Identifikasi Potensi Pencemaran Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2008
BAGIAN F BAGIAN F
59 59
USULAN TEKNIS
kelebihan dalam analisis spasial , tetapi dua hal yang paling penting yaitu :
• Analisis Proximity, Analisis proximity merupakan analisis geografis yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG
menggunakan proses yang disebut buffering membangun lapisan pendukung disekitar layer dalam jarak tertentu untuk menetukan
dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada. • Analisis overlay, Proses integrasi data dari lapisan layer-layer
yang berbeda disebut overlay. Secara sederhana, hal ini dapat disebut operasi visual, tetapi operasi ini secara analisa
membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik. Sebagai contoh overlay atau spasial join yaitu integrasi antara data
tanah, lereng dan vegetasi, atau kepemilikan lahan dengan nilai taksiran pajak bumi.
6. Visualisasi.
Untuk beberapa tipe operasi geografi, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk
menyimpan dan memberikan informasi geografis.
c. Program ArcGis 9.x
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini digunakan program ArcgGis 9.x. ArcGis merupakan software yang di publikasikan oleh ESRI pada
tahun 2000 yang merupakan software unggulan untuk SIG karena menggabungkan feature yang terdapat pada ArcInfo dan ArcView
sekaligus sehingga kita tidak perlu lagi melakukan konversi format data apabila kita menggunakan data coverage maupun shapefile,
bahkan untuk data dalam format CAD seperti DWG dan DXF. ArcGis berlaku seperti ArcInfo dan ArcView sehingga mampu membaca
format data dari kedua software tersebut. Struktur data yang digunakan bisa berupa Coverage maupun Shapefiles. Kumpulan
data yang terdapat dalam satu project dalam ArcGis disebut Map dalam format mxd. ArcGis membagi modul-modul operasi system
dalam beberapa bagian yaitu ArcCatalog explorer modul, ArcMap
Identifikasi Potensi Pencemaran Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2008
BAGIAN F BAGIAN F
59 59
USULAN TEKNIS
Main Modul, ArcToolbox Toolbox Modul dan ArcScene Spatial Analyst 3D Modul.
Proses pembuatan DEM Digital Elevation Model DEM merupakan representasi data raster yang biasa digunakan
untuk menggambarkan pemukaan bumi yang kontinyu. Tingkat keakurasian dari data DEM ditentukan oleh resolusinya jarak antara
titik sample tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat keakurasian DEM adalah tipe data yang digunakan yang terdiri dari
dua jenis yaitu integer dan floating point. Data DEM yang digunakan untuk melakukan pemodelan analisis
spasial 3 dimensi wilayah genangan sungai di sekitar DAS Cileungsi didapatkan dari data SRTM Shuttle Radar Topography Mission.
Dengan menggunakan pemodelan 3 dimensi dengan menggunakan data SRTM akan dapat dibuat visualisasi pemodelan wilayah
pencemaran sepanjang daerah aliran sungai Cileungsi berdasarkan debit air yang memasuki aliran sungai tersebut.
Identifikasi Potensi Pencemaran Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2008
BAGIAN F BAGIAN F
59 59
USULAN TEKNIS
Gambar F.16 Contoh tampilan DEM Digital Elevation Model Pemodelan Tiga Dimensi Wilayah Pencemaran Berdasarkan Debit
Air Sungai Dari data DEM Digital Elevation Model yang telah dibuat
sebelumnya dari data SRTM Shuttle Radar Topography Mission dengan menggunakan tools program ArcGis 9x, maka didapatkan
visualisasi kontur di sepanjang daerah aliran sungai Cileungsi sehingga dapat diketahui nilai ketinggian di titik-titik sample di
sekitar DAS Cileungsi. Dengan menggabungkan data bathimetry sungai Cileungsi data kedalamanprofil sungai dengan data
ketinggian titik-titik sample di sepanjang koridor DAS Cileungsi maka diperoleh volume tiap segmen DAS Cileungsi yang prosesnya
dilakukan dengan menggunakan tools yang tersedia dalam program ArcGIS 9.x. Dengan menganalisis data debit air yang masuk ke
dalam sungai Cileungsi di kombinasikan dengan data peningkatan atau pengurangan konsentrasi serta dilengkapi dengan data volume
kapasitas DAS Cileungsi per segmen maka dapat diketahui wilayah cakupan pencemaran di sekitar DAS Cileungsi yang kemudian dapat
divisualisasikan dalam bentuk peta tematik pada program ArcGIS 9.x.
