2.2.2. Berbasis Komunitas
Menurut Nasdian 2009 komunitas mempunyai tempat tinggal tetap dan
permanen, biasanya mempunyai ikatan solidaritas yang kuat sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya. Ada empat komponen utama dalam memahami
komunitas yaitu : 1 masyarakat; 2 tempat atau wilayah; 3 Interaksi sosial; dan 4 ada ikatan psikologis.
Secara garis besar, komunitas berfungsi sebagai ukuran untuk menggaris bawahi hubungan antara hubungan-hubungan sosial dengan suatu wilayah
geografis tertentu. Pengembangan sumberdaya masyarakat, pembangunan pedesaan, pengembangan ekonomi masyarakat, revitalisasi pedesaan, dan
pembangunan berbasis
masyarakat atau
community development
menggambarkan makna yang penting dari dua konsep: a Community, bermakna kualitas hubungan sosial; dan
b Development, perubahan ke arah kemajuan yang terencana dan bersifat gradual.
Komunitas adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu berdasarkan lokalitas, perasaan sewarga, dan
solidaritas Park, 1936 dalam Nasdian, 2009. Menurut Nasdian 2009 faktor-faktor yang mempengaruhi warga
komunitas yaitu pengetahuan, kemampuan, status, dan gender. Dimensi komunitas dibagi menjadi tiga yaitu teritorial dan fungsional; struktur dan kultur;
dan ekologi. Partisipasi komunitas adalah suatu proses bertingkat dari pendistribusian kekuasaan pada komunitas sehingga mereka memperoleh
kontrol lebih besar pada hidup mereka sendiri. Proses partisipasi membutuhkan waktu yang lama dan komitmen jangka panjang dari berbagai stakeholder
governance system dan partisipasi juga memiliki makna berbeda pada konteks yang berbeda. Tiga kata kunci “partisipatif” yaitu a kesadaran dan kemauan
untuk datang; b ikut aktif; c dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Pada Gambar 4 menjelaskan makna partisipasi dalam perencanaan antara pihak
pemerintah, masyarakat, dan swastapribadi dengan tiga tipe partisipasi.
Gambar 4 Makna Partisipasi dalam Perencanaan Partisipatif Menurut Nasdian 2009 partisipasi komunitas merupakan proses
partisipasi yang meliputi perubahan relasi subyek-obyek yang ada antara pemerintah dan institusi lainnya dengan komunitas menjadi relasi yang lebih
dialogis subyek-subyek. Proses partisipasi mengubah cara pandang para praktisi pembangunan dengan mentransformasikan kepentingan kelas mereka
dan melibatkan komunitas dalam proses partisipatif atau merupakan suatu proses yang bertingkat yang membutuhkan komitmen jangka panjang dari
berbagai stakeholder untuk mendukung proses tersebut. Pada Gambar 5 menjelaskan pendekatan konseptual dalam proses monitoring dan evaluasi
partisipasitif komunitas. Diperlukan membangun pemahaman akan kompleksitas relasi kekuasaan dan visi
yang lebih dinamis tentang komunitas. Mengembangkan partisipasi ditingkat komunitas dan perencanaan partisipatif
dapat dilakukan dengan cara: a Cara mengembangkan partisipasi warga komunitas.
b Mengatasi skeptisme: memberikan kesempatan yang tulus; perlu proses yang lambat; mempunyai arti penting; dan perlu kegiatan dan kerja terus-
menerus. c Mengatasi kooptasi.
d Warga komunitas menetapkan isu-isu dan aktivitas penting. e Tindakan yang akan dilakukan akan membawa perubahan.
f Perbedaan bentuk partisipasi harus diakui. g Didukung oleh lingkungannya.
h Perlu metode-metode partisipatif. Adapun pendekatan, monitoring, dan evaluasi partisipasi stakeholder untuk
mewujudkan suatu good governance dapat dilihat pada Gambar 5.
Ket: M = Masyarakat
G = Pemerintah P = Pribadi
Tipe 1 Tipe 2
Tipe 3
Program Masyarakat
Respons Pemerintah
Good Governance
Pemerintah Swasta
Masyarakat
Gambar 5 Pendekatan Konseptual Monitoring dan Evaluasi Partisipatif Komunitas
Proses partisipatif masyarakat tergantung dari kemampuan dan potensi yang ada. Berdasarkan potensi tersebut dikenal 7 bentuk partisipasi, yaitu: 1
konsultasi atau pemikiran; 2 sumbangan barang, uang; 3 sumbangan dalam bentuk kerja yang biasanya dilakukan oleh tenaga setempat; 4 waktu; 5 aksi
masa; 6 mengadakan pembangunan dikalangan keluarga dalam masyarakat setempat; dan 7 mendirikan proyek yang dibiayai oleh sumbangan dari luar
lingkungan masyarkat setempat. Proses pelaksanaan partisipatif masyarakat dapat dilakukan secara:
a Horizontal, jika masyarakat mempunyai kemampuan untuk berprakarsa dalam melakukan pengelolaan secara mandiri maupun berkerjasama dengan
pihak lain b Profesional, jika masyarakat melakukan seluruh kegiatan pengelolaan yang
ada di wilayahnya.
2.2.3. Tujuan Perencanaan Partisipatif