1. Inert Solid
Inert solid merupakan komponen padatan dari lumpur yang tidak bereaksi dengan fasa cair lumpur pemboran. Didalam lumpur pemboran inert solid
berguna untuk menambah berat atau berat jenis lumpur, yang tujuannya untuk menahan tekanan dari formasi.
Inert solid dapat pula berasal dari formasi- formasi yang di bor dan terbawa oleh lumpur seperti chert, pasir atau clay-clay
non-swelling, dan padatan seperti ini bukan disengaja untuk menaikkan density lumpur dan perlu dibuang secepat mungkin biasanya menyebabkan
abrasi dan kerusakan pompa dll. Sebagai contoh yang umum digunakan sebagai inert solid dalam Lumpur
bor adalah : -
Barite BaSO
4
. Keuntungan menggunakan barite adalah murah harganya, barit jenis 4,2
bersih, tidak reaktif mengadung impurities silica sedikit, berwarna putih dan mempunyai kekerasan 2,5-3,5 skala mohs.
- Oksida Besi Fe
2
O
3
. Mempunyai sifat yang kurang sempurna bila dibanding dengan barit,
karena barasif dan berwarna merah, selain itu biaya transportasi dan pengolahan selama proses pembuatannya mahal.
- Calcium Carbonat CaCO
3
. Digunakan terutama pada oil base mud dan mengakibatkan settling ratenya
rendah, mempunyai berat jenis 2,7 dan dapat diperoleh dari kulit kerang atau shell yang dihaluskan kemudian dicuci dan dikeringkan.
- Galena PbS.
Pada formasi yang mempunyai tekanan abnormal umumnya menggunakan galena, karena mempunyai berat jenis yang lebih besar yaitu 6,8 sehingga
diharapkan dapat untuk mengimbangi tekanan normal formasi.
2. Reactive Solid
Reactive solid atau fasa padatan bereaksi dengan sekelilingnya membentuk koloid yang merupakan suspensi yang reaktif terdispersi dalam fasa kontinyu
sifat koloid lumpur yang merupakan lembaran clay yang berukuran 10-20
Amstrong dan terdispersi dalam fasa kontinyu air. Dalam hal ini clay akan menghisap fasa cair air dan memperbaiki lumpur dengan meningkatkan
densitas, viskositas, gel strength serta mengurangi fluid loss. Mud engineer biasanya membagi clay yang digunakan untuk lumpur
menjadi tiga, yaitu : montmorillonite, kaolinite dan illite. Montmorillinite yang paling sering digunakan karena kemampuannya yang mudah swelling
menghasilkan clay yang homogenous bercampur dengan fresh water. Dalam literature pemboran manual, montmorillonite direferensikan dengan bentonite,
karena bentonite identik dengan clay montmorillonite. Atau dengan kata lain, dalam lumpur pemboran, yang bertindak sebagai reactive solid adalah
bentonite. Bila bentonite bercampur dengan air, maka akan terbentuk lumpur yang
berbentuk koloid. Air yang bercampur dengan bentonite ini adalah air tawar. Bila yang menjadi bahan dasar adalah air laut, maka yang menjadi rektive
solinya adalah attapulgite, dimana attapulgite dapat bereaksi dengan air asin maupun air tawar.
3.1.2.3. Fasa Kimia