Identifikasi Potensi Pencemaran Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2008
BAGIAN F BAGIAN F
59 59
USULAN TEKNIS
Gambar F.17 Wilayah koridor daerah aliran sungai yang dibagi persegmen
Identifikasi Potensi Pencemaran Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2008
BAGIAN F BAGIAN F
59 59
USULAN TEKNIS
Gambar F.18 Analisis 3D wilayah cakupan pencemaran dengan menggunakan ArcGis 9.x
Pembuatan Peta Tematik dengan ArcGIS 9.x Dalam pelaksanaan pekerjaan “Identifikasi Potensi Pencemaran
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” akan dihasilkan peta tematik yaitu : peta direct runof, peta baseflow, peta zonasi pencemaran.
Pembuatan peta tematik tersebut menggunakan prinsip operasi overlay yang dilakukan di program ArcGIS 9.x. Prinsip operasi
overlay memanfaatkan informasi geografis dari dataset yang direpresentasikan dengan koordinat geodetik dari data tersebut.
Dengan melakukan overlay pada peta rupa bumi wilayah kajian dengan menggunakan data yang memiliki referensi geografis
dengan syarat memiliki sistem proyeksi dan sistem koordinat yang sama dengan peta rupa bumi yang digunakan maka dapat dilihat
wilayah cakupan data tersebut diatas peta rupa bumi wilayah kajian. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini data yang digunakan
adalah data direct runof, bestflow, temperatur, dan curah hujan, kualitas air sungai dimana keseluruhan data tersebut memiliki
atribut koordinat geografik dengan sistem proyeksi dan sistem koordinat disesuaikan dengan peta rupa bumi yang digunakan.
Identifikasi Potensi Pencemaran Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2008
BAGIAN F BAGIAN F
59 59
USULAN TEKNIS
Gambar F.19 Contoh Visualisasi Operasi Overlay
Identifikasi Potensi Pencemaran Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2008
BAGIAN F BAGIAN F
59 59
USULAN TEKNIS
F.
10 Tahapan Umum Penelitian
Bagan alir dari kegiatan ini dapat dilihat pada gambar F.20 di bawah ini :
Identifikasi Masalah Identifikasi Masalah
Pencemaran sungai akibat buangan organik mengganggu
pada kehidupan menusia juga biota yang hidup didalamnya.
Pokok Permasalahan Pokok Permasalahan
Pemanfaatan air sungai lebih menonjol pada pembuangan
limbah industri
pemukiman. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi sumber pencemar
organik yang potensial terhadap pencemaran Sungai Cileungsi
2. Mengetahui tingkat pencemaran organik
3. Melakukan perhitungan secara teknis Model Streeter Phelps.
Studi Literatur Untuk mendapatkan
informasi yang akan diteliti
A
A Survey Pendahuluan
Identifikasi Potensi Pencemaran Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2008
BAGIAN F BAGIAN F
59 59
USULAN TEKNIS
1
Gambar F.20 Bagan Alir Pekerjaan Secara umum metode penelitian yang dilakukan berupa
pengumpulan data dari kepustakaan, laboratorium dan penelitian lapangan.
Sampling Sampel diambil dengan
metode komposit dan grab sampling.
Analisa Segera Pemeriksaan Temperatur
DO, pH
PENGOLAHAN DATA Data Lapangan
Penentuan koefisien deoksigenasi dan reaerasi Perhitungan matematis menggunakan Rumus Streeter Phelps.
