Ikhtisar Local Institutional Effectiveness Againts Tourism Management System (Studies in Gili Trawangan, Gili Indah Village, Pamenang District, Nusa Tenggara Barat Province)

lalu di tempel di daerah-daerah tertentu di sudut-sudut pulau untuk memudahkan sosialisasi, biasanya hal ini dilakukan untuk mensosialisasikan aturan baru.

5.5 Ikhtisar

Awig-awig merupakan salah satu bentuk kelembagaan lokal yang ada di Gili Trawangan. Awig-awig merupakan aturan lokal tidak tertulis yang dibentuk masyarakat Gili Trawangan dengan kesepakatan bersama. Awig-awig dibuat berdasarkan norma serta adat masyarakat Gili Trawangan. Aturan lokal ini dibuat dengan tujuan untuk melindungi masyarakat dan lingkungan Gili Trawangan. Pariwisata Gili Trawangan tahun ketahun terus berkembang sehingga dibutuhkan aturan-aturan yang dapat melindungi Gili Trawangan. Sehingga masyarakat berfikir bentuk aturan lokal seperti awig-awig lah yang cukup efektif mengelola pariwisata di Gili Trawangan ini. Berdasarkan tempat dan fungsinya Awig-awig dibagi menjadi empat, yaitu; Awig-awig Darat, Laut, Gubuk dan Pergaulan sosial. Awig-awig darat merupakan peraturan yang bertujuan melindungi lingkungan darat, Awig-awig laut merupakan peraturan yang bertujuan melindungi lingkungan di Laut, Awig-awig Gubuk merupakan peraturan mengenai larangan melakukan tindakan kriminal, Awig-awig pergaulan sosial merupakan peraturan mengenai tata perilaku dan pergaulan. Terdapat wujud kontrol dan sosialisasi masyarakat terhadap Awig-awig, yaitu dengan adanya sebuah sanksi sebagai wujud kontrol masyarakat terhadap siapapun yang melanggar Awig-awig. Awig- awig merupakan aturan tidak tertulis seperti pasal dalam undang-undang maka bentuk sosialisasi masyarakat yaitu dengan mensosialisasikan secara lisan aturan- aturan lokal tersebut.

BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PEMAHAMAN DAN

IMPLEMENTASI WISATAWAN DOMESTIK DAN WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP TINGKAT PELANGGARAN ATURAN LOKAL

6.0 Pendahuluan

Aturan lokal yang ada di Gili Trawangan merupakan aturan lokal yang dibuat masyarakat Gili Trawangan untuk melindungi Gili Trawangan dari perilaku negatif wisatawan mancanegara dan domestik yang dapat merusak lingkungan dan masyarakat Gili Trawangan. Tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi yang berbeda dari wisatawan mancanegara dan domestik dapat menimbulkan kendala yang berbeda pada aturan lokal untuk mengatur perilaku wisatawan. Hubungan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan dengan tingkat pelanggaran yang terjadi pada aturan lokal dapat menunjukan aturan lokal dapat tersampaikan dengan baik atau tidak pada wisatawan serta dapat menunjukan efektivitas aturan lokal untuk mengatur perilaku wisatawan mancanegara dan domestik. Pada bab ini dipilih aturan lokal yang memiliki jumlah pelanggaran tertinggi dan jumlah pelanggaran terendah dihubungkan dengan tingkat pengetahuan, pemahaman dan implementasi wisatawan untuk efektivitas aturan lokal tersebut mengatur perilaku wisatawan mancanegara dan domestik. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran terendah pada wisatawan mancanegara dan domestik merupakan awig-awig nomor 4, yaitu aturan mengenai larangan melakukan tindak kriminal. Aturan lokal dengan tingkat pelanggaran terendah ini. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi dibagi menjadi dua bagian, yaitu aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara dan aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan mancanegara merupakan awig-awig nomor 1, yaitu aturan mengenai larangan memakai bikini atau pakaian renang di kawasan penduduk. Aturan lokal dengan jumlah pelanggaran tertinggi pada wisatawan domestik merupakan awig- awig nomor 9, yaitu aturan mengenai zona khusus menyelam.

6.1 Hubungan Tingkat