perhatian dalam pemonitoran dan pengontrolan untuk menjaga fungsi-fungsi tertentu dalam operasi pemboran.
3.1.3.1. Densitas
Densitas lumpur pemboran atau berat lumpur didefinisikan sebagai perbandingan berat per unit volume lumpur. Sifat ini berpengaruh terhadap
pengontrolan tekanan subsurface dari formasi, sehingga dalam operasi pemboran densitas lumpur harus selalu dikontrol terhadap kondisi formasinya agar diperoleh
performance atau kelakuan lumpur yang sesuai dengan fungsi yang diharapkan terhadap formasi yang dibor.
Pengaturan densitas lumpur merupakan faktor penunjang keberhasilan pemboran. Densitas lumpur yang relatif terlalu berat bagi suatu formasi
memungkinkan terjadinya lost circulation, sebaliknya densitas lumpur yang relatif terlalu kecil akan menyebabkan terjadinya blow out. Pengontrolan densitas
lumpur dapat dilakukan dengan jalan penambahan zat-zat aditif yang umum dipakai untuk memperbesar harga densitas antara lain yaitu : barite SG = 4.3,
limestone SG = 3.0, galena SG = 7.0 dan bijih besi SG = 7.0. sedangkan untuk memperkecil atau mengurangi densitas lumpur pada umumnya dipakai
aditif seperti air dan minyak. Cara lain untuk memperkecil densitas adalah dengan jalan pengurangan kadar padatan lumpur di pemukaan. Penambahan densitas
lumpur dilakukan pada satu siklus sirkulasi viscositasnya harus kecil karena dengan penambahan berat lumpur ini akan terjadi kenaikan viscositas. Densitas
lumpur dipengaruhi oleh temperatur, densitas akan tururn jika temperaturnya naik. Satuan densitas dapat pula dinyatakan dalam gradient tekanan dengan satuan-
satuan yang umum dipakai adalah : o Pounds per gallon, ppg lbgallon
o Pounds per cubic feet lbcuft o Psi per 100 feet depth psi100ft
o Specific gravity SG Besarnya densitas akan menentukan tekanan hidrostatik kolom lumpur
pemboran seperti ditunjukkan pada persamaan berikut :
D P
m m
433 .
33 .
8
........................................................................3-2
D P
m m
052 .
.......................................................................3-3 keterangan :
P
m
= tekanan hidrostatik kolom lumpur, psi.
m
= densitas lumpur, ppg. D
= Depth, ft. Dan
w m
m
SG
........................................................................................3-4 karena densitas air tawar adalah konstan, yaitu 8.33 ppg maka persamaan diatas
dapat berubah menjadi :
m m
SG
33
. 8
.............................................................................3-5 keterangan :
m
= densitas lumpur, ppg
w
= densitas air tawar, ppg SG
m
= Specifik Gravity lumpur Pengontrolan densitas lumpur pemboran tergantung pada maksud tujuan
jenis lumpur tersebuat akan digunakan dalam operasi pemboran.
3.1.3.2. Viskositas