Karakteristik Responden HASIL PENELITIAN

45

BAB V HASIL PENELITIAN

Hasil yang disajikan dalam penelitian ini berupa analisis univariat. Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan pada setiap variabel penelitian dan bertujuan untuk mengetahui deskripsi karakteristik setiap variabel dalam penelitian Notoatmodjo, 2010. Analisis univariat yang dilakukan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, status nutrisi, pendidikan terakhir ibu, presentasi anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok, kebiasaan merokok anggota keluarga berdasarkan lokasi merokok, jumlah anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok, dan banyaknya rokok yang dihirup setiap hari oleh anggota keluarga. Berikut ini hasil analisis univariat dalam penelitian ini :

A. Karakteristik Responden

1. Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan hasil yang diperoleh, berikut ini distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin : Tabel 5.1 Distribusi Jenis Kelamin Balita Jenis Kelamin Frekuensi Presentase Laki-laki 56 56 Perempuan 44 44 Jumlah 100 100 Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 100 responden balita yang menderita ISPA dalam penelitian ini terdapat 56 balita dengan jenis kelamin laki-laki 56 dan 44 balita dengan jenis kelamin perempuan 44. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa balita laki-laki pada penelitian ini lebh banyak daripada balita perempuan. 2. Distribusi karakteristik responden berdasarkan kelompok usia Berdasarkan hasil yang diperoleh, berikut ini distribusi karakteristik responden berdasarkan usia : Tabel 5.2 Distribusi Kelompok Usia Balita Kelompok Usia Frekuensi Presentase ≤ 12 bulan 28 28 13-59 bulan 72 72 Jumlah 100 100 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 100 responden balita yang menderita ISPA dalam penelitian ini terdapat 28 balita yang berusia kurang dari 12 bulan 28 dan 72 balita yang berusia 13-59 bulan 72. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa balita pada penelitian ini lebih banyak pada kelompok usia 13-59 bulan daripada balita kelompok usia ≤ 12 bulan. 3. Distribusi karakteristik responden berdasarkan status nutrisi Berdasarkan hasil yang diperoleh, berikut ini distribusi karakteristik responden berdasarkan status nutrisi : Tabel 5.3 Distribusi Status Nutrisi Balita Status Nutrisi Frekuensi Presentase Gizi Buruk 6 6 Gizi Kurang 15 15 Gizi Baik 78 78 Gizi Lebih 1 1 Jumlah 100 100 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 100 balita yang menderita ISPA dalam penelitian ini, terdapat 6 balita dengan status gizi buruk 6, 15 balita dengan status gizi kurang 15, 78 balita dengan status gizi baik 78, dan 1 balita dengan status gizi lebih 1. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa balita pada penelitian ini paling banyak memiliki status nutrisi baik dan paling sedikit memiliki status nutri lebih. 4. Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ibu Tabel 5.4 Distribusi Pendidikan Terakhir Ibu Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase SD 5 5 SMPsederajat 24 24 SMAsederajat 60 60 Perguruan Tinggi 11 11 Jumlah 100 100 Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 100 balita yang menderita ISPA dalam penelitian ini, terdapat 5 ibu dengan pendidikan terakhir SD 5, 24 ibu dengan pendidikan terakhir SMPsederajat 24, 60 ibu dengan pendidikan terakhir SMAsederajat 60, dan 11 ibu dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi 11. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan terakhir ibu pada penelitian ini paling banyak dengan pendidikan terakhir SMAsederajat dan paling sedikit dengan pendidikan terakhir SD.

B. Gambaran Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga

Dokumen yang terkait

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Gambaran Distribusi Frekuensi Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Balita Di Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2005

1 41 79

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

0 4 17

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

0 5 119

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS AJUNG KABUPATEN JEMBER

1 21 17

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) Hubungan Antara Fungsi Keluarga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Balita di Puskesmas Kartasura.

0 4 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK KEPALA KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS BANYUDONO I KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 7

Pengaruh Merokok Dalam Keluarga Terhadap Prevalensi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Jajaway.

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA - HUBUNGAN FAKTOR KARAKTERISTIK BALITA DAN PERILAKU PENCEGAHAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS SUMBANG II KECAMAT

0 0 20