Analisa Laboratorium Analisa DO, BOD, COD
dan parameter lainnya sesuai SNI dan Standar
Methode Pengumpulan Data Sekunder
Data-data diambil dari : 1.
Data kualitas air stream standard
2. Baku mutu limbah cair industri yang membuang limbah ke Sungai
Cileungsi 3. Curah hujan harian 20 tahunan
4. Debit sungai harian Sungai Cileungsi 5. Peta
Overlay Peta Sunagai dan Potensi pencemaran
PETA PROYEKSI Dirrect Runoff, Baseflow,
Temperatur, Curah Hujan Potensi Pencemaran
Penanganan Pencemaran secara normatif
Identifikasi Potensi Pencemaran Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2008
BAGIAN F BAGIAN F
59 59
USULAN TEKNIS
F.10.1 Studi Literatur
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari studi literatur yang berhubungan dengan laporan-laporan terdahulu yang terkait dengan
penelitian ini serta buku-buku pegangan yang dapat dijadikan pedoman sebagai dasar-dasar teori, pemilihan metode sampel serta
rumus matematis yang diperoleh dari berbagai buku text book.
F.10.2 Pengumpulan Data
F.10.2.1 Data Sekunder
Data awal yang dikumpulkan berupa data-data sekunder sebagai data-data penunjang terhadap permasalahan yang diteliti serta
mencari informasi dari instansi-instansi yang berwenang mengenai penelitian yang dilakukan. Mempelajari kemungkinan-kemungkinan
pemilihan lokasi pengambilan contoh air yang benar-benar dapat mewakili badan air Sungai Cileungsi dan dapat dijangkau dengan
pertimbangan kepentingan, tenaga dan waktu. Data-data penunjang penelitian ini diperoleh dari instansi-instansi
terkait sebagai berikut ini :
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Bapedalda Propinsi Jawa Barat, berupa data kualitas air stream standard
yang didasarkan pada Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No.6 Tahun 1999 sesuai jenis industri
tentang peruntukkan air di Propinsi Jawa Barat. Juga data-data lokasi titik sampel yang akan dipantau
karena adanya kegiatan-kegiatan yang secara umum memberi kontribusi pencemaran
Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Kabupaten Bekasi,
berupa data kualitas effluent standard tentang baku mutu limbah cair industri.
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Barat berupa data
curah hujan harian selama 20 tahun serta debit sungai harian 10 tahun.
Dinas PU Pengendalian Banjir Kabupaten Bekasi, berupa profil
sungai Cileungsi dan penampang melintangnya.
Identifikasi Potensi Pencemaran Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kabupaten Bekasi
Tahun Anggaran 2008
BAGIAN F BAGIAN F
59 59
USULAN TEKNIS
Badan Pusat Statistika Kabupaten Bekasi, berupa data mengenai
jumlah penduduk yang berada pada kecamatan-kecamatan yang dilalui Batang Arau dan lain-lain.
Wawancara, merupakan informasi tambahan dalam menunjang
penyelesaian kegiatan ini. Wawancara dilakukan pada masyarakat sekitar pabrik dan industri yang ada di daerah bantaran sungai
Cileungsi.
F.10.2.2 Data Primer
Penelitian lapangan ditujukan untuk pengumpulan data primer dengan melakukan sampling dengan metode sampel yang telah dipilih.
Data yang dijadikan parameter utama dalam penentuan pencemaran organik adalah DO Dissolved Oxygen dan BOD Biochemical Oxygen
Demand serta parameter pendukung yang digunakan adalah pH dan temperatur.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama tahap awal penentuan tingkat pencemaran organik selama 24 jam dan tahap
kedua merupakan penelitian lebih lanjut yang dilakukan pada dua kondisi yaitu kondisi debit sungai pada musim hujan dan musim
kemarau sehingga dapat dibandingkan keadaan Sungai Cileungsi pada kedua musim.
a. Kondisi Awal Sungai Cileungsi