Iklim Topografi Hidrologi Keadaan Umum Kecamatan Pontianak Kota 1. Letak Geografis dan Administratif

Berdasarkan data diatas maka dalam perencanaan pertamanan khususnya di Kecamatan Pontianak Kota yang merupakan pusat Kota Pontianak dengan intensitas penggunaan lahan paling tinggi dibandingkan kecamatan lain maka dalam perencanaan pertamanan di Kecamatan Pontianak Kota haruslah memperhatikan ketersediaan lahan yang ada terutama di Kecamatan Pontianak Kota dan jumlah kepadatan penduduk yang semakin tahun semakin bertambah.

4.1.2. Iklim

Menurut BPS Kota Pontianak 2009 hasil pencatatan dari Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak menunjukkan bahwa rata-rata kecepatan angin di Pontianak dan sekitarnya pada tahun 2008 adalah 5 sampai 6 knots per jam, sedangkan temperatur suhu udara rata-rata berkisar antara 26,5°C-27,1°C. Pada tahun 2008 hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember yaitu sebanyak 25 hari, dengan curah hujan sebesar 426,1 mm. Tekanan udara berkisar antara 1008,4 milibar mb. Rata-rata kelembaban Nisbi selama tahun 2008 yang tercatat di Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak berkisar antara 84 sampai dengan 95. Lembab Nisbi yang terbesar terjadi pada bulan Februari 95. Untuk mengetahui keadaan iklim Kota Pontianak lima tahun terakhir disajikan pada Lampiran 1. Secara kenyamanan Kecamatan Pontianak Kota yang merupakan bagian dari Kota Pontianak termasuk kota dalam kategori kurang nyaman baik dari suhu dan kelembabannya. Menurut Laurie 1984 iklim yang ideal menurut kenyamanan manusia berkisar antara suhu 10°C-26,7°C dan kelembaban antara 40-75. Perencanaan pertamanan hendaknya memperhatikan iklim yang ada sehingga kenyamanan pengunjung dapat dicapai.

4.1.3. Topografi

Kecamatan Pontianak Kota yang merupakan bagian dari Kota Pontianak memiliki ketinggian sekitar 0.8-1,5 m di atas permukaan laut dengan kemiringan lahan berkisar 0-2, selain itu Kota Pontianak mempunyai fisik alami yaitu wilayahnya sebagian besar dipengaruhi oleh pasang surut air lautsungai. Sekitar 5.227,36 ha 48,48 dari luas Kota Pontianak merupakan lahan yang terpengaruh oleh pasang surut air lautsungai tergenang periodik, kawasan yang selalu tergenang 3,25 ha 0,03, tidak terpengaruh oleh pasang surut air seluas 5.020,92 ha 46,57, dan selebihnya yaitu 530,48 ha 9,92 merupakan daerah perairan sungaisaluran BPS Kota Pontianak, 2009.

4.1.4. Hidrologi

Kota Pontianak terletak diantara dua buah sungai yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Landak dengan lebar bervariasi berkisar antara 170-1.400 m. Badan air Sungai Kapuas terdiri dari 3 bagian yaitu; 1 Sungai Kapuas Besar dengan panjang 5,7 km dan lebar 600-1150 m dan lebar rata-rata 787 m, keadaan lebih dangkal dibandingkan bagian hulu yaitu 7-12 m atau rata-rata 8,3 m, 2 Sungai Kapuas Kecil dengan panjang 4,8 km, lebar 190-245 m dan lebar rata-rata 217 m, kedalaman sungai antara 15-17 m atau rata-rata 16 m, 3 Sungai Landak dengan panjang 4,6 km, lebar rata-rata 253 m, kedalaman sungai 7-12 m atau rata-rata 8,3 m. Sungai Kapuas berfungsi sebagai sarana transportasi, mata pencarian masyarakat, sumber air bersih, river cathment dan sebagai drainase kota. Pada Tabel 3 menjelaskan ada empat lokasi kelurahan di daerah penelitian yang dilalui Sungaiparit yaitu sebagai beikut BPS Kota Pontianak, 2009. Tabel 3 Nama-Nama SungaiParit yang Dapat Dilalui Sampan Dalam Menunjang Perekonomian di Kecamatan Pontianak Kota, 2008 No Kelurahan Nama sungaiparit KecamatanKelurahan yang dilalui 1. Kelurahan Sungai Bangkong Sungai Bangkong Kelurahan Sungai Bangkong Kelurahan Tengah 2. Kelurahan Tengah Sungai Bangkong Kelurahan Sungai Bangkong Kelurahan Tengah 3. Kelurahan Mariana Sungai Jawi Kelurahan Sungai Jawi Kelurahan Mariana 4. Kelurahan Sungai Jawi Sungai Jawi Kelurahan Sungai Jawi Kelurahan Mariana Sumber BPS Kota Pontianak, 2009 Kondisi hidrologi permukaan Kota Pontianak ditentukan oleh sungai–sungai dan parit-parit yang yang terdapat di kota tersebut. Kota Pontianak berada dalam DAS Sungai Kapuas, tepatnya di sub-DAS bagian muara Sungai Kapuas. Adapun sungai-sungai yang melintasi Kota Pontianak dengan debit air yang cukup besar. Sebagai akibat dari luas dan panjangnya daerah aliran sungai DAS adalah Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Sedangkan sungai-sungai yang menjadi anak-anak sungai dari kedua sungai tadi dengan debit air yang tidak terlalu besar terdiri dari Sungai Jawi dan Sungai Bangkong yang termasuk kedalam Kecamatan Pontianak Kota, Sungai Raya, dan Sungai Nipah Kuning. Sementara itu, hampir di seluruh pelosok kota terdapat pula parit-parit yang memiliki beberapa fungsi seperti untuk kebutuhan sehari-hari. Keadaan hidrologi ini mempengaruhi keadaan fisik lingkungan pemukiman dalam kota dan pola perkembangan fisik kawasan terbangun kota. Pengaruh pasang surut yang terjadi menyebabkan terjadinya intrusi air laut pada musim kemarau yang mengakibatkan kualitas air tanah kurang baik untuk dikonsumsi langsung dan hanya dipergunakan untuk MCK mandi, cuci, kakus, sedangkan konsumsi air diperoleh dengan menampung air hujan atau dari PDAM Perusahaan Daerah Air Minum. Berdasarkan data tersebut maka pemanfaatan air yang ada di Kecamatan Pontianak Kota hanya bisa dipergunakan untuk MCK dan parit-parit yang ada di dalam lokasi penilitian dapat dipergunakan sebagai saluran drainase yang nantinya direncanakan dalam perencanaan pertamananan agar air yang ada di lokasi terutama yang bersumber dari air hujan dapat mengalir langsung ke parit- parit yang ada sehuingga resiko banjir akibat pasang surut yang sering terjadi dapat dikurangi.

4.2. Kondisi Sosial Ekonomi