dijawab. Pertanyaan untuk responden berupa pertanyaan tertutup yang sudah disertai jawaban pertanyaan dan pertanyaan terbuka untuk menggali informasi.
Selain itu dilakukan wawancara dengan informan kunci merupakan pihak yang memberikan keterangan tentang daerah tersebut. Pemilihan informan dilakukan
secara purposive, informan kunci yang dipilih adalah tokoh masyarakat Gili Trawangan.
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data hasil kuesioner dari responden akan diolah dengan menggunakan Microsoft excel 2007.
Selain analisis data kuantitatif, dilakukan pula analisis data kualitatif sebagai pendukung melalui wawancara dengan informan serta
pembicaraan dengan responden yang dilakukan melalui wawancara dengan pertanyaan terbuka. Data ini digunakan untuk mempertajam hasil penelitian.
Data kuantitatif akan diolah melalui tiga tahapan, antara lain reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sugiyono 2008 mendefinisikan tahap-
tahap analisis data sebagai berikut. 1. Reduksi data: merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dan mencari tema serta pola data yang diperoleh. 2. Penyajian data: menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart, dan lain-lain; untuk mempermudah peneliti dalam mengorganisir data, menyusun pola dan memahami data
yang diperoleh. 3. Penarikan kesimpulan yang menghasilkan temuan baru atas obyek
penelitian. Data kuantitatif diperoleh melalui penyebaran kuesioner di lapangan yang
diperkuat dengan teknik wawancara langsung dengan responden. Pengolahan data dilakukan dengan tabel frekuensi untuk menghitung persentase jawaban
responden yang dibuat dalam bentuk tabulasi silang untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu untuk melihat adanya pengaruh karkteristik responden
dengan persepsi masyarakat terhadap beberapa hal.
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Gili Trawangan
Gili Trawangan merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di pinggir pulau Lombok. Dahulunya pulau ini merupakan pulau yang pernah dijadikan
tempat pembuangan narapidana. Sebelumnya pulau sering dijadikan tempat bercocok tanam, lalu pada waktu itu karena semua penjara sedang penuh maka
raja membuang pemberontak Sasak ke pulau ini. Namun, pada tahun 1970-an penduduk Sulawesi atau suku Bugis berkunjung ke Gili Trawangan yang
kemudian menetap di Gili Trawangan. Dengan adanya kedua suku tersebut dalam satu pulau maka terjadilah pertukaran budaya antara keduanya.
Gili Trawangan terletak di kawasan Gili Indah. Gili Indah merupakan kawasan tiga pulau kecil yang terletak di dalam satu pemerintahan desa yaitu desa
Gili Indah. Beberapa orang menyebut kawasan ini dengan sebutan Gili Mantra yaitu Gili Meno, Air dan Trawangan. Gili Trawangan adalah pulau terbesar dari
ketiga pulau kecil atau Gili yang lain. Gili Trawangan juga merupakan Gili yang ketinggiannya diatas permukaan laut cukup signifikan. Awalnya Gili Trawangan
hanya berpopulasi tidak lebih dari 500 orang, seiring berjalannya waktu populasi tersebut bertambah menjadi sekitar 800 jiwa, lalu pada tahun 1980-an Gili
Trawangan mulai dipromosikan sebagai daerah wisata. Gili Trawangan tidak banyak di tempati dan tidak banyak mempunyai fasilitas pariwisata dan hanya
mempunyai beberapa fasilitas pariwisata seperti losmen yang pertama kali dibuat yang di beri nama pak majid losmen, sehingga losmen tersebut memancing
fasilitas pariwisata lain bermunculan hingga saat ini Gili Trawangan memiliki fasilitas paling banyak dibandingkan dua gili yang bertetanggaan dengan Gili
Trawangan. Kawasan Gili Trawangan berada dibawah pengelolaan Direktur Jendral Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang membentuk sebuah UPT
dengan nama Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional yang berkedudukan di Kupang NTT sejak tahun 2001.
4.2 Letak dan Luas