Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

3. Sorting. Mensortir merupakan kegiatan yang dilakukan dengan memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki klasifikasi data. 4. Entry Data. Jawaban responden yang sudah diberi kode kategori kemudian dimasukkan dalam tabel atau database komputer untuk kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi Hidayat, 2008b. 5. Cleaning. Pembersihan data dilakukan untuk melihat data yang sudah dimasukkan sudah benar atau belum. Proses ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan kesalahan atau ketidaklengkapan data untuk selanjutnya bisa dilakukan koreksi Notoatmodjo, 2010. 6. Mengeluarkan Informasi. Kegiatan ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan

H. Metode Analisis Data

Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan pada setiap variabel penelitian dan bertujuan untuk mengetahui deskripsi karakteristik setiap variabel dalam penelitian Notoatmodjo, 2010. Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran distribusi karakteristik jenis kelamin, usia, status nutrisi, dan pendidikan ibu balita serta gambaran kebiasaan merokok anggota keluarga berdasarkan lokasi merokok, jumlah anggota keluarga yang merokok dan banyaknya rokok yang dihirup setiap hari, dan gambaran karakteristik balita berdasarkan ada atau tidaknya paparan asap rokok terhadap balita.

I. Etika Penelitian

Masalah etika dalam suatu penelitian sangatlah penting, khususnya dalam penelitian ilmu keperawatan dikarenakan dalam penelitian keperwatan seringkali berhubungan dengan manusia Hidayat, 2008b. Berikut ini adalah prinsip etik yang peneliti gunakan selama proses penelitian Hidayat, 2008b, dan Notoatmodjo, 2010 : 1. Informed Consent Informed Consent merupakan suatu informasi yang harus dijelaskan oleh peneliti terlebih dahulu kepada calon responden. Tujuan dari adanya informed consent adalah supaya calon responden mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian. Jika calon responden bersedia menjadi responden, maka peneliti memberikan lembar persetujuan dan responden harus menandatanganinya. Jika calon responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan dan tidak boleh memaksa. 2. Anonimity tanpa nama Masalah etika dalam penelitian keperawatan yakni memberikan jaminan dalam penggunaan data responden dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada instrumen dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. 3. Confidentiality kerahasiaan Prinsip etika confidentiality adalah menjamin kerahasiaan setiap informasi yang diperoleh dari responden. Informasi yang didapat hanya akan digunakan sebagai data penelitian dan ketika dilakukan pengolahan data, informasi yang didapatkan bukanlah informasi individual melainkan dalam bentuk data kelompok. 4. Privacy Selama proses penelitian, responden mempunyai hak untuk memperoleh privasi atau kebebasan pribadinya. 5. Memperoleh imbalan atau kompensasi Peneliti sebagai pihak yang membutuhkan informasi dari responden sudah seharusnya memberikan imbalan kepada responden atas informasi yang sudah diperoleh. 45

BAB V HASIL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Gambaran Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 41 79

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

0 4 17

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

0 5 119

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

1 21 17

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) Hubungan Antara Fungsi Keluarga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Balita di Puskesmas Kartasura.

0 4 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK KEPALA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS BANYUDONO I KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 7

Pengaruh Merokok Dalam Keluarga Terhadap Prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Jajaway.

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA - HUBUNGAN FAKTOR KARAKTERISTIK BALITA DAN PERILAKU PENCEGAHAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SUMBANG II KECAMAT

0 0 20