Instrumen Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas

Berikut ini kriteria eksklusi sampel penelitian : 1. Balita yang memiliki riwayat alergi

D. Instrumen Penelitian

Perolehan data atau informasi dari responden dalam suatu penelitian membutuhkan suatu alat atau yang sering disebut dengan instrumen. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner merupakan suatu alat pengumpul data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk selanjutnya responden bisa memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut Umar,2011. Beberapa pertanyaan yang ada dalam kuesioner penelitian ini adalah tentang data individu balita, pendidikan orang tua, dan kebiasaan merokok anggota keluarga.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas Valid merupakan ketepatan atau kecermatan suatu alat atau instrumen dalam melakukan pengukuran atau dalam menjalankan fungsinya. Uji validitas suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan korelasi antara masing-masing item pertanyaan dengan skor totalnya. Suatu skor variabel pertanyaan dikatakan valid apabila memiliki korelasi secara signifikan dengan skor totalnya Riyanto,2011 Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas kepada responden. Hal tersebut dikarenakan kuesioner yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala guttman. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan validitas isi yang dilakukan oleh Jamaludin, M.Kep dan Yenita Agus, M.Kep.,Sp.Mat.,PhD 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas yaitu suatu indeks yang menunjukkan apakah suatu instrumen dapat dipercaya atau diandalkan Notoatmodjo, 2010. Uji reliabilitas suatu instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen akan memiliki kesamaan hasil apabila suatu instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner tersebut dilakukan sebagai alat ukur terhadap responden atau waktu yang berbeda Setiadi, 2007. Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus uji Spearman Brown. Hal tersebut dikarenakan pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah menggunakan skala guttman dan jumlah pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ini berjumlah 4 pertanyaan genap. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai korelasi antara belahan genap dan belahan ganjil lebih besar dari nilai r tabel Siregar, 2013. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16 dan didapatkan nilai korelasi antara belahan genap dan belahan ganjil 0,700. Nilai r tabel yang digunakan adalah 0,361 karna responden uji reliabilitas pada penelitian ini berjumlah 30 orang. Selanjutnya hasil yang didapatkan dari uji reliabilitas dibandingkan dengan nilai r tabel. Karna hasil yang didapatkan lebih besar dari r tabel maka dapat dikatakan kuesioner penelitian ini sudah reliabel.

F. Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Gambaran Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 41 79

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

0 4 17

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

0 5 119

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

1 21 17

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) Hubungan Antara Fungsi Keluarga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Balita di Puskesmas Kartasura.

0 4 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK KEPALA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS BANYUDONO I KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 7

Pengaruh Merokok Dalam Keluarga Terhadap Prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Jajaway.

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA - HUBUNGAN FAKTOR KARAKTERISTIK BALITA DAN PERILAKU PENCEGAHAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SUMBANG II KECAMAT

0 0 20