadi dapat dikurangi.

4.2. Kondisi Sosial Ekonomi

Menurut BPS Kota Pontianak 2009 jumlah penduduk tetap Kota Pontianak tahun 2008 hasil proyeksi yang menggunakan data survey sosial ekonomi nasional Susenas tahun 2008 berjumlah 521.569 jiwa yang tersebar pada enam wilayah Kecamatan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi di Kecamatan Pontianak Kota dapat dilihat dari Tabel 4 sampai dengan Tabel 6 yang menjelaskan kepadatan penduduk, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian. Tabel 4 Kepadatan Penduduk Kecamatan Pontianak Kota, 2008 Jumlah Jiwa Kecamatan Kelurahan Luas kmĀ² Laki-laki Perempuan Sungai Bangkong 6,20 15.615 16.520 Darat Skip 1,31 21.269 23.091 Tengah 0,95 5.288 5.828 Mariana 0,50 4.084 4.239 Sei Jawi 7,02 4.292 4.543 TOTAL 15,98 50.549 54.220 Sumber: BPS Kota Pontianak, 2009 Pada Tabel 4 dapat dilihat jumlah pendududk tertinggi berada di Kelurahan Darat Skip tetapi memiliki luas lahan dengan urutan tiga terendah. Sedangkan luas kecamatan yang paling tinggi terdapat pada Kelurahan Sungai Jawi. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebaran penduduk di tiap kelurahan yang ada di Kecamatan Pontianak Kota belum terbagi merata. Menurut RPIJM 2009-2013, 2008 pada dasarnya pola ruang yang ada di Kota Pontianak merupakan pola pita ribbon development, dengan keberadaan sungai dan jalan sebagai penarik utama berkembangnya suatu kawasan. Pemanfaatan ruang berkembang dengan intensitas yang cukup tinggi di sekitar tepian sungai dan jalan. Semakin jauh dari sungai dan jalan kian mengecil intensitasnya. Mengingat Kecamatan Pontianak Kota merupakan pusat Kota Pontianak maka kepadatan banyak terjadi pada kawasan Sungai Kapuas. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8. Pada gambar ini memperlihatkan banyaknya lahan terbangun yang berada di sekitar pusat kota dan yang dilalui aliran sungai. Kecamatan Pontianak Kota Tidak Berskala Gambar 8 Peta Lahan Terbangun Kecamatan Pontianak Kota Tabel 5 Tingkat Pendidikan Penduduk Kecamatan Pontianak Kota, 2008 Pendidikan Yang Ditamatkan Kelurahan Sungai Bangkong Kelurahan Darat Skip Kelurahan Tengah Kelurahan Mariana Kelurahan Sungai Jawi Tidak Sekolah 7.164 1.226 1.186 1.366 5.690 Belom Tamat SD 5.943 1.350 993 1.300 4.672 SD 5.524 1.739 1.381 1.487 5.572 SLTP Umum 6.303 2.052 1.463 1.761 5.384 SLTA Umum 1.6732 4.446 3.020 3.335 12.222 Akademi D1 dan D2 765 227 128 92 490 Akademi D3 2.325 639 361 302 1.371 S-1 5.168 901 694 528 3.011 S-2 356 51 47 25 205 S-3 25 5 2 5 8 Sumber: BPS Kota Pontianak, 2009 Menurut RPIJM 2009-2013 2008 penduduk yang besar dan berkualitas di suatu daerah akan menjadi modal dasar pembangunan, akan tetapi apabila sumber daya manusianya rendah akan menjadi beban bagi suatu daerah. Berdasarkan data dari Tabel 5 terlihat tingkat pendidikan yang terbanyak di lima kelurahan yang ada di Kecamatan Pontianak Kota yaitu tingkat pendidikan SLTA sedangkan terendah adalah ditingkat pendidikan S-3, tetapi jika dibandingkan dengan masyarakat yang tidak sekolah kualitas pendidikan yang ada di Kecamatan Pontianak Kota sudah baik. Sehingga dalam hal sosialisasi mengenai pentingnya ruang terbuka seperti pertamanan dapat dikatakan mudah agar dapat diterima dengan baik oleh penduduk yang ada di Kecamatan Pontianak Kota. Menurut RPIJM 2009-2013 2008 penduduk Kota Pontianak didominasi oleh mereka yang bekerja disektor perdagangan, hotel dan restoran baik pada tahun 1986 maupun 1996. Proporsinya bahkan meningkat yaitu dari 37,82 pada tahun 1986 menjadi 42,91 pada tahun 1996. Posisi sektor-sektor lainnya dapat dilihat pada Tabel 6 . Tabel 6 Mata Pencaharian Kecamatan Pontianak Kota, 2008 1986 1996 SektorLapangan Usaha Jumlah Jumlah Pertanian 8.402 16.27 12.294 12.75 Pertambangan dan galian 19 0.04 139 0.14 Industri pengolahan 5.816 11.26 13.826 14.33 Listrik, gas, dan air 777 1.50 674 0.70 Bangunan 2.569 4.98 4.127 4.28 Perdagangan, hotel dan restoran 19.527 37.82 41.391 42.91 Pengangkutan dan komunikasi 5.063 9.80 5.367 5.56 Lembaga keuangan 1.239 2.40 3.439 3.57 Jasa real estate dan penyewaan bangunan 8.225 15.93 15.199 15.76 Jumlah 51.637 100,00 96.456 100,00 Sumber: BPS Kota Pontianak, 2009 Sementara itu, dilihat dari sektor pekerjaanlapangan usaha, terjadi pergeseran dari mereka yang bekerja disektor jasa 1980 dan 1990 menjadi mereka yang bekerja disektor perdagangan, perhotelan, dan restoran. Sektor jasa sendiri tergeser ke urutan kedua pada tahun 1996. Sektor lain yang mengalami peningkatan proporsi tenaga kerjanya adalah sektor industri, sektor bangunan dan konstruksi, sektor listrik, gas, dan air minum serta sektor pertambangan. Sektor yang mengalami penurunan jumlah tenaga kerja yang cukup drastis adalah sektor pertanian. Di Kota Pontianak mata pencarian cukup bervariatif dan yang paling banyak terjadi peningkatan jumlah sektor lapangan usaha yaitu dibidang perdagangan, hotel, dan restoran hal ini dapat berpengaruh pada perencanaan pertamanan baik itu berdampak positif ataupun negatif misalnya dibidang pertamanan keberadaan sektor usaha dibidang perdagangan dapat meramaikan kawasan pertamanan kalau direncanakan sebaik mungkin seperti keberadaan PKL yang masih belum tertata baik di Kecamatan Pontianak Kota yang terdapat pada Tama Alun-Alun Kapuas, sampah yang diakibatkan dari aktifitas tersebut membuat taman menjadi kotor. Sedangkan untuk sektor hotel dan restoran dapat memanfaatkan taman sebagai ajang promosi usahnya dengan pemasangan reklame usahanya. Pemanfaatan taman disetiap bidang usaha sangatlah baik jika didukung oleh penataan yang baik pula serta peraturan yang mengatur keberadaan mereka sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Semakin meningkatnya pendapatan seseorang tidak menutup kemungkinan semakin meningkatnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti sarana hiburan seperti ruang terbuka untuk rekreasi contonya taman yang dapat dijadikan alternatif rekreasi. Perencanaan pertamanan yang baik dengan aktifitas yang menarik pengunjung dapat membuat pertamana yang ada dapat difungsikan secara optimal dan perencanaan keberadaanya tidak menjadi sia- sia. 4.3. Tata Guna Lahan 4.3.1. Penggunaan Lahan