Metode Pengumpulan Data Pengolahan Data

Karna hasil yang didapatkan lebih besar dari r tabel maka dapat dikatakan kuesioner penelitian ini sudah reliabel.

F. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan data sekunder yang diperoleh dari puskesmas. Berikut ini adalah beberapa tahap yang dilakukan dalam pengambilan data dalam penelitian ini : 1. Pertama peneliti menentukan tema, subjek, tempat, tujuan dan manfaat, dan judul penelitian. Setelah itu peneliti membuat surat perizinan studi pendahuluan dari Fakultas untuk nantinya diserahkan ke puskesmas Bungah. 2. Peneliti melakukan studi pendahuluan di dua tempat, yakni di puskesmas dan di masyarakat desa Bungah. Studi pendahuluan di puskesmas bertujuan untuk mendapatkan data sekunder tentang kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas. Studi pendahuluan di masyarakat bertujuan untuk mengetahui distribusi keluarga dengan kejadian ISPA pada balita dan kebiasaan merokok anggota keluarga. 3. Setelah proposal skripsi selesai, peneliti membuat surat perizinan untuk uji reliabilitas dari Fakultas. 4. Peneliti lalu melakukan uji reliabilitas kuesioner pada 30 responden. 5. Setelah instrumen dinyatakan reliabel, selanjutnya peneliti melakukan perizinan ke Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah dan Dinas Kesehatan kabupaten Gresik untuk melakukan penelitian di Puskesmas Bungah 6. Peneliti mendapatkan izin dan calon responden yang sesuai dengan kriteria, peneliti memberikan informed consent terhadap calon responden. 7. Jika calon responden setuju dan menandatangani form persetujuan, responden diberikan kuesioner penelitian. 8. Waktu pengisian kuesioner sekitar 10 menit untuk setiap responden. Setelah kuesioner lengkap diisi oleh responden, selanjutnya peneliti mengumpulkan semua kuesioner untuk diolah dan dilakukan analisis data.

G. Pengolahan Data

Setiadi 2007 menyebutkan bahwa terdapat 6 kegiatan yang dilakukan peneliti dalam proses pengolahan data, yaitu : 1. Editing. Kegiatan editing dilakukan dengan cara memeriksa setiap poin pertanyaan kuesioner yang sudah diisi oleh responden. Terdapat tiga hal yang harus diperiksa oleh peneliti yaitu kelengkapan jawaban setiap pertanyaan sudah ada jawaban, keterbacaan tulisan, dan relevansi jawaban. 2. Coding. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban yang diberikan responden kedalam bentuk kategori. Hasil pengelompokkan tersebut diberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban. 3. Sorting. Mensortir merupakan kegiatan yang dilakukan dengan memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki klasifikasi data. 4. Entry Data. Jawaban responden yang sudah diberi kode kategori kemudian dimasukkan dalam tabel atau database komputer untuk kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi Hidayat, 2008b. 5. Cleaning. Pembersihan data dilakukan untuk melihat data yang sudah dimasukkan sudah benar atau belum. Proses ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan kesalahan atau ketidaklengkapan data untuk selanjutnya bisa dilakukan koreksi Notoatmodjo, 2010. 6. Mengeluarkan Informasi. Kegiatan ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan

H. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Gambaran Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 41 79

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

0 4 17

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

0 5 119

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

1 21 17

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) Hubungan Antara Fungsi Keluarga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Balita di Puskesmas Kartasura.

0 4 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK KEPALA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS BANYUDONO I KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 7

Pengaruh Merokok Dalam Keluarga Terhadap Prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Jajaway.

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA - HUBUNGAN FAKTOR KARAKTERISTIK BALITA DAN PERILAKU PENCEGAHAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SUMBANG II KECAMAT

0 0 20